Sora kembali menekan bel. Ia angkat jam yang melingkar pada tangan kirinya. Dengan tangannya itu juga, Sora menaikan tas ungu yang hampir merosot dari bahunya. Sedang tangan lainnya sibuk memegangi sekeranjang buah yang menjadi alasannya berada di sini.
Penantian Sora akhirnya berujung. Perlahan gerbang kayu di depannya membuka ke dalam. Wajah Sora cerah. Ia hendak beranjak tapi kedahuluan sebuah mobil hitam yang keluar dari balik gerbang tersebut.
Awalnya Sora merasa ia tidak ada urusan dengan mobil itu, maka Sora pun melihat ke arah lain. Ternyata mobil hitam itu berhenti tepat di depan Sora, membuatnya berfikir bahwa mobil itu sedang menunggunya. Gadis itu pun mencoba menerawang ke dalam. Tidak jelas memang, tapi ia yakin seorang pria berada di sana.
Sora berfikir dan mencoba menebak, “Presdir Kim?”
Tapi Sora harus kembali menelan ludah. Tepat setelah Sora membuka suara, mobil hitam itu melesat pergi. Sora sedikit malu ketika menyadari bahwa ia baru saja salah mengira orang.
“Ah kenapa aku bodoh? Tidak mungkin kan Presdir berpergian ketika ia sedang sakit?” ujar Sora pada dirinya sendiri sambil menatap mobil hitam yang semakin hilang dari pandangan.
Sora memutuskan untuk menekan bel sekali lagi. Kali ini benar-benar berhasil. Terdengar suara wanita yang sudah dikenalnya dari intercom. Wanita itu menyuruhnya masuk. Kemudian gerbang terbuka untuk Sora.
****
Mobil Yesung telah berjalan selama 10 menit, masih jauh jarak yang harus ia tempuh menuju dorm. Ia sudah merasa lapar dan ingin cepat-cepat sampai.
Sebenarnya ia masih rindu masakan ibunya. Dia juga masih ingin ngobrol banyak dengan orang tuanya. Tapi kelakuan ayahnya tadi benar-benar menjengkelkan. Membuat rindunya tiba-tiba lenyap saat mengingatnya dan yang ia inginkan hanya pergi dari sana.
Lampu merah menghentikan mobil Yesung. Sambil menunggu entah kenapa kejadian 10 menit yang lalu memenuhi pikiranya. Gadis yang menurutnya lumayan dengan raut muka yang tampak polos. Yesung berandai mungkin saja ia akan mengiranya murid SMA kalau saja gadis itu tidak mengenakan seragam kantor.
“Ia memanggilku dengan sebutan presdir. Apa mungkin dia salah satu pegawai Abeoji? Tapi mau apa dia ke rumah?”
Yesung mencoba mengingat-ingat lagi dan berfikir tentang keranjang buah yang dibawanya.
“Keranjang buah? Dia seperti akan mengunjungi orang sakit atau orang yang baru punya rumah baru.”
Yesung terdiam, memikirkan kalimat terakhirnya yang rasanya ada benarnya. Tadi ia juga sempat berfikir membeli buah untuk Abeoji-nya saat sedang perjalanan pulang, tapi tidak jadi karna ia terlalu terburu-buru.
“Rupanya gadis itu juga sama-sama telah dibodohi Abeoji. Tsk.”
*****
Tuan dan Nyonya Kim sudah menanti Sora di dalam. Mereka selalu senang saat Sora berkunjung. Bagi mereka Sora sudah seperti anak kandung mereka sendiri. Pernah suatu hari Sora tidak sengaja berpapasan dengan Nyonya Kim di jalan. Nyonya Kim yang baru pulang dari klinik mengajak Sora untuk ke salon bersama. Sora awalnya menolak tapi bukan Nyonya Kim namanya bila tak mampu meyakinkan orang.
Sepanjang mereka di salon banyak orang yang mengira kalau mereka adalah pasangan ibu-anak. Nyonya Kim hanya tertawa sedangkan Sora sedikit merasa tidak enak. Bahkan bagi beberapa orang pegawai salon yang sudah mengenal Nyonya Kim mengira Sora adalah menantunya karna mereka tahu Nyonya Kim tidak mempunyai seorang putri.
Sekarang pun begitu. Nyonya Kim langsung mendekap Sora hangat. Sora yang mulai terbiasa dengan perlakuan tersebut membalas pelukannya. Sedangkan pada Tuan Kim, Sora hanya membungkuk penuh hormat. Tentu saja ia tidak ingin terlalu dekat dengannya mengingat Tuan Kim merupakan atasannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghanda, Miina!
FanfictionYesung memilih bernyanyi sebagai profesinya sampai kapan pun. Tapi ayahnya menolak karna menurutnya bekerja di perusahaan milik keluarganya sendiri adalah yang terbaik. Yesung yang awalnya merasa kesal mulai melunak sejak pertemuannya dengan Han Sor...