Dering telvon membangunkanku dari mimpi indahku, dalam mimpiku aku tengah berenang di sungai coklat di mana si sisi kiri dan kanannya terdapat banyak pohon permen.
"ne kaa-chan, ada apa.?" ujarku saat melihat siapa yang menelfon.
"Hinata, kenapa lama sekali kau tidak menghubungi kaa-chan.? Apa kau sudah lupa pada ibumu ini.? Apa karna kau sudah punya pacar makanya tak pernah berkunjung lagi.? " ibuku dan segala kecrewetannya. Ia terus mengoceh dan mengoceh, sementara yang bisa ku lakukan hanyalah menyimak perkataannya yang sama sekali tak ku mengerti.
Aku menjepit ponsel di telingaku dan mulai beranjak ke dapur, mengambil segelas besar air putih. Tak mempedulikan tubuhku yang lagi-lagi tanpa busana.
"apa sih yang ibu bicarakan.?" aku menuju ke toilet dan duduk disan, bermaksud membuang hajat.
Uh, toilet memang tempat yang sangat sempurna untuk merenung. Ku letakkan handphon ku di tempat yang kering dan menekan tombol speaker.
Kini apartemen ini hanya ku tinggali sendirian, Sakura sudah pindah seminggu yang lalu, tepat saat aku selesai mabuk-mabukan. Dia bilang bosnya memindah tugaskan dirinya.
Memang bisa ya, pegawai bar pindah tugas.?
Dan setelah semua ini, iblis itu semakin bebas keluar masuk ke apartemen ku ini. Iblis yang sialnya tampan.
"Hinata, kau dengar tidak.?" ibuku berteriak di ujung sana.
"mmmm, aku dengar. Aku akan berkunjung akhir minggu ini."
"nah, begitu."
Aku menghela nafas, ku tatap tubuhku di pantulan cermin, rasanya payudaraku semakin membesar. Mungkin karna terus-menerus di remas dan di hisap.
Ah, tubuhku yang malang.
.
.
.
"kau sedang apa.?" Sasuke menyandarkan kepalanya di bahuku, apa ia tidak tau kalau ini berat.
"menurutmu.?" aku meliriknya kesal.
"kebetulan, aku lapar." ia menciumi leherku. Aku langsung menepisnya, beberapa kali ia bilang lapar tapi akhirnya dia bilang 'aku ingin memakanmu' memangnya ini fanfiction apa.?
"kruuuuk." perutku berbunyi nyaring, dia tertawa. "baiklah, lanjutkan memasakmu." ia duduk manis di meja dan akhirnya aku bisa sarapan di jam 10 siang.
.
"kau tidak kerja.? "
"tidak."
"lalu kenapa kau berdandan.?"
"aku mau jalan-jalan."
"kemana.?"
"kemana saja."