AUTHOR POV
"Kabur memang pilihan yang tepat, tenang saja kau pasti akan baik-baik saja Lyn!"ucap Lyn sambil menepuk nepuk dadanya meyakinkan dirinya sendiri.
Siapapun yang melihatnya saat ini pasti akan berfikir bahwa dia sudah gila karena berbicara sendiri. Lyn memeriksa sekeliling dan menghembuskan nafas lega karena tidak ada orang di sekitarnya saat itu.
Rumah besar itu tampak lengang dan sepi tampak seperti rumah dalam film horor yang pernah ia tonton, hal ini membuatnya seketika sedikit merinding. Sebelum ia semakin berpikir yang tidak-tidak tentang rumah ini ia memilih untuk berkeliling sambil memikirkan cara agar ia dapat bertahan di rumah ini.Setelah menghabiskan setengah hari berkeliling lantai bawah dan tidak lupa memakan makan siangnya seorang diri.
Ia pun memutuskan untuk berkeliling lantai atas.
Kini Lyn cukup terbiasa berjalan dengan bantuan tongkat yanng sedang ia gunakan, bahkan ia juga sudah bisa menaiki tangga utama di ruang tengah rumah mewah itu tanpa bantuan pelayan lagi. Sesampai di lantai atas ia bertambah takjub dengan dekorasi yang tak kalah mewah dengan lantai bawah.
"Wah bagaimana mungkin aku melewatkan pemandangan ini saat sedang berada di lantai atas, ckckck... seharusnya aku melihat hal ini sebelum om itu menggendongku..." ucapnya terpotong mengingat kejadian kemarin. Ia menghentikan langkahnya dan terlihat sedikit melamun mungkin sedang membayangkan kejadian itu.
Flashback
Ya saat itu Aland tiba-tiba menggendongnya ala bridal style, orang yang digendong sempat akan protes namun akhirnya patuh juga. Tangan kanan pria itu bersentuhan langsung dengannya. Jarak antar wajah si gadis dan pria itu juga bisa di bilang terlalu dekat. Belum pernah seorang laki-laki berada sedekat ini dengannya. alis tebal, hidung mancung, bibir bagian bawah yang sedikit tebal, rahang tegas,tatapan tajam yang selalu ia sorotkan serta semua yang ada di wajah pria itu seketika berhasil mengalihkan dunianya.
Gadis itu yang tadinya melihat dengan tajam ke arah pria yang dengan lancang menggendongnya kemudian lebih memilih menundukkan arah pandangnya ke bawah. Baru kali ini aliran darahnya terasa berdesir.
Flashback end
Pipinya terlihat sedikit memerah mengingat kejadian itu.
"Aish Tidak!Tidak!Apa yang kupikirkan!" ucapnya spontan sambil mengibas-ibaskan tangannya di udara.
Ia mulai berkeliling lantai atas itu, satu demi satu ia menemukan dan membuka setiap ruangan atau kamar yang tidak terpakai berjumlah 3, kamar sang tuan rumah yang kemarin sempat ia tiduri 1, dan yang terakhir sebuah ruangan atau kamar satu-satunya berpintu merah muda yang kini ia sedang melangkah menujunya. Jadi total ruangan atau kamar di lantai atas berjumlah 5 kamar.
semua pintu kamar di lantai atas berwarna coklat kayu namun tampak elegan terkecuali pintu kamar yang sedang ia tuju. Ada perasaan penasaran dan was-was entah mengapa.
Sedikit lagi ia sampai di hadapan pintu itu. Ia meraih ganggang pintu dengan perlahan dan menurunkan tuas ganggang pintu itu dengan perlahan juga. Ganggang pintu ini terasa aneh mugkin karena satu satunya kamar berwarna merah muda serta tarikan tuas untuk membuka pintu ini terasa lebih ringan dibandingkan pintu kamar sebelum-sebelumnya.
Setelah menurunkan tuas ganggang pintu dan akan mendorongnya. Terkunci... Aish sial batinnya, hal ini justru membuat Lyn semakin penasaran. Mungkin ia menurunkan tuas itu kurang kuat, Lyn pun mencoba lagi. namun tetap saja usahanya sia-sia kamar itu memang terkunci.
"NONA!" ucap seorang pelayan tiba-tiba memanggilnya dengan suara sedikit keras.
"Whatt?!" jawab Lyn kaget mendengar seseorang memanggilnya, ia pun berbalik menuju arah suara itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Save Me
Romance[WARNING!] [18+] "Aku tengah mencoba untuk lari dari kehidupanku sekarang, Yaa.. aku hanyalah seorang remaja labil yang belum genap berusia 17 tahun, tidak mengerti apa yang sedang aku lakukan sekarang? Kesepian,Bosan,dan frustasi itulah yang kurasa...