[WARNING!]
[18+]
"Aku tengah mencoba untuk lari dari kehidupanku sekarang, Yaa.. aku hanyalah seorang remaja labil yang belum genap berusia 17 tahun, tidak mengerti apa yang sedang aku lakukan sekarang? Kesepian,Bosan,dan frustasi itulah yang kurasa...
Tidak seperti biasanya, alarm dalam tubuhku seolah membangunkanku secara otomatis pagi ini. Aku sudah sadar sepenuhnya tetapi saat ini aku masih ingin dalam posisi memeluk guling dengan mata terpejam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akupun semakin membenamkan wajahku ke guling yang aku peluk saat ini sambil memejamkan mataku, guling kali ini terasa berbeda, ukuran diameternya tidak seperti guling biasanya. Saat tanganku mencoba meraba-raba permukaannya ada rasa hangat dan terasa lebih keras.
Tunggu sebentar, apakah ini guling jenis baru? Rupanya juga ada system pemanasnya. Tapi seiingatku sebelumnya tidak ada guling semacam ini. satu lagi, wewangian di kamarku berbau strawberry bukan bau maskulin seperti ini.
Kupakasakan mataku terbuka secara perlahan dan betapa terkejutnya aku rupanya sedari tadi oh tidak lebih tepatnya semalaman mungkin om-om ini tidur bersamaku, lebih parahnya lagi kami tidur berpelukan.
Jarak wajah kamipun terlalu berdekatan sehingga hembusan nafasnya menerpa rambutku. "HYA!!!" teriakku panik dengan suara amat sangat kencang tanpa mempedulikan orang-orang yang akan mendengarnya.
Aku segera terduduk dan memukul-mukul orang yang ada di hadapanku ini sambil menghujaninya dengan perintah untuk segera meninggalkan kamarku.
"Kau beraninya masuk kamarku!dasar lelaki mesum!aaa..cepat bangun dan pergi!" ucapku dengan nada tinggi walaupun tidak setinggi teriakkan tadi. Masih berusaha memukul dan mendorong-dorong om-om ini dengan sekuat tenagaku.
"Pergi!pergi! kau... sudah berani nabrak orang sekarang masuk kamar tanpa permisi! Akan kulaporkan kau ke polisi!Camkan itu!" lanjutku.
Kemudian ia pun terbangun dan sempat menatapku sebentar masih dengan muka bantalnya. Hal menyebalkan yang terjadi ia justru membalikkan badannya seolah tidak peduli lalu melanjutkan tidur. Tanpa merasa berdosa sedikitpun ia kini memunggungiku.
"AAA..apa kau sudah gila atau apa kau pe***il!iya pasti kau pe***fil!dasar pe***il!pe**.." lanjutku terhenti karena tiba-tiba Om Aland membungkam mulutku dengan telapak tangannya yang besar mungkin saja bisa menutup keseluruhan wajahku. Sedangkan tangan satunya ia gunakan untuk menahan kedua pergelangan tanganku yang kecil.
Tidak cukup sampai disitu ia juga menindihku ya walaupun tidak sepenuhnya menindihku, ia masih menggunakan sikunya untuk menahan badannya yang besar. Aku pikir jika ia benar-benar menindihku mungkin aku bisa mati.
"Diam atau yang kau katakan akan jadi kenyataan Gadis Kecil" ucapnya dengan tenang tapi tetap mengintimidasiku.
Aku terbungkam dengan apa yang ia ucapkan. Bulu kudukku juga seketika meremang.
"Aku lepaskan dengan syarat kau tetap tenang." Jawabnya dengan nada pelan tetapi tetap menatap tajam ke sepasang manik mataku.