Selamat membaca😊
—penyihir?Dalam sekejap, boneka besar itu kembali utuh, apa yang ku bilang, dia penyihir.
"Kau penyihir?" tanyaku padanya yang terlihat angkuh.
'Dasar so keren,aku tau kau tampan, aish sombong'
"Dasar bodoh! Terserah sajalah, aku tak akan memperjelasnya. Lagian salah siapa kau berdoa membutuhkan sesuatu. Uang? Hei, kau mau uang itu perlu berusaha juga. Berdoa, berusaha. Jika kau berdoa saja, tuhan mana mau mengabulkannya. Maka dari itu, aku yang sedang dihukum, dikirimkan padamu. Dengar! Setelah semua selesai, aku pulang. Mengerti?"
"Katanya kau tak akan memperjelas, lalu kenapa kau Memperjelas nya?"
"Ah benar juga—eh tapi, aku mengatakannya agar kau mengerti."
"Aish, jadi kau ini apa sebenarnya? Ah memusingkan saja."
"Aku? Aku adalah malaikat ke 236, diturunkan karena terkena hukuman, kau lihat luka ini," dia menunjukan luka tertusuk tadi. Aku meringis kecil. sungguh menjijikan, menyeramkan.
"Nah, ini karena aku melanggar peraturan. Aku sedikit melakukan mm... Perselingkuhan?"
"Yak! m-mwo?-"
"Dengarkan dulu, aish tapi percuma saja. Otakmu tak sampai."
"Aish, jadi kau malaikat? Ireum? (Nama?)"
"Namaku? mm, Na Jaemin."
•••
Semalam kakakku benar benar tidak pulang ke rumah, Jadi si malaikat byuntae itu tidur di kamar kakakku.
Dengan seenaknya, dia mengubah semua kamar kakakku dengan tema Spiderman dan ada beberapa stiker kartun baby boss . Dasar bocah!
Ketika aku marah, pasti saja dia mengancamku. Mengancam untuk merusak kamar kakakku serusak rusak nya (?).
Cih, malaikat macam apa itu, beraninya memperlakukan manusia seenaknya.
"Jadwalmu hari ini apa?" tanya dirinya. Aku dan dirinya sedang sarapan. Sekarang aku sedikit yakin bahwa dirinya adalah malaikat. Lihat saja sekarang, dia membuat sarapan dan membetulkan lampu tanpa harus memakai listrik.
"Aku harus pergi kesekolah sekarang, jangan bilang kau mau ikut."
"Tentu saja. Aku tak akan ikut denganmu, kau saja tak percaya sepenuhnya bahwa aku ini malaikat. Untuk apa aku mempercayaimu, bisa saja kau akan melukaiku, ck memang manusia di dunia itu tak ada yang tak pernah berbuat dosa."
"Terserah, aku akan pulang malam. Jangan lupa, jika oppa ku datang, sembunyi. Itu pun jika kau masih mau disini. Jangan mencari masalah."
"Aigo, arrasseo arrasseo. Aku akan sembunyi."
"Dan satu lagi malaikat cabul, kau harus carikan oppaku sarapan yang sama seperti tadi."
"APA? Malaikat cabul? Namaku Jaemin, Na Jaemin. Jangan panggil aku malaikat cabul. Aishh"
"Ya, apapun itulah pokoknya. Tolong ya! Sekarang aku pergi. Dah"
"Pergi sana!"
Menyebalkan sekali si Malaikat Cab— Ups... Maksudku Jaemin. masih pagi sudah membuat mood ku turun drastis.
•••
"Hei anak-anak. Dengarkan! Aku membawa murid baru, jangan kalian ganggu dengan seenaknya, temani dia. Mengerti? Nah, cepat masuk murid baru."
Baguslah. Hari ini Lami tidak mengganggu ku, dan untungnya Wali kelas kami datang untuk membawa murid baru, semoga murid baru ini tidak kejam seperti teman sekelas ku yang lain.
Aku memang langganan duduk di pojok, sedangkan penglihatanku saja sudah sedikit mengurang karena terlalu banyak mengamati komputer yang sering rusak di minimarket. Ya mau bagaimana lagi, aku tak bisa melawan teman-temanku yang menduduki tempat dudukku yang di depan. Jika aku melawan, mungkin aku akan di teror nanti.
"Silahkan kau perkenalkan diri.""Annyeonghaseyo chinggu-del Jaemin imnida. Na Jaemin. Mohon bantuannya."
Oh Na Jaemin.
NA JAEMIN? MWO? NA JAEMIN? MALAIKAT? JAEMIN? BYUNTAE?
"MWO?" Aku terkejut saat melihat wajah Jaemin yang seperti menantang ku. Oh tuhan, dia amat menyebalkan. Tapi
Sepertinya aku melakukan kesalahan? Semua pasangan mata menatapku sekarang."Ada apa Jira? apa ada masalah?" Wajah Jaemin sekarang lebih menyebalkan dari sebelumnya. Dengan mengangkat satu alis ke atas, dia lebih terlihat menjengkelkan sekarang.
"Ah tidak ada apa-apa saem. Hanya saja aku sedikit kaget mendengar namanya yang begitu familiar di telingaku. Ternyata mereka orang yang berbeda." Jawabku kikuk.
"Ah begitu. Kalau begitu ada yang perlu ditanyakan?" Tanya taeyeon saem pada seisi kelas.
"Wah, dia begitu tampan. Benarkan?"
"Wanjeon, Daebak, real, heol"
"Dia begitu manis. Lihatlah rahangnya yang menonjol."
"Tampaknya dia. Seperti malaikat?Benarkan?"
Deg
Malaikat? Bodoh sekali dia. Bagaimana jika dia ketahuan kalau dia adalah malaikat? Dia sombong, pasti di depan umum melakukan hal aneh seperti membuat sihir.
"Eopseo?" Semua kembali diam setelah ricuh. Dan sepertinya tidak ada yang berta—
"Jaemin-ah Apa kau memiliki yeoja chinggu?" Ternyata ada, itu Lami.
"Belum. Maukah kau menjadi Yeoja chinggu ku?"
Aapa? Dia mau cari mati? Gila. Astaga
Dia bodoh atau bego? Dia berbicara dengan entengnya tanpa peduli ada guru taeyeon disana. Dan dia bahkan tak tahu kalau Keluarga Lami adalah pemilik saham terbesar di sekolah ini. Bagaimana jika dia dikeluarkan pada hari pertama sekolah?
"A-pa? Tentu saja aku mau. Aku sedang singgle sekarang. Benarkan? "
Demi apa?! Lami?! Astaga?!
Tentu saja semua pasang mata dikelas kami begitu terkejut mendengar jawaban Lami. Lapur sudah harapan para siswi yang sedari tadi mengharapkan Jaemin.
Sungguh malang nasib Lami yang akan berkencan dengan Jaemin, si Malaikat Cabul.
Lagipula, gila saja Jaemin. Astaga, dia sungguh gila. Bang**t
"Jaemin,Lami. Apa maksud kalian? " Tanya bu Taeyeon dengan nada heran.
"Hm? Maaf Lami, tapi aku memintamu untuk jadi teman perempuanku, bukankah seharusnya kita memang berteman, aku memang memerlukan teman laki-laki dan perempuan agar aku bisa ya... Memiliki banyak teman. Apa maksudmu dengan singgle? Apa maksudmu aku sedang mengatakan cinta padamu? Seolah aku adalah seorang yang menjadi penggemarmu? Tidak mungkinkan?"
NA JAEMIN!!!!!!
_________
Vote?
Maafkan aku yang sedikit mengurangi kata pada chapter ini. Karena sekarang otakku sedang buntu, silahkan beri saran.Ingat. Tersenyum :)
![](https://img.wattpad.com/cover/178134464-288-k878996.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Believe | Na Jaemin
أدب الهواةRead aja dulu. Hehe. Bhs formal dan dikit bahasa frontal. Hehe