Aku,ingin menjadi mimpi indahmu
Jadi alasan untuk merindu,
Hadirmu adalah bahagiaku.Dua minggu setelah aku mengatakan perasaanku pada Qilla,dia masih terlihat sama.Dia masih Qilla yg cuek kepada semua laki-laki, tak terkecuali padaku.Mungkin dia belum peka terhadap ucapanku.Aku tidak mengajaknya pacaran,tapi aku hanya mengatakan lebih dari teman.
Aku tidak tau persis mengapa aku menyukainya,bahkan setelah dia dijodohkan dengan kakaku,Ray 3 tahun lalu.Lupakan saja,...
Sekarang aku harus sering-sering mendekat dengan Qilla.Barang kali dia dapat merubah sifat kakunya kepadaku.Tidak cuek,tidak judes,dan mau memberi senyuman yg lama tidak di berikan olehnya kepadaku.
**********
Aku mendesah panjang,mencaci diriku yang melewati hari hari dengan percuma hanya untuk memikirkan gadis judes itu.
Seakan mengerti isi pikiranku ,Qilla tiba-tiba menelfonku.
Ku geser ikon hijau ke atas untuk menjawab panggilan tersebut."Tha,kak Ray sekarang dimana si,?kok dia gak pernah ketemu bahkan telfon aku?dia sakit?dia sibuk?"ucap Qilla panjang lebar.
"Tha?kamu di situ?"ucapnya lagi.
"Makanya seenggaknya tunggu aku ngucapin halo atau gimana..."ucapku.
"Iya ih...gak aku ulangin"ucapnya dengan nada malas.Dan entah mengapa menyadari bahwa Qilla menelfonku hanya untuk menanyakan Ray,aku merasa di bodohi perasaanku sendiri.
"Tha?"ucapnya menyadarkanku dari lamunan.
"Tanya aja sama Ray langsung",ucapku spontan."Ya ela,...judas banget..."ucapnya sebelum memutus telefon.
Aku menyayangkan pembicaraan kami hanya seperti itu.netral,dingin,tidak ada rasanya sama sekali.
Aku mencoba menelfon Qilla balik,tapi tidak di jawab.
Mungkin sebaiknya aku menemuinya langsung besok di kampus.
Aku mematikan handfonku sebelum akhirnya terlelap dalam dunia mimpi.
Hingga pagi hari,sinar matahari serasa menerobos kelopak mataku.Aku mengerjapkan mataku beberapa saat.
Bangun dari tempat istirahatku,dan mandi.Hari ini aku benar benar semangat,mungkin karena menyadari hari ini tidak ada kelas.hanya ada bola basket untuk mengisi waktu.
Aku berangkat dengan di antarkan kak Ray,dia berangkat siang kali ini.
Jalanan yang lancar membuat dia bisa lebih leluasa mengendarai mobil pribadinya.
Sampai di kampus,aku keluar dari mobil dan memutup pintu mobil tersebut dengan sedikit membanting. tanpa berkata sedikitpun aku melangkah ke kampus.
Hal pertama yang terbesit di pikiranku adalah ,Qilla.
Aku menuju ke kelasnya. kebetulan sekali kini dia berdiri di tengah jalan di depanku,memfokuskan pandanganya pada handfon hitamnya.Ku pegang erat lenganya,
"Kamu ngalangin jalanku ..."
Ucapku dengan ekspresi yang dibuat-buat sedih.
Kemudian dia menatapku,
Aku menariknya ke tepi jalan."Qil,kamu gak mau nanya-nanya soal Ray sekarang?"ucapku.
Dia hanya menggeleng pelan sambil menunduk.
Aku memegang pipinya,memberi isyarat kepadanya untuk memandangku.Kamu kenapa?kok gak pernah ngabarin aku?giliran telfon,cuma buat nanyain Ray,hm?ucapku sambil senyum.
Qilla POV
Tentu saja aku tidak akan spontan mengatakan ,aku hanya ingin dia menelfon balik.
Toh aku bukan siapa-siapanya.
Dan sekarang Atha malah memposisikan aku di sini,.
Aku menghirup aroma ,menyadari hal itu dia menatapku dengan senyum manisnya."Qill,..,"ucapnya dengan nada lenbut.
Tapi entah mengapa aku mendengarnya makah jijik.Aku melepas tanganya,mundur beberapa langkah dari darinya
Aku diam,
"Sekarang gak ada orang,"ucapnya.
Aku mendengus kecil.Sementara Seruni datang si saat yang tidak tepat,lebih parahnya lagi ada Riana di belakangnya.
Rianya menyukai Atha,itulah yang membuat aku takut.
Kini Atha pergi,Sementara Riana mendekatiku.
"Qilla....kamu hebat banget bisa punya cowok yang punya si roti sobek,iya ...pasti atha punya roti sobek.kapan-kapan bisa dong ajarin aku ...."ucapnya.
Riana berlalu dengan aku yang hanya melongo.............
............Voteeeeeeeeeeeeeeeeee..................eeeeeeeeeeeeeeeeeeeee...................eeeeeeeeeeeeeeeee.........
KAMU SEDANG MEMBACA
Quarasia
Teen FictionAll about death Romansa+Kasus kriminal+mytologi Hubungangelap,Reinkanasi,Pembunuhan,Sejarah fiksi narasi. "Keyra adalah Reinkarnasi dari Kaysya!"ucapnya dengan nada tegas namun lirih. "Diam Jash!Jangan gagalkan apa yang menjadi rencanaku"ucap Dawson...