Chapter 7

4K 192 46
                                    

Di chapter ini terkandung unsur 18++ .Bijaklah dalam memilih bacaan. Terimakasih.


ADITYA POV

Sebuah mobil sedan berwarna hitam buatan Italia sedang melaju menembus jalanan ibukota Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebuah mobil sedan berwarna hitam buatan Italia sedang melaju menembus jalanan ibukota Jakarta. Malam yang sepi dan menenangkan seharusnya menjadi latar suasana saat itu. Tetapi namanya saja ibukota, pasti tidak luput dari keramaian para pengendara motor atau pengemudi mobil yang selalu berlalu lalang baik siang ataupun malam dengan jumlah yang cukup besar.

Bunyi klakson disebabkan oleh beberapa pengemudi mobil yang tidak sabaran juga berperan menjadi latar suara pada malam itu.

Namun Aland tetap menikmati malamnya, karena malam itu akan menjadi malam yang panjang untuknya.

Aland mengendarai mobil ditemani dengan alunan musik bergenre EDM yang berasal dari pemutar musik pada dashboard mobilnya. Saat ini pukul 10.55, berarti tinggal 5 menit lagi pesta akan segera dimulai. Akan tetapi ia justru terjebak macet di sebuah perempatan lampu merah sedangkan hotel tempat diadakan pesta itu masih berada beberapa kilo meter di depan.

"Shit!" umpatnya setelah melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Sepertinya ia mengalami moodswing.

Mobilnya kini tepat ditengah-tengah, terhimpit oleh kendaraan lain. Kendaraan di sekelilingnya tidak ada yang mau mengalah sedikitpun. Mereka terus mendesak mempersempit jarak antar ruang kendaraan.

"Damn!" umpatnya kembali. Setelah melihat tingkah para pengguna jalan itu. Hal ini justru membuat mereka benar-benar seperti terkunci.

Sebenarnya memilih mengendarai mobil di jalanan ibukota memang pilihan yang tidak tepat sama sekali. Seharusnya ia menaiki motor saja tadi. Aland akhirnya membuat sebuah panggilan yang bertuliskan Martin.

"What's up?"tanya Martin spontan setelah mengangkat telpon itu.

"Dude, I'll be late"

"Nope, we already have fun with the girls", sahut Martin diselingi beberapa tawa menggoda Aditya.

Aland termakan candaan temannya itu.

"Fuck up! How dare you?!" ucapnya kesal.

"Hey It's okay Al, kita bakalan masih disini sampai pagi." Jawab Martin menenangkan sahabatnya itu.

"Yeah, and you do not need to worry!"balas seseorang sepertinya berada di samping Martin yang dari accentnya ia kenal, Mark.

"Lo udah teler?"Tanya Aland.

"Huuuu and why you're so slowwwlyyy? Put your sh** off! We did not have fun enoughfff..and.. I miss youu my bro,"oceh Mark.

"Ew! Shut up!", seru Aland sebelum menutup telponnya.

Percakapan singkat tidak bermakna itu tidak terasa membawa mobilnya akan mendekati barisan paling depan, sebentar lagi ia bisa lolos dari kemacetan itu. Akan tetapi ada saja hal yang membuatnya jengkel.

Save MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang