Visual Fanny di mulmed👆
Stay cool and happy reading😎😎
***
“You'll be my friends, I swear.”
──Tifanny Aurora──
***
SEORANG cewek berambut pirang berbandana tengah melangkah riang menuju ke kelas 10 IPA 2──kelas yang akan ia tempati. Cewek berbadge name Tifanny Aurora atau kerap disapa Fanny itu terlihat bersenandung ria dengan earphone yang menyumpal kedua telinganya.
Sesampainya di depan pintu kelas, telinganya mendengar banyak bisik-bisik seperti mencibir seseorang.
Melepas earphone yang menyumbat kedua lubang telinganya, Tifanny segera melenggang masuk ke dalam kelas dan mendengar samar-samar orang-orang itu yang sudah ia duga tengah mencibir seseorang.
Karena penasaran yang membumbung tinggi, Fanny memutuskan untuk bertanya kepada sekumpulan gadis-gadis dandanan menor.
"Hei, ada apa ya?" Tanya Tifanny.
Salah satu dari perempuan itu menyeletuk, "Kepo, siapa lu? Keknya anak baru, gak liat lo sewaktu ospek."
Tifanny mengangguk, sedetik kemudian ia berdecak, "Kasih tau aja ngapa sih? Susah banget kayaknya."
Seorang cewek yang tengah memoleskan bedak menghela napas dan menunjuk seseorang dengan dagunya. "Ada cewek di sudut belakang itu lho, abis kena marah oleh kakel yang dijuluki sang primadona sekolah."
"Parahnya, dia berani melawan si kelas yang paling berbahaya dan juga ketua dari Komdis. Sifatnya juga songong, belagu, wajahnya kayak gak pernah perawatan, dih gak banget. Emang bagus deh dia kena semprot tuh kakel," Jawab seorang cewek yang lain sambil memoles bibirnya dengan lipstik.
Tifanny langsung melihat ke sudut belakang, seperti yang ditunjuk cewek tadi. Matanya menangkap seorang perempuan hitam manis yang asyik menyesap susu kotak dan diselingi dengan memasukkan satu demi satu keripik kentang ke dalam mulut.
Memang, jika dilihat-lihat, perempuan sawo matang itu─tipikal gadis yang dingin dan cuek dengan sekitar. Fanny manggut-manggut paham. Wajar saja, yang katanya perempuan itu berani dengan kakak kelas paling berbahaya di sekolah, mungkin karena ketenangannya diusik.
"Namanya siapa, sih?" Tanya Fanny mulai penasaran.
Entah mengapa, dari balik wajah Naomi yang biasa-biasa saja itu, Fanny dapat merasakan banyak kesedihan yang tersembunyi di dalamnya. Dan entah mengapa, Fanny merasa jika Naomi merupakan gadis yang baik, bukan songong apalagi belagu seperti kata orang-orang. Dan sepertinya─wajah Naomi tidak asing.
Salah satu perempuan yang asyik mematut diri di depan cermin menyeletuk, "Peduli amat dengan nama dia. Panggil aja black, hahaha." Tawanya disahut gelakan dari teman-temannya yang lain.
Sementara Tifanny diam dan memberanikan diri untuk mendekat ke bangku Naomi. Sesampainya disana, Tifanny mengulas senyum paling manisnya setelah berhasil melirik dan mengetahui nama si cewek sawo matang yang jadi buah bibir orang-orang sekelasnya. "Hai Naomi, boleh gue duduk di─"
"Tidak."
Fanny meneguk ludahnya. Gawat, Naomi memang benar-benar menyeramkan. Wajah dingin itu mampu membekukan seluruh sarafnya. Keberanian yang bergelora tadi, lenyap seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends
Teen Fiction________________ Sebesar dan sekecil apapun kesalahan yang kau perbuat, kita tetap sahabat. Meski kecewa dan amarah itu ada, namun tali persahabatan ini akan tetap terikat kuat dalam diri kita. Tidak akan ada seorangpun yang dapat memutuskannya. Kar...