EGO

25 0 0
                                    

Kita beradu argumen dalam diamnya kata. Kau diam, akupun tak ingin memulai sapa. Suasana terasa begitu dingin, sedingin hati kita. Sebenarnya apa yang membuat kita sampai sebegini jauhnya. Ego atau memang masalah yang tidak bisa ditemukan solusinya. Sayang, apa memang ini yang kita inginkan? Harus sampai sejauh mana kita saling diam? harus sampai mana kita menunjukkan bahwa kita kuat menahan perasaan?

Kenapa masalah kecil mampu membuat amarah memuncak tanpa akhir, membuatmu mampu berteriak padaku bahwa kamu lelah bersamaku. Sudah separah itukah penatmu? Seharusnya masalah ini bisa kita selesaikan baik-baik tanpa perlu mengucap kata pisah, kalau saja kita bisa meredam ego masing-masing tanpa perlu merasa kalah saat mengalah.

Mungkin kita butuh jeda untuk bisa mengambil napas dari penatnya masalah cinta, kita butuh ruang sendiri untuk berpikir apakah kita masih bisa untuk melanjutkan semua ini. Tak perlu takut aku pergi, karena aku akan bertahan hingga batas akhir rasa ini, dan jika menghilang adalah jawaban dari semua situasi ini, jangan salahkan aku saat kau kembali aku tak akan mau menyapamu lagi. Jangan bersikap pengecut dengan tak mau menghadapi rumitnya persoalan ini, kita sudah dewasa berhentilah bermain-main perihal rasa.

Dan pada akhirnya, ego memang mampu mengalahkan segalanya. Termasuk rasa sayang yang kita pupuk dengan sepenuh hati kita. Dia mampu membuat genggaman tanganmu yang begitu erat kini terasa begitu berat. Tak ada yang bisa menjamin kita mampu bertahan sampai mana, kini aku mengerti kenapa aku tak boleh memberikan segenap rasa saat mencinta. Karena saat ego mulai dominan memasuki ruang kita, dia akan menghancurkan segalanya. 

Titik TemuWhere stories live. Discover now