•still not good•

32 4 0
                                    

###




Rasa penasaran menghinggapi diri sooyoung. Dalam hatinya, dia bertanya-tanya. Dia tahu, orang itu memang pintar. Bayangkan sejak SMP sekolah, orang itu tidak membayar uang sekolahnya sendiri karena beasiswa. Kurang pintar apa? Tapi dia tidak peka. Itu yang dipahami Sooyoung selama berteman dengan orang itu hampir dua belas tahun.

Jam sudah menunjukkan pukul nol dini hari. Tidak etis bagi seorang perempuan keluar rumah selarut ini. Tapi kan itu hanya disebelah rumahnya? Sepertinya perasaan ini sudah tidak bisa ditahan lagi. Gadis itu mengambil kamera inframerahnya. Segera turun dari kamarnya, menuju pintu depan. Kemudian berlari melihat kearah pohon besar yang memisahkan rumahnya dengan rumah Sungjae.

Gadis itu menunduk. Melihat kearah lubang gelap yang ada di pohon itu dengan kameranya. Betapa kecewa dirinya melihat sebuah kotak masih tetap hinggap dengan nyamannya disana. Tak berpindah seincipun. Pertanda bahwa tidak ada yang menyentuhnya, sebelum Sooyoung.

Sooyoung mendesah "pabo"

###

"Kau ada masalah? "Tanya sungjae dengan nada agak khawatir.

"Ani"

"Lalu? Kenapa diam saja daritadi? "

"Tidak mood ngomong"

Sungjae hanya menghela napas. Dia merasa aneh dengan sikap Joy hari ini. Tumben sekali dia membangunkan tidak pakai marah-marah seperti biasa. Saat menunggui Sungjae makan, gadis itu hanya diam. Sampai perjalanan menuju sekolah, Joy masih tetap bungkam tanpa kata.

"Aku yakin ini bukan karena nilai jelek lagi. Benar kan, Sooyoung-ah? " tanya Yerin. Sampai di kelas Sooyoung masih saja terdiam

Sooyoung tersadar "hah? "

"Kau kenapa? Dari tadi kami melihat kau hanya diam saja"wajah Hayoung agak ikut khawatir melihat arus mood Sooyoung yang akhir-akhir ini agak labil. Yang di tanya hanya menarik napas pelan, menggeleng.

"Benar tidak ada apa-apa? "

"Ne" jawab Sooyoung singkat.







###

Bersikap biasa saja, Yerin!
Yerin terus memberikan sugesti positif pada dirinya. Lusa dia akan ulangan harian matematika. Mau tidak mau dia harus mengesampingkan dulu urusan hatinya dengan Taehyung. Kalau tidak, maka nilainya yang menjadi taruhannya. Jujur, dada Yerin masih sering ngilu jika mengingat kejadian Taehyung-Sana beberapa hari yang lalu.

Sampai di perpustakaan, dia langsung menemukan sosok Taehyung yang selalu duduk di bangku paling ujung dekat jendela. Di hampirinya cowok itu, dengan membawa kotak bekal untuk Taehyung.

"Maaf membuat sunbae menunggu lama" ujar Yerin

"Cepatlah duduk! Aku hanya bisa menemanimu sejam paling lama"

"Waeyo? "

"Aku ada perlu dengan Sana"

Yerin mencibir, Bilang saja mau berkencan!

"Ah, ini aku membawakan bekal untuk sunbae. Aku membuatnya sendiri" diberikannya bungkusan yang dibawanya pada Taehyung. Tapi cowok itu menolak halus

"Aku tadi sudah makan bekal dari Sana"

"Oh begitu" dengan berat hati, Yerin mengambil lagi kotak bekalnya. Dan mulai mengerjakan soal yang diberi Taehyung. Suasana sangat amat terasa aneh. Awkward. Biasanya mereka akan menyelingi dengan celetukan untuk mengusir sepi. Tapi sepertinya yang terjadi sekarang, keduanya sibuk dengan dunianya. Taehyung hanya menatap layar hpnya sambil sesekali mengetik sesuatu. Sementara Yerin fokus mengerjakan semampunya.

Selesai mengerjakan pun, Yerin hanya memberikan pekerjaannya pada Taehyung, yang cowok itu juga tidak bertanya apa-apa. Mengoreksi, melingkari yang salah, lalu mengembalikan pada Yerin untuk dibenahi.

Hp Taehyung bergetar. Dia membuka sliding hpnya, lalu berbicara. Yerin yakin kalau itu pasti Sana. Kata 'Jagy' sering di ucapkan Taehyung. Pasti itu Sana bukan?

"Yerin, aku duluan ya. Sudah sejam. Annyeong! "

Yerin mengangguk pelan

Yerin mengangguk pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°To be Continued°

/Young Friend or Love/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang