THREE

122 5 0
                                    

Bel pulang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Namun, Eunha masih duduk diam ditempatnya menyalin materi yang tertulis di papan tulis. Sebenarnya bisa saja Eunha menulis materinya ketika Pak Chanyeol menjelaskan. Tapi, dia terlalu fokus mendengarkan sampai sampai lupa jika harus mencatat materi.

“Kapan sih selesainya,” Gerutu Jeno yang sedari tadi menunggu Eunha untuk pulang bersama.

“Sabar dikit elah Bang.” Kata Eunha sambil membereskan alat alat tulis di atas mejanya lalu memasukannya kedalam tas.

“Udah, ayok,” Ajak Eunha kepada Jeno yang masih menampilkan raut wajah sebalnya.

Setelah setengah jam perjalanan, Eunha dan Jeno sampai dirumah dengan selamat. Saat memasuki pintu utama, mereka mendapat tontonan yang sangat mencengangkan. Yaitu Suho dan Irene yang sedang melakukan adegan kissing.

“AAA! MATA UNA GA SUCI LAGI!” Jerit Eunha, jeritannya itu membuat Suho dan Irene langsung menyudahi kegiatannya tadi. Jeno? Hanya melihat Mommy dan Daddy-nya itu dengan raut yang seolah mengatakan 'B. Aja banget sih, kan kurang hot'.

“Lho Una sama Jeno udah pulang?” Tanya Irene.

“Iya Mom, buktinya kita udah disini,” Jawab Jeno dan langsung melangkah ke lantai dua tempat kamarnya berada.

“Una?” Irene menegur kepada Eunha karena sejak tadi Eunha hanya mematung.

“Mommy dan Daddy itu kalo mau ngapa ngapain itu dikamar dong! Jangan disini. Kan mata Una jadi ngga suci lagi.” Ucap Eunha sambil menggosok nggosok matanya. Padahal sih Eunha sudah sering melihat adegan seperti itu. Tapi, di scane dalam drama bukan secara live!

Suho menahan tawa ketika melihat Irene pipinya sudah merona gara gara ucapan Eunha yang terlalu blak blakan itu.

“Yaudah deh, Una ke atas dulu,”

***

Entahlah, Eunha merasa sedikit aneh dengan rumah yang ada disebelahnya. Karena, rumah disebelahnya itu sudah lama kosong. Tapi, tadi secara tidak langsung Eunha mendengar sedikit suara kericuhan saat sedang berdiri di balkon.

Tok tok tok

Suara ketokan pintu terdengar jelas di telinga Eunha yang sedang melakukan kegiatan fangirling nya. Eunha bangkit dari duduknya dan membukakan pintu.

“Non Una dipanggil Nyonya dibawah,” Ucap Bu Ayu.

“Iya, makasih bi udah kasih tau.” Eunha langsung menuruni tangga menuju ruang keluarga yang ada di lantai bawah. For your info, rumah ini memang hanya ada dua lantai. Tapi, disetiap lantai pasti ada banyak sekali ruangan seperti kamar, ruang musik, perpustakaan dan bahkan ada ruangan khusus untuk koleksi Tas Branded milik Irene. Karena hal itu, Eunha sangat malas keluar dari kamarnya untuk menemui Irene, jaraknya itu lho.

“Kenapa sih Mommy manggil gue? Kek penting banget, mana ruang keluarga jauh. Pegel tau ga sih,” Gerutu Eunha selama turun dari tangga. Turun dari tangga saja sudah membuatnya pegal, apalagi jika dia mengelilingi rumah. Lalu, bagaimana dengan Bi Ayu yang setiap hari membersikan seluruh rumah? Hanya Bi Ayu dan Tuhan lah yang tau.

Eunha menghampiri Irene yang sedang duduk diruang tamu dengan Suho “Una ke rumah sebelah ya, ada tetangga baru. Bawa ini sekalian,” Ujar Irene lembut sambil menyodorkan sebuah bingkisan yang bisa Eunha tebak itu adalah puding. Karena, selain hobi mengoleksi Tas Branded, Irene juga sangat suka membuat puding.

“Jangan lupa, yang sopan dan bilang aja ke tetangga sebelah kalo misalkan kekurang uang bisa pinjem sama Daddy,” Ucap Suho dengan nada berwibawa tapi dengan raut wajah yang sangat konyol bagi Irene. Dan membuat Irene menahan tawa.

“Iya deh, terserah Daddy,” Eunha memutar mata mendengar ucapan Suho yang sedikit ngaco baginya. Mentang mentang banyak uang.

***

Tok tok tok

Eunha mengetok pintu berwarna coklat tua ini selama lima menit. Tiba tiba pintu dibuka dan menampilkan 'tetangga sebelah' itu.

“Tante Yeri?!” Eunha sangat terkejut melihat orang yang ada di depannya ini. Dia sangat merindukan sahabat Irene yang satu ini.

Eunha langsung memeluk Yeri sambil tersenyum bahagia. Yeri yang mendapatkan pelukan itu sedikit terjungkal kebelakang lalu membalas pelukan Eunha.

“Hai Una... Udah lama ya ga ketemu,” Ucap Yeri setelah acara berpelukan mereka selesai.

“Tante kemana aja sih, Una udah lama banget ga liat tante! Una kangen tau...” Ungkap Eunha.

“Tante tiga tahun yang lalu ke Korea dan menetap disana Una... Tapi, sekarang udah balik kok,” Yeri mengelus kepada Eunha yang sudah dianggapnya seperti anak sendiri.

“Eh iya, ini ada bingkisan dari Mommy tan,” Eunha menyodorkan bingkisan yang dia bawa tadi.

“Kita masuk dulu deh ya?” Ajak Yeri sambil menarik halus tangan Eunha.

“Una makin imut aja deh, kan tante jadi pengen ciumm,” Ucap Yeri gemas. Mereka sekarang sudah duduk diruang tamu yang bernuansa modern ini.

“Makasih tante, tante juga tambah cantik deh.” Puji Eunha yang membuat senyum diwajah Yeri semakin melebar.

Tiba tiba ada seroang laki laki langsung duduk di sebelah Yeri “Mah, aku mau keluar sebentar ya. Mau main ke rumah bantet,” Ucap laki laki itu. Dia tak menyadari bahwa Yeri sedang didatangi tamu penting.

Laki laki itu memutar kepalanya menghadap Eunha dan terkejut. Begitu juga Eunha yang ditatap.

“Elo?!” Ucap mereka bersamaan.

***

Ketidak sengajaan juga hasil campur tangan dari Tuhan

-Perfect-

17 feb 2019

Perfect [EunKook] on hiatus.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang