xii

6.4K 1.1K 416
                                    

Seisi kelas langsung hening ketika Haruto dan Jeongwoo memasuki kelasㅡ tentunya sudah kembali menjaga jarak setengah meter lagi.

Jihoon menaruh papan tulis yang ia taruh di sepanjang bahu dan ia tahan dengan tangan.

Yoonbin menghentikan suara musik dangdut yang ia setel dengan speaker bersuara sangat keras.

Mashiho menurunkan tangan nya yang sedang menggapai pouch berisi make up Wonyoung.

"Sepi amat lo semua kayak lagi pengajian." Celetuk Haruto saat duduk di kursi nya.

"Yaelah, ngaji mah rame pak bos. Ketahuan gak pernah ikutan kan nih." Balas Yoonbin yang sedang menempeli leher Jihoon dengan koyo.

"Kirain tadi yang masuk Pak Seunghyun. Makanya langsung sepi. Mana si Jihoon lagi ngelenong kan tadi di depan. Ntar gue kirimin video nya ya guys di grup kelas." Ujar Junkyu yang menuai seruan antusias dari seisi kelas. Kelas kembali ramai.

Jeongwoo hanya tertawa melihat kelakuan semua teman sekelasnya itu. Meskipun ia masih tidak banyak berbicara dengan mereka. Bahkan ia belum pernah sekalipun berbicara dengan laki laki yang duduk di paling depan, Hanada Asahi.

"Dia sebelas dua belas sama ice bear." komentar Junkyu ketika Jeongwoo bertanya tentangnya.

Semenit kemudian, Pak Seunghyun memasuki kelas. Setengah kelas sudah menyiapkan tas sebagai bantalan karena pelajaran yang bagi mereka membosankan akan mulai. Sejarah.

"Selamat siang anak anak. Kenapa kok kayaknya gak enerjik sekali?! Hari ini kita akan mulai belajar, perkenalan gak perlu. Bapak udah kenal muka kalian semua, kok." Pak Seunghyun menyengir.

15 menit pertama berjalan lancar. Hingga akhirnya Jeongwoo sangat ingin bergabung dengan yang sudah meletakkan kepala di atas meja.

Lain hal nya dengan Haruto, ia sedang menulis sesuatu di atas secarik kertas yang sepertinya ia robek dari halaman paling belakang buku tulis.

Jeongwoo menoleh ke kanan bersamaan saat Haruto menyalipkan secarik kertas tadi di atas meja Jeongwoo. Lalu Haruto memelototi kertas tersebut dan Jeongwoo bergantian.

Jeongwoo mengerti isyarat tersebut dan ia pun membuka kertas yang dilipat dua oleh Haruto itu.
Senyum tipis tertoreh di wajah bosan Jeongwoo.

Lo belom jawab pertanyaan gue, keong.
Nanti pulsek mau minum kopi bareng gak?

- Haru

p.s Awas kalo nolak nanti nyesel. Biasanya Pak Seunghyun langsung kasih ulangan habis pertemuan pertama. Gue pinter Sejarah.

Jeongwoo mengeluarkan ponselnya yang membuat Haruto berfikir bahwa ajakan nya ditolak begitu saja, yang mana tidak benar.

Karena ponsel Haruto bergetar di kantongnya. Dan nama Jeongwoo tertera di notifikasi teratas.

LINE
Jeongwoo, Keong : Oke

Kali ini, senyum tipis terlukis di wajah Haruto.

• • •

"Thought you'll reject this." Haruto berjalan santai dengan kedua tangan di dalam kantong dan tas sekolah yang tali nya hanya dipakai sebelah.

"Bukan nya apa apa. Daripada gue di rumah cuma gabut doang. Mending ada temen ngobrol." Ujar Jeongwoo yang sedari tadi berusaha menyamai langkah kaki Haruto yang sangat lebar.

"Gak nanya alesan nya sih gue. Nah, itu tuh tempat nya. Udah gue bilang kan cuma beberapa blok dari kafe belakang sekolah." Haruto berlari kecil, meninggalkan Jeongwoo yang hanya berjalan.

Ih dasar. Ada aja alesan buat kesel sama dia.

Haruto dan Jeongwoo disambut ramah oleh pelayan di kedai kopi. Mereka pun dipersilahkan duduk di meja paling ujung, di samping jendela.

Jeongwoo meluruskan kaki nya, berniat untuk mengistirahatkan nya tetapi tumit nya malah bertabrakan dengan tulang kering Haruto.

"Gak usah nyenggol nyenggol. Lo manggil nama gue juga gue bakal nengok kok." Haruto yang sedang memainkan ponsel tidak berubah posisi.

"Apaan sih. Ini gak mesen? Gue duluan aja ya."

"Cokelat panas. Ekstra marshmellow."

Jeongwoo menyeringai. "Tampang doang sok galak ya, ternyata minta tambahan marshmellow juga." Lalu beranjak meninggalkan Haruto.

"Jadi menurut dia tampang gue galak? Sialan, ganteng kalem kece gini padahal."

Rintik hujan mulai turun untuk yang kedua kali nya hari ini. Jeongwoo kembali dengan nampan yang berisi dua gelas penuh cokelat panas.

"Funny because you said we'll drink coffee." Komentar Jeongwoo saat Haruto sedang sibuk meniup minuman cokelat nya agar tidak panas.

"We need hot chocolate in this weather." Haruto menyeruput minuman nya yang sudah hangat.

"Jadi, apa tujuan asli lo dibalik modus bilang mau ngajarin gue sejarah?" Jeongwoo menaruh gelas nya karena ternyata minuman nya masih panas.

"Gue cuma pengen tau lo lebih jauh."

Jawaban Haruto sangat to the point. Jeongwoo sampai tidak tau harus bereaksi seperti apa.

"Because I thought you're a boring person. Yang mana ternyata engga. Soalnya dalam ukuran baru kenal, lo tahan sama gue." Haruto berterus terang tentant hal yang selama ini menjadi masalah.

Entah kenapa Jeongwoo tersipu malu. Jika saja suara hujan tidak ada, ia khawatir Haruto akan mendengar detak jantungnya yang cepat.

"Dan ternyata lo lebih nyebelin dari yang gue kira." Jeongwoo menaruh kedua telapak tangannya di gelas sehingga ia dapat merasakan kehangatan.

"Trust me, gue gak seburuk yang lo kira. Lama kelamaan lo juga bakal ngerti. Gue easy going. Mau aja kalo lo ajak ke toko buku atau ke taman. Bersedia dengerin musik dari r&b sampe rock. Terus gue juga selalu siap sedia 24 jam."

"Wow. Terdengar seperti layanan spesial." Tawa renyah keluar dari bibir Jeongwoo. "I bet you're the type that girls called boyfriend materials."

Haruto memberikan senyuman yang sangat lebar sebagai reaksi atas perkataan Jeongwoo tadi. "Kalo iya pun, emangnya lo mau nyoba?"

Hah? Apa maksudnya?

"Lo gila." Jeongwoo menggeleng kuat kuat. Lalu ia berinisiatif untuk mengeluarkan buku pelajaran. Menagih hal yang Haruto janjikan sebelumnya.

Jeongwoo memegang pulpen di tangan kiri nya. Lalu tanpa berkata apa apa, tangan kanan nya meraih tangan kiri Haruto yang tergeletak di atas meja, tidak menggenggamnya terlalu erat.

"Badan lo menggigil. Gue ngebantu supaya lo enggak kedinginan banget. Jangan kepedean."

Namun Haruto hanya tersenyum geli. Ia menghela nafas dan memutuskan untuk menggenggam balik telapak tangan kanan Jeongwoo.

"Supaya hangat nya cepet menjalar nya ke badan."

chairmates • hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang