Terimakasih kepada para pembaca yang sudah membaca part sebelumnya
semoga kalian juga bisa menikmati cerita part 4
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"aku diet" ucap bela kepadaku dengan senyum lebarnya.
"diet? Mau sekurus apa lagi?"ucapku pada bela lalu kami terdiam larut dalam pikiran masing-masing. Aku yakin jika lucas akan mendekati lani sebentar lagi, jika apa yang aku tebak benar-benar jadi kenyataan. Ini akan menjadi sangat menarik, cinta segitiga? Mungkin bisa terjadi atau lucas hanya mencari keuntungan tapi kenapa harus lani yang dia incar sedangkan bela sudah bisa ia genggam dengan mudahnya.
"hmmm jadi sebenernya?" ucap bela setelah menghabiskan makanannya
"aku diet itu karena kata anak-anak lain lucas itu suka dengan wanita yang kamu taulah gimana" ucap bela menatapku dengan tatapan yang sangat mudah ditebak, ia ingin aku iba dengan dia
"kenapa? Kamu bilang lucas itu aneh tadi dan sekarang kamu mau jadi apa yang lucas inginkan? Kamu mau jadi mirip koin dengan wajah yang berbeda hahaha" ucapku sedikit tertawa dihadapannya
"ahhh, kamu ga tau aja ya pengaruhnya dia tuh besar banget. Walaupun dia itu bad boy atau semacamnya. Dia tetap yang paling bersinar" bela meminum minumannya lalu menghela nafasnya
"maksudnya? Pengaruh apa yang dia punya?" aku mencondongkan badanku
"EEYYY BELAAAAAAA" suara teriakan lelaki dari belakang punggungku. Penganggu pikirku
"OHHH EDWARD" bela juga membalas teriakan orang yang bernama Edward
"aku duluan ya" ucap bela yang mulai membersihkan bibirnya
"kamu bilang habis uang banyak?" ucapku sedikit tersenyum, bela hanya membalas senyumku lalu pergi meninggalkan aku duduk sendirian dikantin.
Samar-samar aku bisa mendengar bisikan para wanita yang sedang berada disebalah mejaku, jangan salahkan antek-antek yang dimiliki lucas. Edward dan dimas, seperti 2 pasangan yang tidak akan meninggalkan tuannya. Proporsi yang mereka miliki juga tidak kalah dengan lucas, sama halnya dalam setiap dogeng yang kalian dengar. Setiap cerita psti memiliki seorang pangeran. Bagaimana jika pangeran itu bukan hanya 1 melainkan ada 3, untuk menjadi seorang raja yang kau butuhkan adalah menyingkirkan pangeran yang lainnya bukan? Mungkin itulah yang mereka lakukan saat ini.
"bela lagi dan Edward lagi, mereka berdua tuh ada hubungan papa? Ucap seseorang yang berda disebalhku
"kurang tau juga, cuman dari cerita yang aku denger. Si bela jadi cewe mainan mereka" temannya menimpali
"hmm kasian juga sih jadi bela tapi siapa yang ga mau masuk ke lingkungan lucas coba" ucapnya sambil tertawa
"iyalah, cuman butuh modal banyak ya. Merekakan ga kayak kamu, kalau akhir bulan mulai ngirit hahaha"
"ohh gitu yaa, awas aja nanti kalau mau minta temenin beli makan" mereka berdua tertawa.
Apa yang hebat dari seorang lucas, dia sama dengan kalian berdua. Aku mendengar bisikan yang agak riuh dari balik punggungku. Pasti ada seseorang yang sedang datang kemari, aku menghela nafasku. Hari ini tidak terlalu menarik untukku, aku mulai meminum pesananku. Aku harus pergi dari tempat ini lalu pergi menuju café depan kampus. Lebih baik aku duduk disana dari pada ditempat ini. Suara bisikan itu makin ramai, aku menjadi sangat tidak nyaman dengan suara-suara itu. Aku mulai berdiri dan mengambil tasku.
"ettttt, sebentar" ucap lelaki yang sedang berdiri disampingku, ia sedang memegang pundakku
"apa>" ucapku menoleh kearah lelaki itu
"temen lani?" ucapnya memamerkan deretan gigi rapihnya, aku bisa mencium aroma parfum yang ia kenakan saat ini. Ia terlalu dekat denganku.
"kenapa?" ucapku menyingkirkan tangannya dari pundakku
"ga usah banyak basa-basi, aku sibuk" aku berjalan meninggalkan dimas lalu dia menarik tanganku
"ada apaaa?" ucapku dengan nada kesal lalu melepaskan genggamannya ditanganku. Ia makin mempererat genggamannya lalu menarikku.
"bisa tidak jangan tarik aku, kamu tau cara memperlakukan wanita dengan benarkan?" ucapku yang sedang mengikuti langkah besarnya dari belakang kemudian dia melepaskan genggamannya.
"kalau kamu ga teriak dari tadi, aku juga ga bakal narik kamu" ucapnya dimas yang melepaskan genggamanku dan menoleh ke arahku.
"bisa dijelaskan? Aku teriak? Yang benar saja" ucapku tertawa
"kamu yang menarik perhatian orang-orang bukan aku, jadi? Apa yang kamu mau?" ucapku
"lucas mau ketemu sama kamu?" dimas menarik tanganku lagi lalu makin memperbesar langkahnya sehingga aku harus berlari-lari kecil untuk menyamakan langkah besarnya itu.
"ada apa dengan lucas?" aku semakin penasaran dengan lucas tapi aku tidak mau bermain-main dengan orang yang terlalu menarik perhatian seperti dia. Tidak menyenangkan jika melihat orang seperti dia menderita, terlalu banyak penyokong yang akan membantunya. Dimas tidak menjawab pertanyaanku. Ia masih menarikku entah keman dia akan membawaku. Aku meoleh kekanan dan kekiri, jalan yang ia ambil adalah jalan menuju kelas yang akan aku masuki.
Kami sampai didepan kelas yang akan aku masuki, dimas menarikku masuk kedalam kelas. Ia melepas genggamannya.
"jadi kamu temen deket lani?" ucap lucas yang sedang duduk
"apa?" ucapku menaikkan alisku, aku heran dengan orang yeng menggunakan cara yang kekanakan seperti dia.
"kamu kira kita masih di SMA, pakai acara tarik menarik? Kalau mau tanya yang jelas, ga usah pakai cara katro kayak tadi" ucapku duduk dihadapan lucas.
"hmmm jadi kamuu tipe yang kayak gini" ucap lucas lalu membuka buku yang entah sejak kapan sudah ada dihadapannya.
"tidak asik" ucapnya lalu meninggalkanku dengan wajah bingung. Aku menatap dia yang sedang berdiri lalu mengangkat kedua bahunya dan meninggalkan aku. aneh? Dia tidak sama dengan orang-orang yang selama ini kuamati. Lucas mungkin sama sepertiku namun dia bukan orang yang akan bermain dengan orang-orang yang bukan dari kalangan kelas yang sama dengan dia.
Sedikit menarik, aku mengusap perge;angan tanganku yang memerah akibat ulah dimas. Aku berdiri dan meninggalkan ruangan kelas, sangat membuang-buang waktu jika dia hanya ingin melakukan hal yang tadi. Untung saja aku tidak terpesona melihat wajahnya yang tadi. Jika bela yang sedang ada diposisiku au yakin dia akan menunjukkan wajah pemalunya yang membuatku sedikit geli jika ia melakukan hal itu. Kami tadi terlalu dekat, aku duduk dihadapannya. Aku mulai berjalan menuju café yang berada didepan kampus.
DRRRTTT DRRRRTTTT
Aku mengambil handphone yang berada didalam tasku lalu membaca notifikasi yang kuterima.
+62812xxxxxxxx
Terimakasih hiburannya
Dimas
Dimas? Ini pasti kerjaan bela, hanya beberapa orang yang tau. Apa aku akan masuk kedalam kolam yang lebih besar kali ini. Lucas bukanlah orang yang akan berteman dengan orang yang hanya iseng semacam dimas. Mereka pasti sedang merencanakan sesuatu yang lebih besar. Makin besar kolam yang ada. Makin mudah engkau terseret kedalam kolam itu, ikut berenang bersama yang lain, ikut meraskan air yang ada didalamnya, merasakan gelombang airnya. Hal yang tidak mungkin ada diduniaku, aku tidak akan masuk kedalamnya dengan mudah.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
untuk pengenalan wajah tokoh
akan aku publish minggu depan
Terimakasih semua ^^
jangan lupa bahagia hari ini
salam
takagawaoi
YOU ARE READING
THE SWIMMING POOL
Fiction généraleDidunia ini hanya ada dua pilihan memandangi dari jauh atau ikut masuk kedalamnya apa yang akan kamu lakukan jika kamu harus memilih antara kedua itu? sebuah pilihan akan membawamu kedalam suatu keadaan tak terduga picik, pintar, bodoh, pengecut.. ...