2

17 3 0
                                    

Tepat pukul 05.00 pagi alarm berwarna coklat tua yang berada diatas meja belajar Alana terdengar meraung-raung memenuhi kamar yang gelap gulita itu,sesekali tampak adanya gerakan aneh dari dalam selimut tebal berwarna coklat yang sekilas mirip tumpukan pakaian kotor.

Dengan malas Alana menggerakan tangan nya untuk mematikan alarm yang terus berbunyi itu, setelah alarm itu tak berbunyi lagi, Alana pun melanjukan tidur nya, namun alarm menyebalkan itu berbunyi kembali.

" Agrhhhh!!! Menyebalkan sekali, hari ini hari minggu mengapa aku mengatur alarm sepagi ini sih " Alana mengoceh sendiri seraya setengah bersungut-sungut, kemudian dengan malas bangun dari tempat tidur seraya menendang-nendang selimut berwarna coklat tua itu agar menjauh dari tubuh nya, kemudian ia beranjak dari tempat tidur untuk mematikan alarm tersebut.

Namun alarm itu terus berbunyi selama beberapa menit dan kini di sertai teriakan marah seorang wanita.

" Lana kau tidak bangun ? Kita akan terlambat !!" Teriakan terdengar dan menggema didalam rumah.

Alana membeku. Langkah kaki nya terasa berat untuk dia gerakkan, tangan nya pun tampak menggantung diudara karena saat itu Alana sedang ingin meraih alarm yang terus berbunyi diatas meja. Alana mengedipkan matanya nya berkali-kali, berusaha menghilangkan kantuknya.

" Mama ?' Gumam Alana pelan, tampak dahinya mengerut sehingga alisnya yang tebal nyaris tampak menjadi satu.

" Lana kau tak mendengarkan suara mama ?" Suara dari lantai bawah terdengar lagi, kali ini Alana segera berbalik meninggalkan alarm yang tak lelah berbunyi itu.

Benar, ayah dan ibu ku datang! Batin Alana.

Alanapun berlari menuruni tangga untuk menemui ibu nya yang terus memanggil.

" Mama ? Sejak kapan kalian datang ? dimana papa ? mengapa tidak mengabari jika akan pulang ?" Alana mendekati ibu nya yang sedang memanggang roti. Ibunya terdiam kemudian menatap Alana, wajah yang memiliki kerutan-kerutan usia namun tetap cantik itu tak bisa menyembunyikan ekspresi kebingungannya.

"Apa yang kau maksud ? Pulang dari mana ?" Ucap wanita paruh baya itu.

Alana tertawa. Kemudian membuat ekspresi kesal.

" Mama bercanda, kalian'kan dari Taipei ?" Alana menjawab pertanyaan ibunya seraya meraih roti yang sudah selesai di panggang.

" Kamu masih mengantuk ya ? Mandilah, kita akan terlambat jika kamu tidak bersiap-siap mulai sekarang " ibunya meraih bahu Alana lalu memutar tubuh gadis itu agar membelakanginya, kemudian sedikit mendorong tubuh Alana agar gadis itu pergi. Alana berbalik kembali lalu menatap ibunya kebingungan.

" Kita akan pergi kemana ma ? Hari ini hari minggu, Alana ingin bangun lebih siang" sungut Alana yang kemudian berjalan menuju tangga kearah kamarnya.

" Anak ini!! Kau tidak ingat kita akan ke Taipei hari ini ?" Omelan yang didengar Alana itu seketika membuat nya membelakan mata.

" Taipei ?" Gumam Alana pelan.

" Kita kan akan pindah, apa kau lupa ? Jangan-jangan kau bahkan melupakan siapa ayah dan ibumu ?" Omel ibu nya lagi.

" Pindah ? Ma Alana sekarang berada di kelas 12, Alana tidak bisa pindah. Dan bukannya sejak kelas 10 Alana menolak untuk ikut " sungut Alana ketika mendengar penuturan mengejutkan dari ibunya.

" Kau tampaknya benar-benar masih mengantuk ya. Kelas 12 ? Omong kosong apa itu! Baru kemarin ayah mu mengambil ijasah smp mu, sudah jangan bercanda, 3 jam lagi penerbangan kita!" Ucap ibu seraya meninggalkan Alana yang masih termenung ditangga.

Alana terdiam tak mengerti. Terheran-heran tentang situasi yang sedang terjadi.

Saat Alana sedang diliputi kebingungan, Alana tidak sengaja melihat kalender yang terpajang di sudut dapur, tampak tanggal berwarna merah telah di beri tanda silang dengan tinta hitam, Alanapun perlahan beranjak dari tempat duduknya menuju kalender tersebut. Dan fakta bahwa tahun yang tertulis bukan tahun yang diingini Alana membuatnya segera menutup mulutnya, ia berusaha untuk tidak menjerit. Disana dengan jelas tertulis bahwa itu adalah kalender 2015, yang mana seharusnya adalah kalender untuk 5 tahun silam.

Alana mematung, kemudian ia menghela napas panjang lalu segera berlari mengejar ibunya yang berada di ruang depan dan tengah sibuk menyusun koper-koper besar.

" Ma, tanggal berapa , hari apa, bulan berapa dan tahun berapa sekarang ?" Alana sedikit terengah-engah ketika sampai pada ibunya. Wanita itu lagi-lagi menatap Alana heran.

"Ada apa dengan mu ? Mama lelah dengan keanehan kamu pagi hari ini Lana " ucap ibunya seraya kembali sibuk mengurus koper-koper itu.

"Jawabb maaa!!" Ucap Alana setengah berteriak. Ibunya pun terperanjat kaget sehingga jatuh terduduk.

"Astaga, anak ini mengagetkan saja, jantungku hampir saja berhenti. Hari ini hari selasa tanggal 20 bulan 7 tahun 2015 ! kau puas ?" ucap ibunya seraya memukul punggung Alana menggunakan bantal sofa yang tak jauh darinya. Alana mengerang kesakitan.

" Puas kau sekarang ? dasar anak nakal, kau ingin ibumu mati huh ?" Ucap ibunya kesal dengan tetap memukuli Alana.

" Ahh sakit ma, sakit" Ucap Alana kemudian berlari pergi meninggalkan ibunya. Namun setelah akan menaiki tangga kelantai atas, Alana kembali lagi menemui ibunya.

" Tapi,mama tidak bercanda kan ?" Tanya Alana Lagi dengan wajah yang tampak memucat.

" Kau ingin mama masukan kedalam koper ini juga bersama pakaian jelek mu ? Pergilah mandi, kita tidak ada waktu!" Ibu Alana mengomel lagi, sehingga mau tidak mau Alana pun pergi ke kamarnya dengan cemberut. Alana tampak tertatih-tatih menaiki tangga, wajah nya tetap menampakan betapa ia sangat kebingungan dengan apa yang tengah terjadi.

" Apa ini ? Apa aku pergi kemasa lalu ?" Alana bergumam sendiri seraya menghentikan sebelah kakinya diantara dua anak tangga.

"Ahh tidak mungkin. Aku bicara apa" gumamnya lalu tertawa sendiri seraya melanjutkan lagi langkahnya.

" Benar-benar tidak mungkin, mengapa tidak kemasa depan saja mana tau aku sudah menjadi pianis terkenal" Ucap Alana lagi dengan terkekeh pelan, namun saat Alana sudah memasuki kamar nya yang berantakan pada tempat tidurnya itu, mata Alana langsung tertuju pada dinding kosong bercat abu-abu di dekat meja belajarnya.

Alana membelakan mata, kemudian ia segera berlari menuju dinding itu lalu merabanya, disana seharusnya menempel dengan keren poster lelaki tampan yang tengah ia sukai, ya disana seharusnya ada poster dari Lai Xonou !! namun kemana perginya poster itu sekarang ? tak jauh dari tempat itu tampak kalender yang bergambar kan piano mewah tertempel, disana tertera dengan jelas tahun 2015 pula. Alana merasa nyaris tidak ada udara yang memenuhi paru-paru nya, kemudian Alana teringat sesuatu, Alana pun bergegas membuka laci meja belajarnya, ia ingin memperjelas situasi yang tengah ia hadapi, dan tampak tidak ada satu pun dari album-album boyband Stars yang telah ia koleksi ada disana. Alana menutup mulut tak percaya. Beberapa detik kemudian Alana pun memperhatikan sekelilingnya, komputer tuanya tampak mempersempit kamarnya. Alana pun terduduk tak percaya, kali ini ia benar-benar percaya telah pergi kemasa lalu, tapi mengapa ? kesalahan apa yang telah ia perbuat hingga ia melintasi dimensi sejauh ini.

Can You Remember Me ?Where stories live. Discover now