Langit semakin gelap. Awan-awan mulai bergemuruh, petir menyambar-nyambar disertai oleh tetesan air hujan yang semakin lama semakin deras menghantam bumi. Suasana malam ini sangatlah dingin. Membuat siapa saja akan menggigil kedinginan jika tidak memakai pakaian hangat. Semua orang sibuk menghangatkan tubuh mereka dengan bantuan api buatan namun berbeda dengan yang lain, disebuah kerajaan dipaviliun barat tengah diributkan oleh suasana yang sulit diartikan, pertengkaran yang tak berujung. Semua orang menundukkan pandangan takut-takut saat melihat amukan raja mereka.
Dari sudut mana pun terlihat jelas bahwa Kaisar Wong Lei tengah marah besar pada permaisuri Xiu Xing yang tengah meringkuk dilantai dengan memegangi perutnya yang sudah membesar, dia menutup matanya dan menangis sejadi-jadinya. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi untuk membela dirinya dihadapan suaminya yang keras kepala ini.
“sudah aku bilang, dia hanya pembersih kandang kuda” jelasnya dengan bergetar takut-takut. Kaisar Wong Lei semakin geram saat permaisurinya itu tak mau mengakui kesalahannya.
“setelah banyaknya bukti-bukti yang kudapat, kamu masih berkelit juga permaisuri Xiu Xing?” diapitnya kedua pipi Xiu Xing dengan kasar, ia bisa melihat darah mengalir dari sudut bibir permaisurinya ini, sepertinya ia terlalu keras hingga menimbukan luka. tapi ia tak peduli, melihatnya menderita pun Wong Lei suka. Inilah alasannya mengapa ia menikahi Xiu Xing., agar dia menderita ditangan Wong Lei
“aku bersumpah kami tidak ada hubungan apa-apa” Xiu Xiang dengan susah payah mencoba untuk menjelaskan. Ia berharap suaminya mengerti, tapi dia salah. Yang ada suaminya malah semakin geram karena dia tak mengaku
Wong lei berdiri degan tubuhnya yang membusung tegas “pergi dari sini. Mulai sekarang kamu bukan lagi permaisuriku.” Xiu Xing tertegun dengan pengakuan Wong Lei
“prajurit..” bebrapa prajurit segera membungkuk memberi hormat “perintahkan dayang fu untuk mengemasi semua barang-barang milik Xiu Xing. Hari ini juga, ia aku usir dari istanaku” ultimatum itu membuat semua yang mendengarnya terutama xiu Xing terkejut bukan main.
Wong Lei mulai berjalan dengan langkah tegas meninggalkan Xiu Xing, namun saat di ambang pintu. Ia berhenti menatap Xiu Xing dari bahu kanannya
“soal kehamilanmu, aku ragu dia anakku” Xiu Xing menutup mulutnya rapat-rapat. Dia melebarkan matanya namun terlihat redup
“aku bersumpah” Xiu Xing menyentuh perutnya yang membesar “anak ini anakmu yang mulia” Xiu Xing mendongak menatap Wong Lei dengan pandangan kecewa. Bagimana mungkin dia ragu anak siapa yang dia kandung. Oh, ayolah.. Xiu Xiang bahkan tidak pernah bersentuhan dengan laki-laki mana pun kecuali dengan Wong Lei sendiri. Begitu keraskah suaminya ini sampai-sampai meragukan dirinya.
Wong Lei menatap Xiu Xing dengan tatapan yang sulit di artikan. Mulutnnya membuka, dan kalimat selanjutnya membuat Xiu Xing melebarkan bola matanya “gugurkan kandunganmu sebelum aku tahu dia anak dari laki-laki lain” Xiu Xing terdiam membeku, wajahnya terlihat datar namun dari matanya mengeluarkan air mata
Saat Wong Lei hendak melangkah pergi, Xiu Xing segera beranjak dan menarik lengan Wong Lei agar menghadapnya.
“selama ini aku selalu sabar saat kamu menyakitiku ataupun tak menganggapku sebagai permaisurimu. Walaupun begitu, aku selalu mencoba untuk menjadi istri yang baik untukmu” Wong Lei menatap Xiu Xing lekat-lekat “aku beusah mencintaimu walaupun kenyataannya kamu orang yang sudah membunuh keluargaku dan menghancurkan kerajaanku. Kamu sakiti, kamu hina, kamu cacipun aku tetap mencintaimu” kali ini Wong Lei dibuat terkejut oleh penuturan Xiu Xing.
“sepertinya disini hanya aku yang bertepuk sebelah tangan. Lalu kenapa kamu menikahiku yang mulia?” tanya Xiu Xing dengan nada datar. Wong Lei menatap beram kearah Xiu Xing, entah kenapa amarah mulai menyelimutinya. Dia mencekik leher Xiu Xing membuat Xiu Xing kesulitan bernafas
“mau tau kenapa?” ujarnya dingin “karena ayahmu membunuh ayahku. Aku menikahimu bukan karena cinta. Tapi aku ingin melihatmu menderita ditanganku” lagi-lagi Xiu Xing terkejut. Wong Lei menyeringai melihat expresi Xiu Xing. Dia lalu menjatuhkan Xiu Xing ke lantai, meninggalkannya yang gemeteran menangis sesenggukan. Tanpa pikir panjang lagi, ia berlari pergi, pergi menjauh dari istana yang menurutnya seperti neraka.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LAST TEARS
RomanceDibuang dan tak dianggap anak, Mei Xiang dianggap sebagai anak buangan. Xiu Xiang membawa Mei pergi jauh sejauh-jauhnya dari istana.bertahun tahun tinggal dalam hutan Membuatnya tak mengenal dunia luar. Awal hidupnya biasa-biasa saja dengan bergelim...