Tentang 7

38 6 1
                                    

Raina berjalan dengan menunduk berfikir keras pagi ini dia harus secuek mungkin dengan lelaki hujan. Setelah kejadian itu aku benar-benar ingin menjauh dan membuang perasaanku.

  Setelah sesampainya di parkiran, aku menyapu semua yang ada di depan ku. Aku memandang lurus semua yang sedang ku tatap.
Apakah kamu mampu Raina? Ucapku dalam hati. Setelah itu aku bergegas menuju kelasku, yah aku memang masuk di jurusan sastra indonesia.  Entahlah sejak dulu, aku memang menyukai bidang tulis menulis. Aku berjalan santai sembari menundukan pandangan.

Brakkk  tiba-tiba ada seseorang menabrakku, dan semua buku-buku dan KBBI ku yang super berat ini, terjatuh.  Aku melongo seketika. Kesal dengan seseorang yang telah menabrakku. Lama, tidak ada suarapun dari seseorang menabrakku dan sekarang masih berdiri tegak di depan buku ku yang sudah berceceran. Aku mengutuknya dalam hati atas semua kejadian ini. Aku ingin memarahinya, ku tatap orang yang berada tepat di depan.

"Kamu?"

Sebelum dia menjawab suaraku, aku berlalu cepat darinya aku sudah tidak mau berurusan dengannya. Hingga sebuah tangan besar mencekalku. Aku diam di tempat, apasih maunya? Bukankah kemarin, dia cuek dan dingin padaku? Lalu sekarang?

"Ra, maafin aku ya"

Sejak kapan dia meminta maaf padaku?  Aku salah mendengar kah? Ini apa lelaki hujan yang mengucapkan? Dan terakhir kalinya, dia mengulurkan tangannya padaku dan senyum itu adalah candu bagiku.

" Hmmm" jawabku sok cuek padanya menirukan gayanya yang sulit ku tebak.

Lelaki CuekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang