Sampai dikelasnya, Pika langsung mengintrogasi Arra.
"Ra, kok Lo bisa telat?" Pika
"Ya bisa lah" ketus Arra
"Lo mesti mikir kejadian itu lagi kan?"
Arra terdiam.
"Udah Ra, Lo nggk seharusnya masih mengingat itu lagi! please Ra, Lo berhak bahagia. Gue nggk mau ngeliat Lo gini terus" Pika menasehati Arra.
"Gue cuma butuh waktu Ka, nggk bisa hilang gitu aja. Lo ngertiin gue dong!" Arra
"Iya, tapi Lo nggk seharusnya gini. Ini udah satu tahun Ra. Coba Lo buka hati buat cowok lain yang lebih dari Kiky! Nggk semua cowok itu sama Ra." Pika
Suara bel masuk bunyi, Arra mengurungkan niatnya untuk membalas perkataan Pika. Ia kembali diam mendengarkan kata-kata Pika. Dan ia memilih menenggelamkan wajahnya ke meja, Pika yang melihat itu hanya menghembuskan nafas panjang nya.
Tak lama, guru pun masuk dan mulai menjelaskan materinya.
___
'Kringg...Kringg'
Bel pulang sekolah berbunyi, Arra berniat menunggu bus, karena (kakaknya) Vino ada rapat OSIS. Saat Arra berjalan menuju gerbang depan, Pika sudah duluan karena ia ingin pergi bersama sepupu nya.
Ia menunggu di halte, sambil bermain HP nya. Dari kejauhan, Alva memicingkan matanya melihat Arra, ia tersenyum kecil. Ia menjalankan motornya didepan Arra.
Tiinnn.....
Arra langsung menatap Alva kaget, tapi ia berusaha biasa saja. Ia menyertitkan dahinya, Alva menepuk jok dibelakangnya. Arra mengabaikan nya dan beralih ke HP nya.
Alva mencoba sabar, Ia turun dari motornya dan duduk disamping Arra.
"Ada apa ya kak?" geram Arra
"Nunggu bus?" Alva
"Iya" Arra datar.
"Mending bareng gue aja, daripada lama nunggu. Bus disini kan jarang" Alva
"Nggk" Arra datar
"Yakin?yaudah deh gue duluan" Alva
Arra melihat sekitarnya sudah sepi. Ia memikirkan sejenak lalu menuju ke Alva. Alva terkekeh melihat Arra.
"Apa?" Alva pura-pura bego
"Nebeng" Arra polos
"Katanya mau nunggu?" Alva
Arra kesal sendiri melihat tingkah Alva yang menyebalkan itu. Dia langsung berbalik, tapi Alva mencekal tangannya.
"Ayo naik!gitu aja ngambek" Alva terkekeh
Arra memandangi motor Alva, bagaimana dia bisa naik dengan rok yang pendek itu. Alva mengerti, ia melepas jaketnya dan dikasih ke Arra.
"Untuk nutupin paha Lo" sambil menyodorkan jaketnya
Arra mengangguk dan mengambilnya. Lalu ia naik ke motornya Alva. Saat melajukan motornya, keduanya saling diam hanya ada angin malam yang memecah keheningan keduanya.
___
Setelah sampai di pekarangan rumah Arra.
"Makasih" Arra tersenyum kecil
"Iya. Yaudah gue duluan ya" Alva
Arra mengangguk, kemudian Alva melajukan motornya keluar dari pekarangan rumah Arra.
A
rra langsung ke kamar nya, ia langsung telentang di kasur, seragam sekolahnya masih melekat ditubuhnya. Ia kembali memikirkan perkataan sahabatnya, apa yang dikatakan Pika ada benarnya. Tak salah jika ia membuka hati untuk cowok lain, tapi disisi lain ia takut kejadian itu terulang. Terlalu keras ia berpikir, ia sudah terlelap oleh mimpinya.
___
Sesudah sampai dirumah, Alva memikirkan bagaimana caranya ia dapat mendapatkan cintanya Arra. Satu-satunya cara ia harus menemui sahabatnya Arra.
"Gue nggk boleh nyerah gitu aja. Gue harus mendapatkan cintanya Arra, apa pun caranya. Gue tau pasti ada sesuatu yang buat dia bersikap seperti itu" Alva bermonolog.
"Rel, Lo harus dapat nomor sahabatnya Arra cepet!" Alva menelefon Farel.
"Oke bos!" Farel berseru.
Tak lama, Farel mengirim nomor Pika dari pesan. Alva langsung menghubungi Pika.
___
Maaf ya kurang menarik 😂
Jangan lupa vote!❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Adarra
Teen FictionAdarra Syaquilla. Cewek dingin, cuek, sulit ditebak. Setelah kejadian dimasa lalunya dia tidak pernah deket sama cowok Hingga seseorang mengusik kehidupannya. Alvaro Praditya. Cowok badboy, ganteng, famous, jago basket, idaman para cewek. Dia sudah...