"Yang aku kira hanya sebatas itu, ternyata masih enggan berlalu"
Ada banyak ekspetasi, rencana, perandaian atau bahkan mimpi yang masih tersimpan rapi dalam satu sudut kosong pikiran. Tidak ada yang salah dalam membangun imajinasi, meski pada akhirnya tetap akan bertaruh pada realisasi. Banyak manusia yang berencana hanya sampai bagaimana selesainya mimpi, tetapi tidak berpikir jauh mengenai bagaimana setelah terwujudnya sebuah mimpi. Pemikiran ini mungkin rumit dan terlalu dini bagi seseorang yang masih akan beranjak menjadi remaja, segala pemikiran dan perkiraan yang dilakukan pasti akan mudah goyah dengan ada atau tidaknya permasalahan besar. Akan tetapi, kita sering kali lengah pada hal sederhana yang cukup memiliki pengaruh besar dalam perubahan seseorang.
Seusai kegiatan yang melelahkan selama beberapa hari dalam rangkaian masa orientasi sekolah, para siswa baru disibukkan kembali dengan kegiatan pembagian kelas secara acak yang cukup membuat suntuk karena harus mengantre lama agar dapat melihat daftar kelas mana yang ada nama kita di papan pengumuman. Selain melihat daftar nama, dalam panjang antrean ini para siswa akan mendapatkan bingkisan berisi peralatan sekolah dan satu pasang seragam olahraga. Sebagian siswa yang telah mengetahui letak kelas bergegas menuju kelas masing-masing untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Kegiatan yang dimaksud yaitu perkenalan di dalam kelas bersama wali kelas dan pembagian struktur kelas serta jadwal piket. Suasana sekolah setelah kegiatan masa orientasi berakhir kembali kondusif dengan aktifnya kembali jadwal pelajaran untuk kelas 8 dan 9. Mengenai di mana kelas Kayla berada, ia mendapat kursi di kelas 7F yang juga temasuk kelas Arin, Panji dan Rama. Sesuai dengan harapan, Kayla dan Arin disatukan dalam kelas yang sama.
"Gila!! Demi apa kita bisa sekelas gini?!" seru Arin yang sudah duduk satu bangku dengan Kayla diikuti Rama dan Panji yang duduk tepat di belakang mereka. "Padahal aku kira kamu di 7A Kay, tapi ternyata kelasnya diacak."
"Iyasih, katanya ini dicampur gitu biar adil, jadi gak ada namanya kelas unggulan." Jawab Kayla yang turut senang.
"Heboh banget, kalian," sela Rama yang sedang memainkan ponselnya. "Mending mabar, sini."
"Yaelah, Ram, udah tahu kita enggak bisa mainnya." Jawab Arin dengan malas.
"Woilah, Ram, fokus!" celetuk Panji yang juga sedang bermain game.
Rama pun kembali fokus pada ponselnya, begitupun Kayla dan Arin yang melanjutkan obrolan yang sempat terhenti karena Rama.
***
"Eh, Kay! Itu kan Kakak yang kemarin, yang waktu kita di lapangan terus dia ngelucu. Inget, kan? Sumpah, ya, dia itu punya karisma sendiri yang bikin aku jadi kagum." Ujar Arin yang menuntun Kayla untuk melihat kakak Osis yang dimaksud.
Setelah menyelesaikan pembagian struktur dan jadwal piket kelas, para siswa baru dibebaskan sampai pulang sekolah. Banyak siswa yang memanfaatkan kesempatan itu dengan pergi ke kantin, berkumpul di dalam kelas atau hanya bersantai di teras kelas seperti yang Arin dan Kayla lakukan.
"Astaga, iya! Emang sih, pesonanya bikin mood yang lihat jadi good," balas Kayla yang turut menikmati pemandangan sang kakak kelas tengah bersantai di bawah pohon. "Kamu tau gak, Rin? Bisa dibilang dia tuh ga secakep lainnya tapi tipikal orang yang bikin nyaman, gitu, ngertikan maksudku?
"Iyaaa, bangettt. Aku paham Kay, kalo dilihat juga yang notice dia cuma kita, maksud aku tuh kayak cuma kita yang nge-fans dia. Diem-diem lagi ehehehee...."
"Bener, kita cukup kagum dalam diam aja. Btw, aku lupa namanya hehehe...."
"Ampun deh Kay, namanya tuh Kak Rega,"
"Ohiya itu, Kak Rega hehehe...."
Disela obrolannya denga Arin, tiba-tiba ada orang lain yang menghampiri mereka berdua. Entah sudah mendengar obrolan Kayla dan Arin atau mungkin belum sampai dengar, tetapi membuat Kayla dan Arin khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
LANGIT (Versi Baru)
RomanceWARNING : DON'T COPY MY STORY !! ____________ Tentang sudut pandang Kayla Jovianne Edrea mengenai kisah masa lalunya yang belum benar-benar usai, hingga akhirnya ia kembali bernostalgia dan berharap menemukan jawaban yang selama ini ia cari dengan b...