Prolog

71.5K 1.8K 11
                                    

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum, gimana kabar kalian? Wow udah lama ngga nyapa kalian dengan khayalan aku. Wkwkwk.. dan kali ini aku muncul menyapa kalian dengan cerita berbeda. Jauh dari pengalamanku sihh tapi tetap pada jalan cerita muhasabah diri, mungkin dalam suguhan yang berbeda.

Okelah! Selamat menikmati, ambil sisi baiknya dan buang sisi buruknya. Jangan lupa kasih bintangnya dan jangan lupa juga tinggalkan jejak kalian dikolom komentar, berharap cerita ini banyak disukai. Aminnn 🙏

Salam,

Miss. Dee

🕊️🕊️🕊️

AKU (BUKAN) ISTRI SIMPANAN

Author POV

"Morning," sapa Ilham kepada sang istri yang tengah menata beberapa makanan ke atas meja makan. Ilham mendekati sang istri sesampainya di ruang makan.

"Morning too." Balas Lidya yang menghentikan sejenak kegiatannya saat Ilham mengecup keningnya. Seperti biasa, setiap pagi Ilham memberikan satu kecupan di dahi sang istri. Begitupun pagi ini. Masih dengan kemeja yang sama saat ia berangkat semalam untuk jaga malam, Ilham menyempatkan diri untuk sarapan seperti biasa.

"Gimana? Aman semalam?" Sambungnya sambil menuangkan susu ke dalam gelas.

"Kebetulan malam ini pasien penuh," jawab Ilham menjelaskan kondisi semalam di rumah sakit. Ilham menarik kursi kosong dan kemudian duduk di sana.

"Oya sayang, nanti bantu Mas susun baju ya." Pinta Ilham seraya meraih gelas yang baru diisi susu oleh Lidya lalu meneguk susu itu perlahan.

"Mas mau kemana emang?"

"Bandung." Ilham meraih sekeping roti lalu mengoleskannya dengan selai kacang favoritenya. "Rencananya mas mau ambil kasus buat tugas disalah satu desa di sana," ungkapnya kemudian.

Memang saat ini, selain bekerja sebagai salah satu dokter. Ilham merupakan salah satu dari puluhan dokter yang tengah mengambil spesialis disalah satu fakultas kedokteran di Jakarta.

"Berapa lama?"

"Seminggu, kenapa?" Ilham mengerutkan keningnya, binggung.

"Sorry, Ya ngga bisa bantu Mas. Ya harus pergi sekarang,"

Ya, begitu Lidya menyebut namanya. Lidya menunduk menyesal.

"Lohh bukannya sayang hari ini jaga siang??" Ilham menatap bingung Lidya.

"Iya mas, sorry Ya lupa ngasih tau kalau hari ini itu.. Ya diminta untuk ngisi seminar, ngga apa-apa kan mas?"

Lidya menyelipkan poni panjangnya kebelakang telinga, menatap ragu mata Ilham yang sejak tadi menatapnya.

Ilham menarik napas panjangnya. "Pergilah, toh kamu udah menyanggupinya bukan."

"Thank you sayang, udah mau memahami Ya." Lidya tersenyum menatap Ilham.

Lidya tau betul watak Ilham, suaminya itu. Ilham akan melakukan apapun demi membahagiakannya.

Bagi Lidya menyibukkan diri dengan bekerja mampu menghilangkan rasa jenuhnya. Karena hingga saat ini, setelah tiga tahun pernikahan mereka, Lidya belum hamil kembali pasca dua kali keguguran beberapa bulan lalu. Kecapean. Mungkin itu menjadi salah satu faktornya.

Setelah lulus, memang Lidya memutuskan untuk melanjutkan kuliah spesialisnya sedangkan Ilham bekerja. Dan setelah Lidya lulus, barulah Ilham melanjutkan kuliah spesialisnya sambil bekerja. Dorongan situasi juga yang menjadi faktor Ilham memutuskan untuk mengambil spesialisnya.

"Yaudah roti sama susunya dihabisin ya. Ya pergi dulu, Assalamualaikum." Lidya menyalami tangan Ilham, tanda hormatnya pada sang suami. Lalu beranjak pergi.

"Waikumsalam." Ilham menatap kepergian Lidya hingga sosoknya menghilang dari balik pintu dapur.


To be continue...

Bekasi, 15 Februari 2019

AKU (BUKAN) ISTRI SIMPANAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang