Aku meneguk habis soda dingin yang berada di tanganku, sebelum pulang tadi aku mampir ke minimarket sebentar untuk satu cup ramen dan sebotol soda.
Aku tau aku harus mengurangi makanan sampah ini, tapi makanan sampahlah yang paling enak. Toh aku tidak akan membuncit jika tiap hari aku harus bekerja keras bagai quda.
Sudah jam setengah sebelas malam saat ku lihat jam tangan silver di pergelangan tanganku.
Ah, aku terlalu malas untuk mandi.
Ini kebiasaan burukku, malas membersihkan badan sepulang bekerja. Mau bagaimana lagi, mata ku sudah tak bisa di ajak kompromi.
Aku menyikat gigi dengan mata separuh terpejam, aku juga membersihkan makeup dengan alakadarnya. Untunglah, kulitku termasuk kulit badak, hingga jerawatpun enggan mendatangiku.
Dengan tersaruk-saruk aku melepas satu persatu pakaianku dan melemparnya asal asalan.
"aaah... " aku mendesah saat membaringkan tubuhku di atas kasur. Tidak ada yang lebih nikmat di banding tubuhmu di balut kemeja belel yang sudah sangat tipis. Membuat tubuh tidak gerah dan nyaman saat tidur.
Dalam hitungan detik, aku larut dalam mimpi.
.
.
.
Geli...
Ada sesuatu yang menggelitik di bagian pribadiku, aku mengabaikannya.
"aaah.. " aku tak tau bisa bersuara begitu..
Tapi lagi-lagi aku mengabaikannya saat dadaku terasa basah dan terasa di tarik..
Dan itu mungkin adalah hal yang paling ku sesali di sepanjang hidupku.
Rasa sakit mendera ku hingga aku tak lagi bisa mengabaikannya.
Aku belum bisa melihat dengan jelas, rambut hitam itu jatuh tepat di mataku.
"a-apa yang.?" napasku tercekat. "Sasuke.!" dia berusaha memasukkan sesuatu ke liang senggama ku. Memaksanya masuk, aku memukul tubuh Sasuke berkali-kali dan sekuat yang aku bisa. Tapi ia tetap mendorong miliknya.
"keluarkan...! Keluarkan.. Aaarght...! " aku menjerit dan menjambak rambutnya kuat.
Tubuhku bagai terbelah.
Kami memejamkan mata, bedanya ia terlihat sangat menikmati sementara aku sangat tersiksa.
"rileks." katanya lagi.
"brengsek." adalah kata terakhirku, karna setelah itu ia menciumku, melumat bibirku, dan tak membiarkanku mengambil nafas.
"ugh." aku mengeluarkan suara di tenggorokan karna ia terus menyumpal mulutku.
Ia bergerak, naik dan turun. Dengan pelan, dan akupun mulai terbuai olehnya.
.
Sakura pulang dari tempat kerjanya pada pukul tiga dini hari. Ya, ia adalah seorang pelayan di bar.
Ia membuka pintu apartemen yang ia sewa berdua dengan Hinata. Saat ia masuk, ia begitu terkejut melihat sahbatnya itu tidak sendiri, tapi bersama seorang pria.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.