INSIDEN (2)

639 24 0
                                    

Aku sungguh tak bermaksud..

~•~
"Tapi paman, darel..-"
Darel canggung untuk mengatakan hal dia tidak tega

"Kenapa rel?, kamu cinta sama dia" vano berbicara setegas mungkin dengan kepalan erat tangan nya

"Paman sudah menduga nya,kalau kamu pasti akan mencintai dia, kamu memilih cinta daripada keluarga hah?"

"Jawab anak manja!!"

Vano berbicara dengan tegas dan marah, dia marah sekali karena Darel pasti sudah mencintai annisa sejauh ini

Dengan perasaan darel yang seperti ini pasti ia akan kehilangan misi yang akan di laksanakn darel kepada keluarga hendrawan

Ahhh...kesal sekali rasa nya vano hari ini

Darel hanya menunduk bingung, seriap ia di katain sama paman nya ia tidak mampu berbuat apa apa selain bingung, bingung dan bingung

"Atau kalau kau tidak bisa menghabisi dia sesegera mungkin, biar paman yang akan melakukan nya"

Vano hendak melangkah pergi namun Darel segera menahan tangan nya

"Paman..paman please. Dengerin darel sebentar dulu,, darel bukan tidak mau menghabisi dia, tapi darel menunggu saat yang tepat"

"Paman bisa pegang kata katamu itu ya" vano segera keluar dengan tubuh tegap nya

Dia berharap lebih terhadap Darel

Sementara darel menghela nafas lega, dia bingung saat ini. Di sisi lain ia sudah menaruh rasa kepada annisa, tapi di sisi lain ia juga harus menjalankan misi nya

Tapi aneh nya saat darel berada dekat annisa,dia tak merasa ingin menjalankan misi nya

Bahkan dia pernah berfikiran bahwa annisa memang tidak harus menanggung balasan atas dendam diri nya kepada keluarga ayah nya.

Karena annisa tidak tau apa pun tentang ini

Merasa kacau dengan keadaan nya saat ini, Darel memutuskan untuk pulang secepatnya

Dia segera menaiki mobil yang terparkir di depan kantor nya. Dengan hati gusar, ia membuka pintu mobil nya kasar

Dia terlalu emosi saat ini,


Untunglah, sore ini kendaraan di jalan lumayan sepi, darel sengaja mempercepat laju mobil nya agar cepat sampai

Rasa lelah mulai terasa di sekujur tubuh nya, setelah ini ia sangat ingin sekali mandi,tidur dan beristirahat menghilangkan lelah nya

Dengan hati yang masih kacau,darel segera menginjak gas dengan kaki terjal nya, alhasil mobil nya melaju sangat kencang

~•~





Drtttt...
Drtttt..

Annisa semakin bingung, handpone nya dari tadi terus berbunyi

Tapi ia tidak ada niat untuk mengangkan telpon dari siapa itu

Takdir Allah Itu Indah (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang