🌌Ursa Minor🌌

20 6 0
                                    

Regensburg, Jerman

Sudah 3 bulan semenjak kepulangan Vano dari rumah sakit Pandu selalu bersamanya. Keburuntungan dari mana rumah yang ditempati Pandu di Jerman bersebelahan dengan rumah Vano, yang membuatnya jadi lebih sering bermain juga berkunjung.

Orang tua Vano yang terbuka membuat Pandu makin merasa nyaman berada di dekat mereka. Pandu sudah menganggap kedua orang tua Vano seperti kedua orang tuanya sendiri, meski begitu posisi orang tuanya masih tetap ada di hatinya hingga kapanpun.

Kini keduanya sedang bermain dihalaman belakang rumah Vano. Mereka sedang merapikan isi dari rumah pohon yang sengaja dibuat oleh William untuk tempat bermain Vano juga Pandu.

"Pandu mau ikut aku nggak?" tanya Vano yanh sedang meletakan sebuah gulungan yang berisi peta negara-negara.

Pandu mengambil gulungan tersebut lalu segera menempelkannya pada dinding "Kemana Van?"

"Ke sesuatu tempat yang pasti kamu suka."

Pandu selesai dengan aktivitasnya lalu menatap Vano dengan penuh tanda tanya. Pasalnya Vano selalu mempunyai banyak tempat rahasia yang jarang sekali orang tau.

Dan rata-rata dari semua tempat itu pasti adalah tempat yang indah juga menakjubkan.

Pandu mengangguk dengan ajakkan Vano.

Vano tersenyum girang hingga memperlihatkan satu gigi susunya yang hilang beberapa minggu lalu karena telah waktunya gigi tetap akan tumbuh.

"Okeh nanti malem aku jemput kamu ya. Jam 7"

Pandu terdiam dengan ucapan Vano. Yang penuh dengan teka-teki.

"Pandu!"

Panggil seorang dari dalam rumah Vano. Pandu juga Vano pun pergi melihat dari balik jendela rumah pohon.

Itu Berlian, ibu Vano yang masih terlihat muda dengan dress biru mudanya juga rambut dengan potongan sebahu.

"What's wrong mom?" tanya Vano.

Berlian mendangak "Ada Kak Artur di depan, kayanya dia nyari kamu."

Pandu menaikkan kedua alisnya karena terkejut, tumben sekali sang kakak mencarinya. Pradithya Artur Chandrawan, kakak keduanya yang berjarak 8 tahun dengannya.

Pandu segera turun dari rumah pohon diikuti dengan Vano. Mereka berdua berjalan beriringan mengikuti langkah Berlian yang berjalan didepan.

Artur sedang duduk dengan dinginnya di sofa ruang tamu, wajahnya sangat datar juga tidak berekspresi. Sifat alami dari kakak Pandu, yang membuat Pandu jarang berada dirumah. Meski begitu, sebenarnya Artur memiliki hati yang hangat kepada adiknya walaupun tidak pernah ia tunjukkan.

Pandu berjalan mendekat "Ada apa kak?" ucapnya dengan nada yang agak gemetar.

Artur menatap sekilas adiknya tersebut "Ada Farah dirumah, dia nyari kamu." ucapnya dan sukses membuat Pandu terkejut.

"Farah dateng kesini kak?" tanya Pandu memastikan, Artur mengangguk mengiyakan.

Pandu melompat kegirangan dengan kedatangan orang itu.

Aquilla Farah, seorang gadis kecil yang sudah berteman dengan Pandu sejak ia masih berusia 1 tahun. Temannya yang berasal dari Indonesia.

"Tante aku pulang dulu ya." Pandu pamit kepada Berlian.

ASTRELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang