Tentang 3

72 12 0
                                    

"Bagaimana mungkin hujan untuk sepersekalinya mempertemukanku denganmu? Apa aku boleh minta agar hujan jangan berhenti dahulu. Agar aku mampu bersamamu, meskipun petir telah beberapa kali menyambar kearahku?"
-Raina

Lelaki hujan masih terdiam dengan dunianya. Bahkan ia mencoba menata perasaannya agar tak bergejolak di depan gadis idamannya itu.

Suara petir dan gemuruh mulai menyerbu menjadi satu dan menyisahkan dua pasangan anak manusia yang sedang menyelami dunianya masing-masing. Hingga suara petir dan gemuruh yang dahsyat membuat Raina melonjak kaget dan memegangi badannya yang mulai kedinginan.

Lelaki yang sedari tadi diam terlihat panik dan mulai mendekati gadis yang terlihat masih sangat menggigil itu.

"Kamu gak papa, Ra?"
Gadis tersebut masih diam seakan tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.

"A...ku gak papa-papa kak"

Suara Ra terlihat gugup dan terbata-bata.

"Kamu kedinginan, ya?"

Suara lelaki tersebut  terdengar ketus dan cuek. Dan gadis di sampingnya hanya manggut-manggut dan menunduk  dalam.

"Kenapa kamu tidak bilang?"

sembari menyodorkan jaket yang sedari tadi di genggamnya.

"Gak usah kak, ngerepotin"

"Kamu itu ya, di bilangin ngeyel. Ini pakai cepetan"

Raina masih diam, tiba-tiba dengan cepat lelaki tersebut menaruh jaket itu ke pundak Raina dan memakaikan.

Raina terlihat sangat gugup, ia mengutuk pipinya yang membuat semberut merah secara tiba-tiba.

"Terimakasih kak"
Ucap Raina sembari menunduk malu.

"Kamu nunggu siapa Ra?"

"Hah? Emm itu...Sopir Papa"

Raina kaget untuk ke berapa kalinya dia seperti di lambungkan begitu saja oleh lelaki yang sudah lama dia kagumi.

"Oh, mungkin itu sopir Papamu Ra, Aku duluan ya"
Sembari menunjuk dengan jarinya.

"Eh Kak, jakeeetnya bagaimana?"

Lelaki itu sama sekali tak menoleh meskipun Raina telah berulang kali memanggilnya, Sebelum masuk mobil Raina tetap memandang jalan setapak yang telah di lalui lelaki tersebut.

Lelaki CuekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang