Andai,
Andai kala itu aku tersenyum untukmu
Andai kala itu aku beriringan dengan arahanmu
Andai kala itu aku duduk bersimpuh tanpa malu
Andai kala itu aku berlari denganmu diiringi rayu.Andai aku bisa merekam waktu
Mengisi setiap ruang di dalam kalbu,
Menggapai rasa yang ku sebut rindu,
Dan mengisi relung di dalam syahdu.Andai aku bisa mengelabui hati,
Menyisipkan janji dibatasan diri,
Menciptakan suasana yang kau sebut 'sendiri',
Meregangkan selubung yang kau sebut hati,
Dengan berjuta rasa yang kau dengar sampai jenaka sendiri.Tapi coba kau kembali,
Pada setiap baris dan bait di puisi ini
Kau perhatikan dan cermati,
Apakah mengiris hati?
Saat kau baca awal kalimat bahwa sajak ini hanya berandai-andai dalam renungan semesta yang bermain dengan dirimu sendiri.—geminiblugrl, 17 Februari, awan sedang bersembunyi dan langit tampak sedang berpikir sejenak melepas penat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata dan Kita
PoesíaKata dalam sunyi menelusupkan sebuah cerita tentang kita. Oleh sebab itu, makna kata dan kita itu satu. Ini adalah curahan hati kita yang biru, namun penuh dengan rindu. Curahan sebuah rasa yang dianggap tabu, namun selalu berakhir sebagai kenanga...