Mission

5 1 1
                                    

Bel ganti jam pelajaran berbunyi.
Semua anak keluar untuk pindah  kelas.

Jdug

"ukh...." rintih Kayna. Dirinya bertabrakan dengan kakak kelasnya.

"aduuh..... Punya mata ga sih lo?! Mau nyari masalah sama gue?!" bentak Val yang langsung berdiri memegang bahunya. Val tak sengaja melihat kantung rok Kayna, ada sesuatu di kantongnya. Pistol yang ukurannya sangat kecil. Mungkin?

"maaf kak, saya gak sengaja, saya juga gak mau nyari masalah, sekali lagi maaf" jawab Kayna yang berdiri dibantu Fiona dan Gisell sambil memperbaiki posisi pistol di kantongnya.

"awas kalo lo nyari masalah sama gue,  lo gak bakal tenang sekolah disini" ancam Val yang langsung pergi diikuti Justin dan Rendi.

-------------------------*****--------------------------
Val pov
"wait Val, what happen?" kata Justin.

"nothing, gw cuma bad mood"

"oh gara-gara cewe jutek tadi? Oiya btw lo liat temennya kan? yang dikuncir kuda tadi kan itu tuh cewe yang gue omongin waktu tadi di kantin" cerocos Rendi.

*Kayna Erlangga Youke. Sorot matanya tajam juga, gue harap gue salah liat pistol kecil di kantong rok nya* batin Val dengan smirk-nya *bikin gue penasaran*

Kayna pov
"lo gapapa kan kay?" tanya Gisell.

"ya, gue gapapa"

"mereka tadi siapa sih? Dia yang nabrak, dia yang marah, terus temennya yang pirang tuh keliatan banget playboynya, gak suka gue liatnya" omel Fiona. Tania dan Gisell melongo.

"baru kali ini Fio ngomel gara-gara cowo" bisik Gisell. Kayna mengangguk.

"mereka anak kelas XI, kak Val yang nabrak lo tadi, kak Justin, sama yang pirang kak Rendi. Gue denger dari anak sekelas katanya mereka kakak kelas paling gnteng disini." jawab Gisell. Tania mengingat-ingat label nama cowo itu waktu terjatuh.

*Valentino Jamiee Apello, gue harus cari tau kelemahannya, balas dendam sedikit gak buruk juga.* batin Kayna dengan smirk evil-nya. *semoga senjata di kantong gue ga keliatan tadi*

-----------------------------------------------------------
Di kelas X
Ruangan hening

"permisi, saya selaku sekretaris OSIS akan mengumumkan hasil musyawarah bahwa anak kelas X yang terpilih menjadi anggota OSIS adalah Kayna Erlangga Youke dan Octavia Humble, bagi nama yang disebutkan segera melapor ke ruang OSIS sekarang, sekian pengumuman hari ini" kata Leo tersenyum melirik anak yang berdiri setelah adiknya untuk melapor ke ruang OSIS.

"ini berkas yang harus kalian selesaikan sebagai tahap percobaan" Leo menyerahkan dua map hijau pada Kayna dan Octavia.

"baik kak"

"sekarang kalian boleh kembali ke kelas" lanjut Leo

*Cewe rambut coklat tadi, jutek tapi manis, cantik lagi* batin Leo tersenyum.

-----------------------------------------------------------
Sepulang sekolah

Kayna, Fiona, dan Gisell berjalan ke parkiran lalu menaiki mobil hitam.

"pak, kita ke kantor dulu hari ini. Tadi saya dapat panggilan dari atasan." sahut Kayna pada sopirnya sambil menyimpan pistolnya dikolong kursi mobil. Fiona dan Gisell melirik.

*semoga misi kali ini lebih seru dari biasanya* batin Gisell

"baik nona"

Wait? Kantor? Haha.
Jangan salah yaa.
Tania, Fiona, dan Gisell adalah anggota CIA. Wajar jika mereka tiba-tiba mendapat panggilan misi apalagi yang levelnya tinggi dan berbahaya.

Begitu sampai di kantor CIA, mereka segera masuk ke kantor dengan memakai jaket, wig, kacamata, dan masker. Mereka langsung masuk ke ruangan atasan mereka, Mr. Revan.

"jadi? Kami mendapat misi apa kali ini?" tanya Fiona langsung.

Mr. Revan menunjuk berkas biru diatas meja dengan dagunya. Tania segera mengambil dan membaca isinya.

"tiga mafia tingkat atas ada di kota ini. Kami berusaha mendeteksi mereka tapi agent yang menyelidiki mereka menghilang tanpa jejak,sepertinya agent kita sudah dibunuh oleh mereka." kata Mr. Revan buka suara.
"hanya informasi dokumen itu yang bisa kita dapatkan" lanjutnya.

"dan dokumen ini hanya berisi laporan tentang salah satu anggota mafia yang pernah beberapa kali terlihat berada di suatu lokasi...  Hm, ada yang dekat sekolah kami. Kami kekurangan informasi" potong Gisell.

"cukup, kita selidiki seluruh titik dimana mereka pernah terlihat. Kita mulai dari sekolah kita" pimpin Tania. "Gisell?" panggilnya

"tentu, aku akan meretas seluruh data di komputer yang ada di sekolah".

"bagus. Fiona, lo bisa mengawasi dari atap sekolah". Fiona mengangguk.

"CCTV nya gue yang tanganin" lanjut Kayna.

"kalian boleh keluar dari ruanganku" sahut Mr. Revan sambil tersenyum, terkesan mengusir.

Mereka kembali ke parkiran. Setelah masuk ke mobil, mereka merasa ada yang membuntuti mereka.

"kalian merasakannya kan?" tanya Fiona. Mereka mengangguk.

"pak, kita ke basecamp dulu" kata Tania.

Mr. Erwin mengangguk mengerti kemudian mempercepat laju mobilnya.

---------------------
Hmmm sorry klo ada typo, gak tak cek dulu :v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never Happen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang