2

82 14 0
                                    

         Tok....tok..tok.... Suara ketuakan pintu yang amat keras terdengar dari balik pintu kamar Yeri.

         "Non....bangun non, ntar telat lagi lho!" Terdengar suara yang tak asing lagi bagi Yeri, suara Bi Inem.

        "Iya bi...iya." Jawabnya dengan keadaan setengah sadar. Ia bangkit dari ranjangnya yang empuk dan menuju ke kamar mandi. Tak lama di dalam kamar mandi, ia pun memakai seragamnya dengan terburu-buru. Ia menuruni anak tangga dan segera berlari menuju halaman rumah.

        "Kan....udah gue tebak." Terlihat gerbang sekolah yang sudah di tutup. Tetapi Yeri masi memiliki kesempatan untuk masuk. Ia segera menuju ke gerbang belakang sekolah yang biasa ia masuki jika telat. Beberapa langkah memasuki gerbang, tangan seseorang menepuk bahu mungil Yeri. Spontan Yeri terkejut. Ia menoleh ke belakang.

        "Telat lagi lo?" Tanya Jungkook dengan sengaja nada suaranya di naikkan untuk mengerjai Yeri. Tak sengaja tangan Yeri menutup mulut Jungkook.

        "Diem... ntar pak satpam tau gimana?" Ia menyuruh Jungkook agar nada suaranya di rendahkan. Tangan Jungkook menyingkirkan tangan Yeri yang kecil dari mulutnya.

        "Heh utang lo kapan di bayar."

        "Utang apaan si?" Tanyanya seolah-olah ia tak mengetahui apa-apa.

        "Jangan pura-pura gatau lo." Nada suara Jungkook meninggi. Yeri menutup mulut Jungkook lagi.

        "Ia ia gue inget." Tangannya menurun.

        "Udah gue duluan. Lo kalo mau apa-apa SMS gue." Perintahnya.

        "Ok." Yeri pun meninggalkan Jungkook. Ia menuju ke kelas 11-2.

        "Permisi ibu..." Yeri menampakkan gigi putihnya. Ia tersenyum kepada guru yang sedang mengajar di kelasnya—Bu Reyna. Guru fisika kelas 11-2. Yang terkenal ramah dan penyabar.

        "Dari mana aja kamu Yer?" Tanyanya dengan nada lembut.

        "Angkotnya lama bu." Alasan Yeri yang kesekian kalinya.

        "Yaudah duduk sana. Ambil kertas tulis nama, kelas, sama nomer absen. Hari ini kita ulangan harian. Ibu mau ambil nilai." Reyna kembali duduk di kursi dekat papan tulis.

        "Yah.....kok mendadak bu?" Tanya salah seorang murid yang tak setuju dengan adanya ulangan mendadak hari ini.

        "Ya... ibu ingin mengambil nilai kalian bab ini. Dan juga ibu ingin tahu seberapa kemampuan kalian." Terus terang Reyna.

        Murid-murid mengeluh kesal tetapi merek tak bisa berbuat apa-apa. Mereka segera mengambil selembaran kertas dan diisikannya nama, kelas, dan nomer absen mereka masing-masing. Sedangkan Reyna menulis soal-soal yang akan di jawab murid-murid di papan tulis yang berwarna hijau.

        Terdengar keluhan-keluhan dari murid-murid karena soal yang diberikan Reyna sangatlah sulit. Tapi tidak bagi Yeri, ia tak menghiraukan teman-temannya yang mencari-cari jawaban. Yeri mengerjakan dengan tenang tanpa mengeluarkan satu kata pun. Somi, teman sebangkunya yang terkejut melihat Yeri mengerjakannya dengan mudah. Padahal Yeri murid yang selalu telat, tidur di jam pelajaran. Tapi entah mukjizat apa yang ada pada diri Yeri.

        Bel istirahat berbunyi, pertanda bahwa waktu istirahat. Dan juga selesailah ulangan yang membosankan bagi murid-murid 11-2.

        "Ok sampai disini pelajaran ibu. Nanti kertas jawaban kalian kumpulkan di meja ibu." Perintah Reyna. Ia beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan kelas 11-2. Somi yang baru saja selesai mengerjakan, melihat sahabatnya yang tertidur pulas. Ia menyikut lengan Yeri yang berniat membangunkannya. Berhasil, Yeri terbangun dengan mata menyipit.

Strange Woman -:[ JUNGRI ]-: Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang