Part 1

30 6 3
                                    

Pagi ini langit tidak begitu cerah. Semalam hujan turun deras dan mendung masih enggan untuk menyisih dari menutupi matahari. Tetesan air bekas hujan masih membasahi pekarangan depan rumah nomor tigabelas yang berada di deretan tengah rumah-rumah yang berjajar di jalan Flamboyan. Jika melihat dari pagar yang besi-besinya tidak mengkilap lagi, dapat disimpulkan bahwa rumah ini sudah tidak berpenghuni atau mungkin penghuninya terlalu sibuk hingga tak sempat merawat rumah mereka.

Setelah cuaca sedikit cerah, pintu kayu bercatkan warna coklat gelap dari rumah dengan pagar yang berkarat tadi akhirnya pun terbuka. Yang tak lama kemudian melangkahlah seorang remaja pria dengan hoodie abu-abu dan sepatu boot yang sedikit kusam melewati gawang pintu. Melihat dari tatanan rambutnya yang rapi dan bersih, wajahnya yang cerah, dan tubuhnya yang pas─tidak kurus juga tidak gendut, sepertinya anak ini dirawat dengan baik oleh kedua orang tuanya. Walaupun kenyataannya dia hanyalah tinggal bersama kakak laki-lakinya. Kedua lelaki remaja yang hidup saling bergantung satu sama lain dalam sebuah rumah yang masih bisa dikatakan layak huni.

"Erik! Nanti aku akan pulang telat. Kau makan malamlah dulu! Aku berangkat!" katanya berteriak.

Erik keluar setelah mendengar teriakan Endy─adiknya, "Tunggu! Ini yang kau minta." katanya sambil menyodorkan sebuah CD pada Endy.

"Kau tidak merusak beat-nya kan kali ini?" katanya dengan nada sedikit meledek.

"Kapan aku mengulangi kesalahan?" sanggah Erik singkat sambil meninggalkan Endy dan masuk ke dalam rumah.

"Wah! Kakakku memang benar-benar beda." gumam Endy seraya berjalan menuju pagar dan keluar dari halaman rumah.

Endy adalah anak biasa saja di sekolahnya. Tidak banyak murid yang mengenalnya. Mungkin hanya teman sekelasnya lah yang mengenal Endy, itu pun tidak dengan latar belakangnya. Namun apabila Endy sudah keluar ke dunianya sendiri, maka tidak ada orang yang tidak mengenal dia di daerah itu. Baik amatir maupun pro, semua dancer di kota ini akan mengenal Endy.

Minggu pagi ini merupakan hari yang tidak biasa. Jika minggu-minggu lain Endy gunakan untuk berlatih dance, maka minggu ini dia gunakan kemampuannya untuk bertanding. Sebenarnya Endy tidak mau untuk mengikuti battle liar seperti ini lagi. Karena mungkin saja ada polisi yang sedang beroperasi dan bisa saja Endy tertangkap dan terpaksa harus menginap di kantor polisi untuk memproses kasusnya. Namun karena hadiah bagi pemenang sangat lah menggiurkan, ditambah lagi Endy dan Erik bukanlah remaja yang masih diasuh oleh kedua orang tuanya, maka kesempatan seperti ini tak akan membuat Endy ragu lagi.

Setelah keluar dari rumah, Endy menyusuri sepanjang jalan menuju jalan utama yang sedikit basah akibat hujan semalam. Terkadang Endy harus menghindar jauh dari genangan air yang menutupi aspal yang berlubang jika tidak mau terkena cipratan air saat kendaraan melintasinya. Erik dan Endy tinggal di sebuah daerah yang lumayan jauh dari kota. Maka dari itu tidak heran jika jalanan di sini masih banyak lubang dimana-mana. Ditambah lagi seringnya kendaraan besar yang melintas menambah parah kondisi daerah ini.

Sekitar dua ratus langkah setelah menyusuri jalan utama, Endy segera berbelok ke kiri tepat di sebuah pertigaan yang di ujunng jalanya merupakan tempat latihan dance Endy. Sebelum malam nanti Endy harus bertanding, dia memutuskan untuk berlatih sebentar di tempat yang biasa dia gunakan. Tempat ini jauh dari pandangan bersih dan layak untuk berlatih. Tempat berlatih Endy hanyalah sebuah bangunan dengan luas sekitar lima kali enam meter dengan kaca yang memenuhi salah satu sisi dalam bangunan itu. Di sekitar bangunan ini juga banyak ditumbuhi semak dan tanaman rambat ditambah dengan lumut yang menempel pada dinding luar bangunan yang menambah kesan kotor dan lembab. Endy sengaja membiarkan kondisi luar bangunan dalam keadaan kotor agar tidak ada orang yang mau menggunakan tempat ini. Namun di sisi dalam
bangunan, Endy telah merombaknya menjadi ruangan yang sangat nyaman dan bersih yang berbeda jauh dengan keadaan luarnya.

7 KeberuntunganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang