RAIN AND RAINBOW < 5

7 0 0
                                    

"RAIINN...RAIINN..BANGGUUNN...SUDAH SIANG NIH."

Celoteh intan dengan menggoyahkan bedan raina yang masih tertidur pulas.

"hmm...bentar lagii maaa.."
"Bentar lagi ?? sekarang sudah jam berapa rain..ayyooo banguunnn.." goyahan intan cukup mempan, sehingga mata Raina terbuka pelan pelan.

"Ehmmm...emang jam berapa sih?" Raina langsung mengambil alarm dengan keadaan yang masih berbaring.

"HAAAAA...SUDAH SETENGAH TUJUH..." Raina langsung berlari menuju kamar mandi.

"MAAA KAK ANGGA SURUH NUNGGUUU !!!" Raina yang teriak dari dalam kamar mandi.

"TELLAATTT..KAKAKMU SUDAH BERANGKAT, NANTI DIANTAR REFAN. DIA SUDAH DI DEPANN DARI TADI."

"YAAA...SURUH NUNGGU BENTAR."

Intan hanya membalasnya dengan berdehem, lalu senyuman terukir diwajahnya.

***

Raina yang selesai mandi, langsung berlari menuju dapur dan mengambil bekalnya.

"MAAA..RAINA BERANGKAT...ASSALLAMUALLAIKUM."
"YAA..HATI HATI..."

Raina sudah melihat Refan didepan yang sedang berulang ulang melihat jam arlojinya.

"Ayo !!!" Ajak Raina, mengambil helm, dan langsung naik sepeda.

Refan melajukan sepedah montornya dengan kecepatan standar. Senyumnya tak lepas dari wajahnya, Raina hanya mengabaikan, senyuman itu.

"Rain? Tumben lo kok siang amat bangunnya?" Kalimat refan yang membuatku menoleh ke arahnya.

"Tadi malam, Mega telfon gue, kemaleman deh tidurnya." Refan hanya ber-Oh menanggapi ucapanku.

Emang bener sih, Teman Raina yang satu ini yaitu Mega, jika ada masalah selalu curhat ke Raina. Mega tuh anaknya, pesimis, tapii Mega tuh perhatian. Dia punya cowok, dari sekolah lain, kalau nggak salahh namanya Dirga. Tadi malam, Mega curhat ke Rania, kalau Dirga nggak nepatin janji makan malam bareng.

Sedangkan Raina?? Raina hanya mendengarkan, dan menenangkannya saja. Raian dan Mega sudah lama temanan sejak SD. Mereka sekarangpun satu sekolah, tapii sayangnya beda kelas.

Di parkiran sekolah..aku langsung berlari tanpa memedulikan Refan yang sibuk melepaskan helmnya.

"Eh Rain, mau kemana?" Raina berhenti sejenak membelakangi Refan.

"Mau kekelas lah, nanti kalau Bu Sari datang gimana?"
"Iyaa.. kekelas sih boleh aja, tapi helmnya masa ikut?"

Raina melihat ke atasnya, ia kesal, kenapa bisa lupaa sihh??..helm yang Raina kenakan, langsung sigap di berikan ke Refan dan berlari menuju kelas.

"Dasar Raina, untung sayang...kalau nggak, udah gue biarin tuh anak bawa helm ke kelas." Refan meninggalkan parkiran dan berjalan santai menuju kelas dengan senyum manis, karena teringat tingkah konyol Raina.

***

Hus..huss..huss

Nafas Raina yang tersenggah senggah, membuatnya seluruh siswa di kelas menatapnya sejenak. Raina berjalan pelan menuju tempat duduknya, dengan ekspresi yang lelah.

"Woi..Ren, kenapa lo? tumben siang datangnya?" Seorang cowok berkacamata yang bertanya pada Raina, yang tempat duduknya tepat berada di depan Raina, Azka.

"Gu- e..Ba-bang-ngun ke-sia-ngan." Ucap Raina yag tak begitu jelas.

"Ha?? Bentar bentar...Tarik nafas dulu, buang. !!."

Raina hanya mengikuti saran Azka... Tarik .. Buang .. Tarik .. Buang ... Tenangg - batin Raina. Azka? ia adalah salah satu ketua kelas di kelasnya, dikenal pintar, saingan berat bagi Raina di kelasnya, tapi untung Raina masih dapat mengalahkan nilai Azka.

"Gue kesiangan tadi. "
"Kenapa?"
"Tumben peduli ?" Tanya Raina dengan sebelah alis yang terangkat.
"Ck..terserah lah..oh ya? Lo lihat nggak di papan pengumuman?"
"Papan pengumuman? emangnya ada apa?"
"Jadwal campingnya di ajukan...Besok minggu."
"HA?! minggu ini?"

Azka hanya mengangguk.
"KOK BISA ?!" teriak raina.
"Ih santai dong mbak, jangan ngegas, nyiprat nih."

"Eh masa? sorry deh..kok bisa diajukan? kenapa?."
"Nggak tau."

Haduhhh..gawat nih...gue belum bisa nepatin janji gue ke shelly.. – batin raina.
"Woi..kenapa lo?" Raina yang melamun tersadar karena Azka menepuk pundaknya.
"Ha? eng-enggak papa..."
Raina celingak celinguk...mencari seseorang...
"Shelly mana?."
"Pergi ketoilet tadi..kenapa?."
Renita melihat wajah azka sekilas..lalu meninggalkan azka dengan sepatah kata..
"Kepo."

"Eh eh eh, mau kemana lo? piket jangan lupa."
Renita langsung berbalik melihat azka dengan senyuman yang manis.
"Hehehe...nanti nanti."
"Nanti...nanti...kebiasaan." Azka keluar kelas entah mau kemana, Renita tidak peduli.

Renita duduk dikursinya, dan tepat bel baru berbunyi. Semua murid masuk kekelas, dan seorang guru yang dikenal tegas, yaitu bu sari juga baru memasuki kelas, dengan dibelakangnya diikuti Shelly. Shelly berlari menuju bangkunya tepat di samping kananku.

"Shel...gue belum bisa nep-." terpotong
"Sstt...nanti saja..."

Terpaksa harus diam, karena ada bu sari. 

RAIN AND RAINBOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang