SATU

716 32 0
                                    

Seorang gadis yang menggunakan baju acak-acakan, sedang berdiri malas di depang gerbang SMA Garuda yang terkunci rapat dan menjulang tinggi.

Dia menatap gerbang yang terkunci di depan-nya tanpa ekspresi. Sekilas gadis itu menatap arloji berwarna gold yang melingkar indah di pergelangan tangan-nya. Di sana terpampang jelas sudah menunjuk-kan pukul 07:25 dan tanda-nya dia telat lagi.

Gadis yang memiliki bola mata abu-abu terang itu hanya mengedikkan bahu-nya tak peduli. Gadis yang kira-kira berumur 16 tahun itu melangkah-kan kaki-nya menuju belakang sekolah.

Setelah tiba di belakang sekolah, dia menatap dinding pembatas antara area sekolah dan area luar sekolah dengan senyuman yang sulit di artikan.

Tanpa membuang waktu lagi, gadis itu melangkah lalu memanjat pohon mangga yang ada di sebelah dinding pembatas. Dia menggunakan pohon tersebut untuk membantu-nya naik ke atas dinding. Dan satu kali lompatan dia sudah ada di dalam area sekolah.

Ya. Ini-lah salah satu kelakuan seorang Shasa Anelia Florencia. Lompat dinding pembatas, salah satu yang tidak asing lagi bagi gadis ini. Badgirl? Mungkin.
Cewek pembuat rusuh, buronan guru BK, sekaligus Anak dari pemilik yayasan sekolah ini.

Dan jika di pikir-pikir, gadis ini tidak perlu susah-susah untuk panjat dinding yang sangat tinggi itu. Toh, dia anak dari pemilik yayasan sekolah ini, lalu buat apa dia harus melakukan hal yang melelahkan tersebut?.

Nah, jika kalian bertanya seperti itu, maka dia akan menjawab dengan santai. 'Kapan lagi coba lo ngerasa-in panjat dinding pembatas, bolos, jadi buronan guru BK, Kalau bukan sekarang?. Sekarang itu kita lagi masa-nya ngerasa-in indahnya putih abu-abu.' Aneh bukan? Tapi itulah kenyataan-nya.

Anak dari pemilik yayasan sekolah atau pun bukan, dia tidak peduli. Menurut-nya itu sama saja, tidak ada yang berbeda.

Gadis yang memiliki rambut sebahu hitam pekat itu, melangkah-kan kakinya melintasi koridor-koridor sekolah yang sudah terlihat sepi.

Mungkin semuanya sudah berada di dalam kelas mereka masing-masing. Duduk bosan mendengarkan guru yang menerangkan materi di kelas mereka. Menjelaskan materi yang setiap pertemuannya itu-itu saja. Membuat semua murid-murid mendengus kesal.

Gadis itu terus saja melangkah dan sesekali menghirup udara pagi yang sedikit menenangkan.

Dia berhenti melangkah saat melihat seseorang berdiri di depan-nya dengan tegap dan menatap dirinya dengan tatapan tajam.

Shasa membalas tatapan itu dengan tatapan tak kalah tajam-nya.

"Telat lagi, Nyonya?" Tanya laki-laki itu sarkastis. Shasa menaikan sebelah alis-nya menatap laki-laki yang mengunakan almamater merah di depan-nya ini.

"Pertanyaan yang sangat unfaedah, Pak ketos!" Jawab-nya dramatis.

"Bisa gak sih! Lo gak telat sehari aja?" Tanya Ferro kesal.

Badgirl Vs KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang