•salah paham•

21 4 0
                                    

Tidak mudah mematikan perasaan pada seseorang yang kita temui setiap hari.

###

"Aku tahu kau bersembunyi disana, yerin"

PABO YERIN! Gadis itu merutuki dirinya sendiri yang ketahuan bersembunyi. Yah sudah terlanjur basah. Akhirnya dia keluar kearah pintu perpustakaan. Dilihatnya Taehyung berdiri menatapnya sinis dengan tangan terlipat didepan dada

"Sudah berapa banyak yang kau dengar? "

"A... Itu... Dari awal"jawab yerin tergagap

"Kenapa sunbae jahat sekali? " protes yerin sok berani.

"Apanya? "

"Memutuskan seorang perempuan dengan alasan tidak pantas untukmu. Apa lidahmu dibuat setajam pisau sampai bisa mengatakan hal seperti itu? "

"Aku tidak mengatakan seperti itu"

"Apanya yang tidak? Jelas-jelas sunbae mengiyakan omongannya"

"Omongannya kan? "Kata taehyung "dia yang mengatakannya sendiri. Dia sendiri yang merasa kalau dia tidak pantas untukku"

Yerin melongo "eh? "

Taehyung berkata "kalau dia tidak bisa menerima dirinya sendiri, mana bisa dia menerima orang lain? " tambahnya

Yerin terdiam. Jadi itu alasannya kenapa taehyung ngomong begitu? Agar nayeon sunbae sadar kalau dia harus menghargai dirinya sendiri dulu baru orang lain. Sejurun yerin paham. Ternyata itu hanya pedas kata-katanya saja. Tapi maksudnya baik

"Dasar suka ikut campur, sudah selesai kerjaanmu? "

Yerin menganga. Dia segera berlari untuk kembali mengerjakan nomor yang dibundari kakak kelasnya itu. Taehyung yang melihatnya, sekali lagi hanya mampu menggeleng

###


Waikiki Wave baju saja berhenti berputar. Tanpa memakai sepatu, sungjae lari keluar dari arena meninggalkan joy yang sedang berusaha mengembalikan cairan di saluran setengah lingkarannya agar tubuhnya seimbang lagi. Dijungkir-balik hingga kaki berada di kepala dan kepala di kaki, rasanya membuat dunianya tidak berhenti berputar.

Kemana sih sungjae itu? Ngajakin naik kipas muter nggak jelas begitu. Terus tiba-tiba menghilang begitu saja? Benar-benar nggak gentle kan? Joy masih ngedumel sendiri. Sambil membawa sepatu dan tas sungjae, dia berjalan keluar arena. Rasanya kakinya masih belum bisa berdiri dengan baik di tanah, masih agak sempoyongan.

"Sungjae, kau di... "

Joy melongo, dia melihat sungjae sedang memegangi perutnya, setengah jongkok dan mengeluarkan isi perutnya

WHAT?! COWOK SOK JAGOAN BEGITU, MUNTAH?!
niatnya yang tadi untuk mengomel sontak hilang begitu saja melihat sungjae muntah-muntah diselokan seperti itu. Joy langsung tertawa sekencang-kencangnya sambil berkata "HAHAHAHHA... MENGAKUNYA JAGOAN KOK MUNTAH!!"

sungjae sudah melotot lebar. Tangannya ingin disiapkannya untuk menghajar joy, tapi sepertinya perutnya lebih dahulu ingin menghajarnya

"Hoeeek... "

"Isi perut dulu nih"ujar joy memberikan sebuah nampan berisi sebuah burger besar dan air putih. Sungjae langsung menyambarnya tanpa ba-bi-bu. Mengeluarkan semua isi perutnya seperti tadi membuatnya didera kelaparan tingkat dewa.

"Hwa... Fis.. Mih.. Fu.. Gwi... Nya"

Joy mengerutkan dahi akibat omongan sungjae "tidak jelas, habiskan dulu deh makananmu"

Sungjae berusaha menelan semua burger itu, alih-alih menelan, yang ada justru tenggorokannya tersedak. Dia memuntahkan makanannya dan hasil telanannya kelempar kemana-mana. Langsung joy berdiri kesal. Cowok ini...

"Minum... Minum... "Omel joy "jangan makan kayak sapi donk! Habis di kunyah, di muntahin lagi"

"Ya! Kenapa kau jadi menyamakan aku dengan sapi? "

Wajah cowok itu tertekuk. Dia kembali meneguk air putihnya. Berharap semua makanannya segera turun pada tempatnya sehingga tidak membuat sesak lehernya lagi. Akhirnya sungjae memutuskan untuk menghabiskan makanannya dulu. Joy juga kembali menyantap makanannya.

"Habis ini main lagi ya" pinta sungjae

"Lalu kau muntah dan merepotkan lagi? "Cerocos joy "tidak! "

"Siapa yang mau mengajak main yang seperti itu lagi? Aku mau mengajakmu main yang lain"

Joy menyipitkan matanya. Sungjae segera bangkit dari tempat duduknya. Dan mengajak joy berlari

"Ya! Appo tanganku!! "

Sungjae masih sambil tertawa menarik tangan joy. Mereka terus berlari sampai akhirnya....

DUK!
"Ya! Kenapa berhenti mendadak? " joy mengelus dahinya yang terjedot badan sungjae. Dilihatnya ada apa didepan sungjae. Hawa dingin langsung menghampiri tubuhnya. Hampir ada balok es cukup luas berada didepan mereka.

"Ayo main ice skating! "

"Mwo? Andwae... "

Sungjae tampak menyatukan kedua alisnya "wae? Ini lebih menyenangkan. Tidak akan membuat kita muntah"

"Tapi membuatku mati kedinginan" celetuk joy.  "Kau main sendiri saja! Aku akan menunggu disini"

Sungjae menjulurkan lidahnya. Dan kembali menarik tangan joy menuju tempat penyewaan alat-alat ice skating. Muka joy tampak merengut saat dipasangkan alat-alat skating. Yang cowok nampak begitu semangat memasuki arena skating.

"Joy, kenapa kau masih berdiri disana? Cepat kesini! "

Joy menggeleng. Bibirnya dimajukan beberapa senti. Membuat sungjae terpaksa keluar arena untuk menghampirinya

"Ayo kita main! "

Joy yang dari tadi diam akhirnya berteriak "AKU DARI DULU KAN TIDAK BISA MAIN SKATING, BODOH! "

sungjae melongo

"Payah! Kau ini benar-benar tidak peka"joy beranjak melepaskan genggaman cowok itu. Dirinya merasa kesal. Bukannya sungjae sudah bersamanya sejak kecil? Apa cowok itu tidak ingat kalau dia pernah jatuh sampai benjol gara-gara main skating? Semenjak kejadian itu kan. Joy tidak mau main ice skating lagi. Apa cowok ini tidak ingat? Menyebalkan!

"Aw!! "Pekik joy kencang, karena rambutnya tertarik sesuatu. Ternyata yang menarik itu sungjae.

"Ya! Kau mau mencari mati denganku? Aish! "

Sungjae terkikik "jangan marah seperti itu! Kau terlalu cantik saat marah-marah"

"Kalau kau pikir dengan gombalanmu itu aku akan luluh, berarti otakmu harus diupgrade OS-nya"

"Tidak! Siapa yang mau menggombal! " tangan joy diambilnya "aku akan memegangimu, jadi kau tidak akan jatuh seperti dulu, oke? "

"Apanya yang oke? "Joy masih sinis

Sungjae mensejajarkan wajahnya pada joy "dulu aku masih kecil. Mana kuat mau menahan tubuhmu waktu jatuh. Tapi sekarang aku kan sudah besar. Pasti aku bisa menjagamu"

Joy tampak berpikir sejenak

"Paling-paling kalau ternyata aku masih tidak menjagamu, kamu hanya pulang dengan memar, bukan benjol"

Joy mendelik

°To be Continued°

/Young Friend or Love/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang