xvi

5.6K 1.1K 568
                                    

Jeongwoo menunggu dengan gelisah di meja nya. Pelajaran Pak Hanbin akan segera dimulai, namun batang hidung Haruto belum juga terlihat.

Masalahnya, waktu itu Haruto yang menawarkan untuk mencetak makalah milik mereka. Jika ia tidak hadir hari ini, Jeongwoo bisa habis.

Jeongwoo berhenti memutar mutar ponsel saat notifikasi dari ibu nya terpampang di layar.

Mamah
Nak, itu di grup kelas Haruto
katanya sakit. Hasil kerja ke-
lompok kamu gimana dong?

Jari jari Jeongwoo bahkan tidak sanggup untuk membalas pesan dari ibu nya. Kalo itu bocah gak masuk, makalah gue gak bakal kekumpul hari ini.

Jeongwoo
Gak apa apa. Nanti aku yang ngomong
ke Pak Hanbin. Paling pulang sekolah
aku ke rumah dia ambil makalah nya.

Untuk kali pertama setelah satu minggu lebih, bangku di samping Jeongwoo kosong. Dan ia merasa sedikit lebih bosan, tidak ada Haruto menjaili atau mengajaknya berbicara.

Jeongwoo kena semprot Pak Hanbin ketika ia berkata makalah nya dibawa oleh Haruto, tetapi Pak Hanbin malah yakin bahwa mereka berdua hanya belum mengerjakan tugas tersebut.

Karena itu, seharian penuh Jeongwoo menekuk wajah nya. Ia bahkan berharap ada Haruto yang akan mengganggunya agar ia tertawa lagi.

Satu jam sebelum pulang, Jeongwoo mengirim pesan untuk Haruto. Bertanya alamat lengkap nya karena ia ingin mengambil makalah yang ada.

Namun alih alih mengirim alamat, Haruto malah mengirimkan foto dirinya sendiri yang setengah wajah nya tertutup oleh selimut tebal.

Jeongwoo akhirnya tersenyum lebar. Jagoan kayak dia bisa sakit juga ya ternyata.

• • •

1 jam setelah sekolah bubar, Jeongwoo sudah berdiri di depan pagar tinggi berwarna emas. Ia pun segera menghubungi seseorang yang berada di dalam sana, memberitahu bahwa ia telah tiba.

"Manjat aja."

"Ga lucu. Cepetan bukain, Haru. Gue udah nge bel dari tadi gak ada yang dateng ke depan." Jeongwoo menyeka keringatnya.

"Oke, bentar gue suruh bibi bukain."

Sambungan telepon terputus dan beberapa menit kemudian seorang wanita membuka pagar dan mempersilahkan Jeongwoo masuk. Ia menuntun Jeongwoo ke dalam rumah, dan mata Jeongwoo terbelalak melihat isi rumah keluarga Haruto yang penuh dengan lukisan di setiap sisi nya.

"Mas naik tangga aja, kamar Haru ada di sebelah kanan persis pas lantai dua." Pekerja di rumah Haruto tadi tersenyum dan melesat ke dapur.

Jeongwoo pun mengikuti instruksinnya, menaiki tangga dan melihat pintu berwarna putih yang bertuliskan nama Haruto di bagian atas nya.

Tok.. Tok.. Tok..

Pemilik kamar yang sedang melamun di dalam buru buru menutup mata, berpura pura tidur. Tetapi ia masih dapat mendengar suara pintu kamar nya yang dibuka perlahan, dan ditutup.

chairmates • hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang