1

96 13 14
                                    

Vote+komen dungs

















Kringgggggggg~

"Nah anak-anak, cukup sampai disini pertemuan hari ini. Kalian boleh istirahat" kata Muliady, guru olahraga SMA Citra Nusantara.

"Baik pakkkkk" jawab murid serempak.

Semua murid kelas XII IPA 2 mulai meninggalkan lapangan dan bergegas ke kantin. Ya, hari ini memang mereka melakukan olahraga yang melelahkan sehingga mereka ingin segera memenuhi perut dengan makanan dan minuman yang segar. Namun 4 cewek di antaranya malah kembali duduk di pinggir lapangan.

"Bell, siniin kipas lo. Gue gerah" ucap Dewi.

"Yeeee enak aja lo, gak liat lo gue lagi ngipasin si Lala" Bella menoyor pelan kepala Dewi.

"Ishh apa sih lo, gak usah noyor juga kali"

"Heh kalian bisa diem gak, ini temen lagi sekarat juga, kalian masih sempet aja berantem" sembur Gendis yang sedang memijat kaki Aqiela yang mukanya sudah merah tampak lesu.

Dewi dan Bella langsung diam karenanya. Mereka sudah hafal betul bagaimana sifat Gendis. Tegas kadang lembut, dewasa, pegertian. Setidaknya itulah pandangan mereka terhadap sahabatnya tersebut.

"Gimana La, udah mendingan belom?" tanya Gendis lembut.

Aqiela mengangguk pelan sambil mengatur napas.
"Hosh..hosh..lumayan lah..hosh.. gila aja tuh pak Mumu...penilaiannya nyuruh lari sprin...7 kali" gerutu Aqiela.

"Lala sayang, lo sih masih untung 7 kali karna di kasih keringanan. Lah kita, 10 kali apa kabarnya?" santai Dewi.

Aqiela terdiam sebentar, kini napasnya sudah mulai teratur.
"Ish, lo kan tau Wi kalo gue paling gak bisa olahraga. 1 kali putaran aja, gue udah ngerasa gak punya kaki. Sialan lah tuh pak Mumu, untung mirip Sehun oppa kalo enggak, behhhh udah gue kawinin dah tuh" kata Aqiela dengan tampang halu-nya.

"Woyyy ulet keket, sadar woyy...orang udah punya bini juga masih aja di embat" Bella langsung  menyela acara halu Aqiela.

Memang benar, Muliady atau yang biasa dipanggil Aqiela dan kawan-kawan "Pak Mumu" yang terpaut usia 6 tahun dengan mereka itu sudah menikah, tepatnya 1 bulan yang lalu. Sehingga membuat patah hati para siswi SMA Citra Nusantara, termasuk Aqiela sang fans garis keras.

"Biarin wleee, lagian gue gak kenal juga tuh ama bininya. Dia gak bakalan tau kalo gue ngegoda pak Mumu"

"Dih, giliran dibelakang aja lo bilang ngegoda. Tapi kalo ada pak Mumu, kicep juga kan lo sambil nunduk lagi"

"Eh gue bilangin ya, gue itu gak mau dianggap pak Mumu agresif. Jadi cukup dari jauh gue memuja dia"

Sahabatnya hanya geleng-geleng kepala medengar jawaban Aqiela. Kadang mereka tak mengerti bahasa apa yang digunakan anak itu, sehingga mereka hanya mengiyakan saja.

"Besok-besok gak usah ngfangirl lagi ya La, kayaknya otak lo tambah konslet gara-gara kpopers deh" ujar Gendis.

"Kapan-kapan aja yah DisSayang" sahut Aqiela sambil tersenyum manja.

"Udah ah, kuy kantin ntar keburu bel masuk" ajak Dewi ke teman-temannya.

"Kuy lah"

"Gendis anterin gue ke UKS dulu yuk, kepala gue agak pusing nih" Aqiela menahan tangan Gendis.

"Ya elah lu cabe, baru aja ngbacot sekarang udah pusing lagi" decih Bella.

"Kalian berdua duluan aja ke kantinnya, ntar gue nyusul" sahut Gendis kepada Dewi dan Bella.

AQIELATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang