Lapangan Komplek...
Nabila menghalangi langkah Rayan menuju Ring basket dan berusaha merebut bola yang di bawa oleh Rayan.
''Ya dapet!'' Kata Nabila setelah berhasil merebut bola dari Rayan.
Nabila berlari menuju ring. ''Yes!'' Lanjut nya setelah berhasil memasukan bola kedalam ring.
Nabila berkaca pinggang, tersenyum kemenangan ke arah Rayan.
''Belom nyerah gue!'' Tukas Rayan kembali mengambil bola, berlari menuju tengah lapangan.
''ONE MORE!'' Teriak Rayan di tengah lapangan kepada Nabila.
Nabila berlari menghampiri Rayan, ''Siapa takut!'' Tukas Nabila dengan senyum menantang di hadapan Rayan.
Nabila melambungkan bola ke udara.
Nabila meloncat ingin mengambil bola itu, lagi-lagi Rayan telah terlebih dahulu merebut nya dan berlari membawa bola itu.
Beberapa langkah menuju ring, langkah nya kembali terkecok dengan kedatangan Nabila yang menghalangi nya.
Rayan jadi bingung, Nabila terus mengikuti gerak-gerik nya. menyalip nya lewat sisi kiri? Nabila pun mengikuti nya, ke kanan sama hal nya.
Aha! Ide cemerlang nya pun muncul.
''Kak Vano!'' Teriak Rayan menoleh ke satu arah.
Mendengar nama kakak nya di panggil, Nabila menoleh kebelakang.
Nabila mengernyit kan kening nya, dilihat nya cuma ada mang Saep satpam komplek yang sedang mengkayuh sepeda nya.
''Woohoo! And the last...I'm the winner.'' Seru Rayan setelah berhasil memasukan bola kedalam Ring.
''Curang lo!''
Nabila melangkah kan kaki nya, ia terduduk bersila di pinggir lapangan sambil mengatur napas nya Perlahan.
''Nih minum.'' Kata Rayan menyodor kan botol minum dan langsung duduk di samping Nabila.
Tanpa berkata, Nabila mengambil minum yang di berikan oleh Rayan, dan langsung meminum nya.
''Kesel si kesel, tapi sisain gue kali!'' Kata Rayan berusaha mencairkan suasana.
Nabila tidak memperdulikan perkataan Rayan, ia sengaja menghambiskan minum nya tak tersisa.
Hening!
Nabila menengadah kan kepala nya ke atas langit, menatap gelap nya langit dan terpesona dengan indah nya bulan bintang yang menyinari sisi langit yang gelap.
''Maafin gue ya Bil.'' Suara Rayan parau memecahkan keheningan.
''Buat?'' Jawab Nabila tanpa menoleh ke arah Rayan.
''Lo masih marah sama gue?'' Tanya Rayan menatap Nabila.
Mendengar pertanyaan Rayan, ia kembali mengingat apa yang hilang dari pikiran nya sejenak.
''Menurut lo?''
''Sumpah Bil, gak ada niatan buat ninggalin lo pergi gitu aja Tanpa penjelasan--''
Nabila menatap Rayan ''Gak ada niatan lo bilang?'' Sela Nabila memotong perkataan Rayan.
''Dua tahun Yan, bukan dua bulan atau pun dua hari.'' Lanjut Nabila penuh penekanan di setiap katanya.
Nabila kembali mengalih kan tatapan nya ke depan lapangan.
''Gue di rumah sakit, Gue butuh lo di saat itu. Gue sendirian, walaupun mereka ada, gue tetep ngerasa sendiri. gue bener-bener ngerasa sendiri Yan.'' Nabila menghentikan kata-kata nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Be Mine
Fiksi Remaja"Tuhan, kumohon tetap kan hati ini untuk menjadi sahabat Iyan. Jangan lebih, Aku takut Iyan pergi." ~Nabila Medina Ariendra. "Gua janji, akan selalu ada di samping lu Bil. tapi gua gak janji kalo hati ini tidak akan pernah berubah, untuk menjadi le...