Seorang cowok yang masih terlepap dalam mimpinya, menggeliat di kasur king nya. Jam bakery menunjukan pukul 6.30. Ia perlahan membuka matanya, langsung menuju kamar mandi.
Selesai mandi, Ia turun ke meja makan yang sudah ada Abang nya.
"Eh kunyuk udah bangun Lo. Tumben banget" Beno mengolesi roti tawar
"Yaiyalah. Mau ketemu princess haha" Alva
"Gegaya Lo. Tampang paspasan gitu songong" Beno mencebirkan bibirnya.
"Ganteng gue daripada lo" Alva sambil menaik-turunkan alisnya
"Orang ganteng mah ngalah haha" bahak Beno keluar dari rumah
"Untung Abang" batin Alva
Setelah sarapan, Ia langsung menancapkan gas nya ke sekolah.
___
Berbeda dengan cewek yang masih menikmati mimpinya. Padahal jam bakery berbunyi 15 menit yang lalu. Adiknya sudah membangunkan nya, tapi tak dihiraukan nya. Alhasil kedua saudara nya memilih berangkat terlebih dahulu
Pukul 6.40
Arra mengerjapkan matanya berkali-kali. Belum sepenuhnya sadar, Ia melihat jam disamping nya.
1 detik...
2 detik...
3 detik...
4 detik...,
"ADUH!MAMPUS GUE. KENAPA NGGK ADA YANG BANGUNINN..." jerit Arra langsung meloncat dari kasurnya.
Arra keluar kamar dengan rambut acak-acakan, tidak memakai dasi, baju belum dikancing bagian atas, tidak memakai kaos kaki. Ia langsung berlari keluar rumah Dan menancap gas nya dengan kecepatan tinggi.
___
Pukul 7.05
Gerbang sekolah sudah tertutup rapat. Arra memberhentikan mobilnya. Lalu Ia meminta tolong satpam untuk membuka nya
"Pak, tolong bukain!" pinta ketus Arra
"Maaf mbak. Sebaiknya menunggu guru piket datang" pak satpam.
Arra hanya memutar bola mata nya malas.
"Ada yang telat ya. Ayo Arra ikut Ibu!" Perintah Bu mega
Arra hanya mengangguk, mengikuti Bu mega yang berjalan menuju lapangan.
"Sekarang kamu hormat ke bendera sampai istirahat. Saya awasi dari sana. Tapi ingat jangan diulangi, rapikan baju kamu! Pakai atribut yang lengkap. Baru kali ini Saya menjumpai cewek seperti ini." Tegas Bu mega.
Arra menurut, menaruh tas nya ke sembarang arah Dan langsung hormat ke bendera.
Terasa lama nya Ia berdiri, keringat dari dahi nya bercucuran. Sesekali Ia mengusapnya
Diujung lapangan, Tak sengaja Alva melihat Arra yang dihukum, Awalnya Alva ingin menyusul sahabatnya yang bolos pelajaran ke kantin. Tanpa mikir panjang, Ia langsung menghampiri nya.
"Hai, Arra. Lo telat?" Alva
Arra sedikit kaget, Tapi Ia bersikap seolah biasa saja. Arra hanya menganggukan kepalanya tanpa menoleh ke arah Alva.
Alva melengos pergi, Arra kesal bukan main. Pikirnya Alva akan peka , tetapi tidak. Ia kembali hormat lagi menghadap ke bendera.
Benda dingin menempel di pipi Arra. Arra tersentak ke belakang dan menoleh, mendapati Alva yang tersenyum lebar membawa dua minuman dingin.
"Gue tadi langsung ke kantin beli minum. Gue tau Lo haus" Alva masih tersenyum lebar, menarik Arra untuk duduk.
Arra spechless tapi Ia menutupinya dan hanya diam. Alva paham dan langsung menyodorkan minum nya ke Arra.
Dengan berat hati Ia menerima nya karena Ia sangat harus.
"Makasih Kak" ucap Arra sedikit tersenyum.
Deg.
Melihat Arra tersenyum walau sedikit, darah Alva berdesir sangat deras, jantung nya berkontraksi tidak normal. Baru kali ini Alva melihat senyum nya.
Tak disadari bel istirahat berbunyi. Arra risih dilihat Alva seperti itu. Ia langsung mengambil tasnya dan berjalan menuju kelasnya.
___
Jangan lupa vote!
Part selanjutnya lebih seru deh

KAMU SEDANG MEMBACA
Adarra
Teen FictionAdarra Syaquilla. Cewek dingin, cuek, sulit ditebak. Setelah kejadian dimasa lalunya dia tidak pernah deket sama cowok Hingga seseorang mengusik kehidupannya. Alvaro Praditya. Cowok badboy, ganteng, famous, jago basket, idaman para cewek. Dia sudah...