Tiga

24.4K 944 16
                                    

Aysha Ailani Arka

🕊️🕊️🕊️

Aysha POV

"Sha cariin, eh kak Ilham ada disini." Ujarku saat menghampiri kak Ilham yang tengah duduk di sebuah pendopo kecil yang berada disisi persawahan. Tempat yang biasa digunakan para petani untuk beristirahat.

"Beres?" Dia melirikku sesaat sebelum akhirnya memfokuskan kembali pandangannya pada kameranya.

"Beres. Abah udah makan, udah minum obat dan sekarang lagi istirahat dirumah." Ungkapku seraya memperhatikannya.

"Sha minta maaf. Gara-gara Sha ngurus Abah dulu kak Ilham jadi nungguin Sha diluar, panas-panas begini lagi. Tadi kenapa kak Ilham ngga ikut aja sekalian ke rumah Sha?"

"Ngga apa-apa Sa, lagian tadi kak Ilham sekalian sholat berjamaah di masjid. Sa juga ngga perlu minta maaflah, Abah kan kewajiban Sha. Kak Ilham ngga mau gara-gara bantu kak Ilham, Sha jadi ngelantarin Abah."

Kak Ilham memfokuskan kameranya kearah persawahan yang nampak bagai karpet hijau yang terbentang luas. Maklum saat ini di desaku tengah musim tanam, hingga semua lahan pertanian nampak hijau.

"Sha kok ngga kasih tau kak Ilham, kalau ada pemandangan sebagus ini? Walaupun mataharinya terang menyerang tapi udara disini sejuk, pemandangannya pun bikin hati tenang." Sambungnya tanpa mengalihkan pandangannya padaku.

Tak berselang lama suasana menjadi hening, kak Ilham terlihat asik membidik kameranya.

"Abah pasti beruntung punya anak seperti Sha. Sha mau merawat Abah, mengorbankan kuliah Sha demi Abah." Kak Ilham terdengar memecahkan keheningan diantara kami. Sekilas aku melihat ia mengarahkan pandangannya padaku, sebelum akhirnya ia kembali memfokuskan pandangannya pada kameranya.

"Abah cuma punya Sha dan Sha cuma punya Abah. Buat Sha, saat ini kesehatan Abah lebih penting." Jawabku yang ikut menikmati hijaunya persawahan dihadapan kami dan membiarkan kak Ilham yang asik membidik kameranya.

"Sha tau ngga, hidup ini bagaikan kita memotret. Harus fokus, biar hasil yang kita dapat pun bisa indah. Sha harus percaya, semua akan indah." Sekilas aku mengarahkan pandanganku pada kak Ilham, aku melihatnya masih asik dengan kameranya.

"Cantik," gumamnya yang membuat aku langsung mengarahkan kembali pandanganku kearahnya. Terlihat dia tengah mengarahkan kameranya kearah ku.

"Kak Ilham ambil gambar Sa?" Tanyaku penuh selidik. Kak Ilham hanya tersenyum dan terus mengarahkan kameranya kearah ku.

"Udah dong kak, Sa malu." Aku mencoba memalingkan wajahku dari bidik kameranya.

"Kamu itu cantik pake kerudung itu," ujar kak Ilham seraya terus memandangi layar kameranya.

"Hah?! Maksud kakak kemarin-kemarin aku ngga pantes paket kerudung?" Tanyaku memastikan.

"Bukan-bukan. Pantes kok, cuma.. hari ini beda aja. Cantik. Kamu mau liat?" Tawarnya seraya mengarahkan kameranya padaku.

Aku pun mengambil alih kameranya. Melihat satu persatu hasil bidik kak Ilham di kameranya.

"Bagus kan fotonya? Cantik," reflek aku langsung mendongakkan kepalaku kearahnya, mengerutkan dahiku menatapnya.

"Maksudnya.." beberapa saat kak Ilham mengantungkan ucapannya, sebelum akhirnya ia melanjutkan ucapannya. "Kak Ilham tuh suka banget kalau liat perempuan berhijab, menurut kak Ilham perempuan itu (perempuan berhijab) udah memutuskan suatu pilihan yang benar. Selain untuk menutup aurat tapi berhijab bisa juga untuk melindungi dirinya sendiri dari tindakan-tindakan yang tak sepatutnya."

AKU (BUKAN) ISTRI SIMPANAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang