4. Lebih mengenal

22 4 0
                                    

Tiba-tiba
Cittttt!!

Motor yang mereka tunggangi mendadak berhenti dan membuat Bulan sedikit maju dan memeluk Bara. Setelah kejadian itu Bara melajukan kembali motornya, tapi Bulan masih memeluk Bara.

Bulan melepas pelukkanya pada pinggang Bara "maaf kak ga sengaja, lagi kenapa sih kak tiba-tiba berhenti?"

Bara bingung ingin menjawab apa "ga itu tadi ada kucing lewat."

Bulan mengangguk saja "Ohh, aku kira kenapa, oiya kakak belum jawab pertanyaanku tadi."

Bara menghela napas berat "emang penting banget ya aku senyum?"

"Penting lah kak, kan senyum termasuk ibadah." ucap Bulan

"Tapi kan kadang orang yang terlihat selalu menunjukan senyumnya, adalah orang yang berusaha menyembunyikan rasa sakit dihatinya, dan gue ga mau kayak gitu!" Bara menjawab

Bulan menggeleng "ga semua orang kayak gitu kok kak, dan kata bunda kita harus selalu terlihat bahagia meskipun keadaan ga memungkinkan."

Setelah percakapan itu hanya ada keheningan diantara mereka. Seiring waktu berjalan mereka sudah memasuki gerbang sekolah dan banyak sepasang mata yang melihat kearah mereka sambil berbisik.

Bulan melepas helmnya dan memberikannya ke Bara "makasih kak tumpanganya."

Bara memegang tangan Bulan sebelum Bulan lari "tunggu lo jalan sama gue, gue ga mau lo jadi dibully cewek seisi sekolah ini."

Bulan melepas genggaman Bara "bukannya klu kayak gini malah aku jadi dibully ya kak?"

Bara menggenggam lagi tangan Bulan "klu ada gue mereka ga bakal berani ngebully lo, jadi lo harus sama gue terus!"

Bulan hanya mengiyakan perkataan Bara dan mengikuti kemana arah perginya Bara. Ditengah perjalanan ada Dion dan Tari yang sedang mengobrol.

"Waduhhh ada pasangan kekasih baru ni, pakai pegang tangan segala lagi!" ucap Dion tiba-tiba

Tari mendekat kearah Bulan dan menyenggolnya "iya nih, PJ nya dong."

Bulan hanya menundukkan kepalanya dan tersipu malu "apaan sih Tar aku cuman nebeng kak Bara aja kok, lagian kita kan ga pacaran ya kan kak?"

Bara tersenyum "klu emang iya kan ga bakal ada yang marah"

Bulan melongo "hah, maksudnya?"

Bara mendekat kearah Bulan sambil tersenyum "lo tu lola banget ya, maksud gue sekarang kita pacaran lah!"

"Kan kita baru kenal kemarin kak?" tanya Bulan

"Tapi kan itu ga jadi penghalang untuk kita pacaran." jawab Bara sesantainya sambil merangkul Bulan

"Cieee, jangan karna sekarang lo punya pacar lo jadi lupain temen baru lo ini ya Bul." goda Tari kepada Bulan

"Apa sih Tar, jangan ngaco deh ayo pergi." ucap Bulan sambil melepas rangkulan Bara dan menarik tangan tari sambil tersipu malu

Dion merangkul  Bara "lo beneran serius sama dia?"

Bara tersenyum "gue mau berusaha buat dia bahagia."

Dion melepas rangkulannya "gue tau kenapa sekarang lo pilih dia, karena dia berhasil balikin sesuatu dari diri lo yang hilang, semoga beruntung bro!!"

Setelah Dion meninggalkan Bara sendiri, Bara masih tetap tersenyum dan memandangi arah terakhir Bulan muncul.

***

Bel istirahat berbunyi Tari dan Bulan ingin menuju ke kantin. Tapi ditengah perjalanan Misha dan gengnya mencegat mereka berdua.

Misha mendekati tari "apa bener lo sama kak Bara jadian?"

Tari dan Bulan hanya diam tak menjawab.

Misha makin mendekati Bulan "klu orang tanya tu dijawab, atau lo mau gue paksa buat jawab hah!"

Saat Bulan ingin menjawab, orang yang mereka omongkan datang.

Bara merangkul tubuh bulan "hai Mis, ada urusan apa ya lo sama pacar gue?"

Misha terkejut melihat kedatangan Bara "gue mau nanya kak apa bener kalian berdua jadian?"

Bara tersenyum sambil melihat wajah Bulan "klu iya bener kita pacaran emng knp?"

Misha menjauh dari mereka berdua "kak Bara berubah, dulu kak Bara ga gampang suka sama cewek buktinya aja aku yang udah naksir kak Bara lama nggak bisa jadi pacar kakak, dan cuman karna cewek kampung ini kak Bara ngerelain hati kakak buat dia!"

Bara melepas rangkulannya lalu mendekat kearah Misha "lo denger ya karna Bulan gue bisa kembali lagi buat tersenyum dan bahagia, dan satu lagi cewek yang lo maksud 'kampungan' ini juga saudara lo kan jadi lo juga 'kampungan dong!"

Bulan yang tadinya menuduk melihat kearah Bara, dan Tari dibuat kaget dengan kabar ini. Misha hanya diam dan menahan malu serta amarahnya, tanganya sudah mengepal dari tadi.

Misha melihat kearah Bulan "lo lihat aja nanti."

Misha lari menjauh dari mereka dan Tiara langsung menyusul Misha. Bara melihat kearah Bulan yang masih menunduk.

Bara mendekati Bulan dan mengangakt dagunya "lo tenang aja gue bakal terus jagain lo kok."

Bulan memalingkan wajahnya "dari mana kakak tau aku saudaranya Misha?"

Bara berpaling dari hadapan Bulan dan melipat kedua tangannya "kemarin pas gue anterin lo pulang sampai depan gang gue Udah curiga klu rumah lo itu sebenarnya buka disitu jadi gue ikutin kemana lo pergi deh."

Bulan menghela napasnya "jadi kak Bara denger semua pembicaraan aku sama bibi dan Misha dong?"

Bara berbalik lagi menghadap Bulan "iya semua gue denger tapi tenang aja gue bakalan lindungin lo kok, dan lo Tar gue minta tolong jagain dia ya klu pas dia lagi ga sama gue."

Tari yang dari tadi diam gelapan untuk menjawab "iya kak siap bakal gue jagain trus klu bisa 24 jam deh."

Bara tertawa mendengar jawaban Tari "yaudah deh tugas lo sekarang dimulai, lo jagain ni anak ya sekarang sampai gue balik lagi."

Tari mengangguk "iya siap kak!"

Bara mengusap rambut Bulan "gue pergi dulu ya klu ada apa-apa ngomong ke gue dadda."

Bulan mematung sekarang dan hatinya berdebar 4 kali lipat dari biasanya. Tari yang mengetahui hal itu langsung mendekat kearah Bulan.

"Udah jangan dilihatin terus ntar jantung lo bisa copot loh." goda Tari

"Apaan sih Tar ga kok" jawab Bulan sambil tersipu malu

"Yaudah iya deh, ke kantin aja yok sekarang dari pada tambah baper!" Tari sudah siap berlari sebelum Bulan bisa mengejarnya

***
Disudut ruangan Tiara masih sibuk menenangkan sahabatnya yang baru saja patah hati.

Tiara melepas pelukannya "udah Mis relain kak Bara aja, lagian dari dulu kan lo pengen lihat dia kembali lagi buat bahagia kan!"

Misha menghusap air matanya "ya tapi gue yang harus buat dia bahagia, bukan malah si 'Bulan' itu!"

Tari menghela napasnya dan menatap Misha tajam "bukanya lo pernah bilang sama gue ya 'klu mau buat orang bahagia ga harus sama kita kan', pernah kan lo bilang gitu."

Misha menatap Tiara dengan tatapan sayu "trus sekarang gue harus gimana?"

Tiara memeluk Misha "lo relain kak Bara buat Bulan dulu, nanti bakal ada saatnya lo bersatu kok sama kak Bara."

Misha membalas pelukan Tiara "gue harap gue bisa lakuin itu."

Dari sudut yang berlawanan Bulan mendengar semua percakapan itu.

Jangan lupa votment ya!!

Dibalik Senyum RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang