[Surat 1] : Malam dan Cangkir Kopi

145 5 0
                                    

   Kau tahu? Lampu kota bisa menghiasi malam, tapi kau juga tahu cahaya itu memudarkan perasaan kelam.

   Dari seberkas siluet, bayangan diri yang tampak, juga dari kerisauan saat kenangan datang.

   Oh, 'ya, saat menikmati lampu kota, seduhlah kopi untuk mengundang kehidupan. Hitamnya memberi kejutan saat malam, membuat kita mengerti pahitnya kehidupan.

   Ketika malam, kita undang malaikat yang turun. Dalam seberkas cahaya lampu temaram, secangkir kopi dan lalu lintas sunyi.

Kesayanganku.

Nona D.

Analekta : Puisi dari Sang PengkhianatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang