10. Serangan Dadakan

1.2K 65 1
                                    


Siang itu Mikha, Rika, dan Tiara duduk di kantin sambil menikmati sepiring lontong pecel ulek. Tak ketinggalan ditemani segelas es teh manis dan sepiring gorengan; tempe, tahu bunting, prekedel oncom, serta bakwan bayam. Porsi makan mereka seperti kuli. Maklum, kegiatan bakti sosial "Sabtu Bersih" lumayan menguras tenaga. Salah satu progja rutin OSIS yang berjalan setiap Sabtu pagi, menjadi progja andalan bidang kesehatan. Melibatkan seluruh pengurus, baik OSIS dan MPK terjun langsung. Biasanya, seluruh pengurus OSIS dan MPK paling sibuk di antara murid lain. Selain bersih-bersih markas, juga membersihkan beberapa titik di area sekolah seperti apotek hidup, selokan, mading, masjid, dan taman.

Itu saja belum cukup. Mereka juga harus mengawasi ke kelas-kelas. Meskipun label mereka SMA alias sekolah menengah atas, tapi tak jarang yang mangkir dari tugasnya walaupun kegiatan ini telah mendapat dukungan pihak sekolah. Yang jelas, setiap hari Sabtu sangat menguras tenaga.

"Kalian tahuuu nggaakk?" Rengek Mikha begitu menyendokkan lontong ke mulutnya.

"Kenapa Mikha? Perasaan akhir-akhir ini demen bener marah-marah. Ketularan virus Rika ya." Tiara mencomot tahu bunting, lantas menuangkan cuka di mangkuk.

"Enak aja. Kenapa jadi bawa-bawa gue?" Rika cemberut.

"Sandal swallow andalan gue ilang. Lo tahu ke mana? Dipakai sama Firlan. Pas gue minta malah dicuekin." Mikha menjatuhkan kepalanya di meja.

"Haha... lama-lama cinta beneran kok."

Dengan antusias Tiara senyam-senyum. Matanya mengerling menggoda Mikha. Sementara Mikha mencebik malas.

"Hust, hust, hust,"

Rika menyenggol lengan Tiara yang berada di depannya.

"Liatin deh, dari tadi orang itu curi pandang ke meja kita. Anak baru ya? Kok asing banget mukanya." Tanya Rika.

Mikha dan Tiara serempak menoleh, begitu bertemu pandang dengan Mikha lelaki itu melemparkan senyum. Sehingga membuat Mikha mau tak mau membalasnya.

"Ciee, ada yang baru nih. Duh, Firlan buruan dah banyak yang antre ni kawan gue." Timpal Rika dengan suara keras.

"Rika apaan sih? Jangan aneh-aneh deh." Mikha menggelengkan kepala.

Suasana godaan dari kedua temannya berakhir dengan datangnya perusuh sekolah.

"Halooo semua. Para fans Dino." Suara lekingan yang tiba-tiba menghilangkan selera makan Mikha.

"Ehh, ehh... jangan berdiri, jangan berdiri. Tahu kok kalau Bang Dino ganteng, santai aja di tempat. Kita cuma mau menghibur pemirsa semua."

Di sebelahnya berdiri Firlan dan antek-antek. Terlihat Irfan siap dengan bungkus permen. Beberapa siswa memutar mata, sebal.

Jrenggg!

Gangsar memetik gitar.

Kutuliskan kenangan tentang caraku menemukan dirimu....

"FALS, HUUUU...."

Dino nyengir. Menggaruk kepala. "Oke, oke gue ulangi."

Tentang apa yang membuatku mudah berikan hatiku padamu....

"Berisik lo ompreng panci. Buat telinga gue sakit!" Celetuk Rika keras.

"Eh, buntelan tahu. Sirik aja lo, bilang aja suara gue bagus."

Rika bangkit, berkacak pinggang. "Bagusan lagi kalau lo diem. Ganggu orang makan aja."

Dino menaikkan satu kaki di kursi Rika, membulatkan tatapan cewek itu.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang