"Aku hamil" ucap Alea dengan nada pelan
"Apaaa" ucap rama kaget
Alea hanya mengangguk dan menunduk. Ia takut rama meninggalkannya saat tahu bahwa alea sudah mengandung.
"Kau kenapa" ucap Rama menengadahkan wajah alea
"Tidak papa" ucap alea memelas
"Aku senang sekali kau hamil sayang, itu tandanya kita akan segera menikah dan perjodohan antara kau dan excel begitupun aku dan sasa akan batal. Bukan begitu?" ucap rama tersenyum pada alea
Alea menatap mata rama dengan pandangan tak percaya. Bagaimana bisa ia tak terpikir kesitu. Dirinya begitu bodoh.
"Kau benar" ucap Alea tersenyum
"Baiklah nanti malam. Aku akan mendatangi kedua orangtua." ucap rama
"Untuk apa" tanya alea bingung
"Dasar bodoh, tentu saja melamarmu." ucap rama sembari mencubit pipi alea pelan
"Benarkah. Aku akan merasa bahagia nanti malam" ucap Alea senang
Merekapun pulang setelah membicarakan hal itu. Rama mengantarkan alea lalu rama perpamitan untuk langsung pulang karna ia harus mempersiapkan untuk malam nanti
"Ayah, ibu" ucap rama saat masuk dan melihat kedua orangtuanya berada diruang tamu
"Iya. Ada apa?" ucap ibunya
"Aku ingin bicara sebentar" ucap rama
"Bicaralah" ucap ayah rama
Ramapun menjelaskan dan memberitahukan kepada orangtuanya mengenai hubungannya dengan alea, dan membicarakan tentang lamarannya nanti malam. Tentu saja kedua orang tua rama seketika terkejut dengan apa yang baru saja rama bicarakan.
"Apa" ucap ayah rama sambil berdiri
"Kau tidak salah" ucap ayahnya lagi
"Tidak ayah. Aku serius" ucap rama menatap ayahnya keatas
"Bagaimana pun kondisi hubungan kalian. Ayah tetap tidak setuju. Kau harus tetap menikah dengan sasa, bulan depan kau sudah harus menikah dengannya. Itu sudah direncanakan dari bulan lalu." ucap ayah rama dengan keras
"Bagaimana bisa ayah bicara seperti itu! Alea mengandung anakku. Darah daging ku. Tidak mungkin aku lepas tanggung jawab darinya" ucap rama yang kini sudah berdiri menatap ayahnya tajam
"Bukan urusan ayah. Sekali nya ayah tidak setuju tetap tidak setuju!" bentak ayahnya lalu berjalan kekamar
"Sialan" ucap rama dengan mata merah dan pipi merah karna marah
"Cukup na. Ibu mengerti, kau harus menuruti ayahmu" ucap ibunda Rama sambil menangis
"Bagaimana dengan nasib alea bu. Dia sedang hamil" bentak rama keras
"Nanti ada solusinya rama. Kau tidak perlu emosi seperti ini" ucap ibunda
"Ahhh!!!" (beranjak kekamar)
Malam hari jam menunjukan pukul 7:00 rama sudah siap untuk pergi kerumah alea. Meski ayahnya bersikeras melarangnya. Rama tidak mungkin mengingkari janji nya pada alea untuk melamarnya malam ini...
Ramapun keluar dari kamar lalu kedua orangtuanya menatap kearah rama dengan pandangan bertanya tanya."Kau akan kemana?" ucap ayahnya
"Bukan urusan ayah" ucap rama melangkahkan kakinya
"Apa kau akan tetap pergi kerumah kekasihmu itu" ucap ayahnya lagi
Namun rama tidak menghiraukannya. Ia lebih asik melanjutkan langkahnya menuju mobil pribadinya. Lalu pergi dengan membawa mobilnya yang cukup ngebut
"Anak itu" ucap ayahnya
"Sudah yah. Jangan marah² saja. Nanti jantung ayah kambuh lagi" ucap ibunda rama
*sesampainya dirumah alea. Rama melihat 1 mobil terparkir didepan rumah alea. Ia tidak tau siapa pemilik mobil itu. Apakah saudaranya atau temannya... Rama pun tidak menghiraukan ia langsung mengetuk pintu dengan sopan
"Permisi" ucap rasa diluar
Lalu pintu terbuka. Muncullah sosok pelayan dari rumah alea itu.
"Cari siapa tuan" ucap pelayan itu
"Boleh saya masuk. Saya mencari alea" ucap rama
"Oh silahkan masuk" ucap pelayan mempersilahkan rama masuk
Lalu rama melihat sosok excel duduk menghadap alea diruang tamu ditemani kedua orangtua alea. Rama pun terlalu melihat mereka. Begitupun dengan orang yang berada diruang tamu itu. Lalu alea berdiri dan menghampiri rama
"Rama" ucap alea mendekati rama
"Kenapa dia ada disini" ucap rama menatap excel
"Ada keperluan apa kau kemari" ucap ayah Alea mendekati rama
"Saya berniat akan melamar alea malam ini" ucap rama sopan
"Kau terlambat. Lihatlah, aku dan alea sudah mengenakan cincin tunangan. Dan itu tandanya alea sudah menjadi milikku" ucap excel menunjukan tangannya yang terdapat cincin yang sama ditangan alea
Seketika rama sesak. Ia tidak bisa berkutip, menyaksikan kenyataan yang tak terduga ini. Hatinya seperti tersayat pisau tajam....
"Bagaimana bisa alea. Kenapa kau menerimanya" ucap rama pelan
"Ini desakan ayahku" ucap alea menatap ayahnya sambil menangis
"Om. Alea sedang hamil anak saya, saya yang harus bertanggung jawab dengannya dan bayi yang ia kandung" ucap Rama mengagetkan semua orang yang berada disana.
Kedua orang tua alea memang tidak tau bahwa alea sedang hamil. Begitupun excel. Hanya terdiam saat mengetahui bahwa alea sedang hamil...
Bersambuuung