13

509 60 7
                                    

22:30

Beby baru sampai di kosan milik Feni,sebenar nya Desy menyuruh nya pergi besok pagi karna menurut gadis ngapak itu saat ini sudah terlalu malam untuk bertamu ke tempat orang,tapi bukan Beby namanya klau tidak berani berbuat hal konyol sendirian.

Tok,,tok,tok.

"Bentar." Sahut sebuah suara dari dalam kamar.

Ckleek.

"Eh Kak Beby,mau,,"

"Anin mana.?" Belum sempat Feni menyelesaikan ucapan nya Beby sudah menyela nya dengan pertanyaan tentang keberadaan gadis nya.

"Itu di dal,," lagi-lagi Feni di buat Kesel karna sekarang Beby sudah nylonong masuk begitu saja sebelum ia menyelesaikan jawaban nya.

Setelah menutup kembali pintu nya Feni menyusul Beby ke kamar nya,namun ia menghentikan langkah nya di depan pintu,memperhatikan Beby yang hanya menatap Anin tanpa mau membangunkan gadis itu.

"Kok ngk di bangunin.?" Tanya Feni melangkah lebih dekat.

"Sebenarnya apa yang terjadi fen.?" Tanpa menjawab pertanyaan Feni kini Beby malah memberikan pertanyaan balik untuk Feni.

"Aku ngk tau Kak,karna tadi siang dia pergi gitu aja sama Michelle dan ngk balik lagi,setelah aku balik aku udah nemuin dia di depan kos dalam keadaan pingsan,dan ada satu lagi." Beby menoleh ke arah Feni karna gadis itu menghentikan penjelasan nya sejenak.

"Pinggang sebelah kirinya memar biru gitu,kayaknya habis ke bentur benda keras." Lanjut Feni sambil membuka sedikit baju bawah Anin dan hal itu sukses membuat Beby membulatkan matanya melihat warna biru yang begitu mencolok karna sangat kontras dengan kulit Anin yang putih.

Nafas Beby memburu.

"Ini pasti ada hubungan nya dengan dia." Gumam Beby namun masih terdengar jelas di pendengaran Feni karna suasana yang memang hening.

"Dia siapa Kak.?" Tanya Feni menetap Beby menuntut.

"Bukan apa-apa,Hm fen aku titip dia ya,ya se enggak nya sampai besok,klau ada apa-apa tlfon aku atau Desy aja,aku mau pergi." Ucap Beby sebelum mencium kening Anin dan pergi.

"Eh Kak,mau ke,,,ckkk,,dasar orang aneh." Gerutu Feni saat Beby keluar dari kamar serta kosan nya tanpa memberikan penjelasan.



----

Ke esokan hari nya.

Hari ini Beby sengaja berangkat lebih awal ke teater karna sebelum persiapan untuk show jam 7 malam nanti ia akan terlebih dahulu bertemu dengan Desy untuk membicarakan tentang masalah yang sedang terjadi dengan Anin.

Dan saat ini gadis berlesung pipi itu sedang berada di salah satu restoran menunggu kedatangan Desy.

"Sorry telat,tadi macet banget." Beby mendongak saat mendengar suara Desy yang ternyata sudah duduk di hadapan nya.

"Gpp,gue juga baru dateng" jawab Beby meletakkan HP yang sedari tadi ia mainkan.

"Loe Semalem jadi ke kosan Feni.?" Tanya Desy yang di jawab anggukan oleh Beby.

"Iya dan gue juga udah lihat keadaan Anin." Jawab Beby mengaduk minuman di depan nya.

Dan Beby pun menjelaskan keadaan Anin pada Desy,sama seperti Beby,Desy pun tidak menyangka bahwa Michelle akan berbuat sejauh itu.

"Jadi menurut Loe gitu.?" Tanya Beby.

"Iya,jadi Loe tunjukin klau Loe ngk takut sama ancaman dia,dan buat dia tau klau Loe sama Anin itu ngk akan bisa di pisahin." Lanjut Desy yakin,namun tidak dengan Beby yang terlihat terdiam.

"Gimana,Loe bisa kan.?" Tanya Desy.

"Tapi gue takut dia makin nekad Des." Resah Desy.

"Tenang,gue siap bantu kok,Ok." Mau tak mau Beby mengangguk menjawab Desy,walaupun hatinya tidak yakin tapi karna Desy siap membantunya ia pun berusaha meyakinkan hatinya sendiri.




---

Di teater.

Anin barusaja datang,dan ia berjalan memasuki pintu merah itu bersama shani dan Gracia ,karna terlalu asyik dengan game nya tak sengaja seseorang menabrak tubuh sampingnya membuat anin sedikit oleng dan meringis karna pinggang bagian kiri nya masih terasa nyeri.

"Sorry Kak,ngk sengaja." Ucap Aya yang kini berhenti di depan mereka.

"Gpp,aku juga salah kok,jalan nya ngk liat,maaf." Jawab Anin kembali menegakkan tubuhnya.

"Beneran kan kakak ngk papa.?" Tanya Aya saat melihat Anin yang sempat meringis seperti kesakitan.

"Gpp kok beneran." Jawab Anin lagi.

"Lain kali hati2 ay." Ucap Gracia memperigatkan.

Gadis itu hanya mengangguk sebelum pergi meninggalkan ketiga nya.

"Yuk nin aku bantu." Ucap shani memegang bahu Anin.

"Gpp kok ci,aku bisa jalan sendiri." Tolak Anin dan akhirnya shani dan Gracia pun hanya menyamakan langkah nya dengan Anin saja.

Sesampai nya di dalam mereka langsung menuju ke Backstage yang sudah terisi oleh beberapa mamber team J karna mereka baru saja menyelesaikan show 1 nya.

"Anin sama greshan langsung ke stage aja untuk Persiapan karna team K yang udah datang semua ada disana." Ucap salah satu staff yang bertugas hari ini.

Dan tanpa menunggu teguran ulang ke tiga nya langsung menuju stage.

"SAYANG." Shani Anin dan Gracia langsung menoleh ke arah asal suara itu muncul begitupun mamber lainnya yang ada di sana.

"Di panggil abang tuh nin." Bisik Gracia sambil menyenggol lengan Anin pelan.

"Sini." Panggil Beby sekali lagi tapi kali ini di sertai kedua tangan yang merentang seperti menandakan bahwa Anin harus masuk ke dalam nya.

Sebelum benar2 menghampiri Beby Anin sedikit melirik pada seseorang yang berdiri di antara Feni dan Aya.

"Sayang, kamu bisa baca ini.?" Tanya Beby sambil menunjuk tulisan 'HUG' di baju yang ia pakai.

"Hug, kan." Jawab Anin polos membuat Beby tertawa gemas.

"Ya udah sini hug dulu." Ucap Beby kembali merentangkan tangan nya.

Dan mau tak mau Anin pun menghampiri gadis berpipi bolong itu dan masuk kedalam pelukan nya.

"Mulai sekarang kamu ngk boleh jauh dari aku,dan kamu tidak boleh pergi tanpa izin dari aku,mengerti." Bisik Beby sedikit menuntut.

Anin melepaskan pelukan keduanya lalu menatap Beby heran.

"Tapi kenapa bia,,,"

"Sttttt,,,aku ngk ingin di bantah,pokoknya selain kamu sama aku kamu harus izin terlebih dahulu sama aku kemana dan sama siapa pun." Anin mengangguk samar lalu kembali memutar pandangan nya ke seluruh ruangan seperti mencari seseorang sebelum akhirnya Beby menangkap kedua pipinya untuk menghadap ke arah nya.

"Sayang,kamu tidak perlu takut apapun,aku akan jagain kamu terus." Ucap Beby kembali memeluk Anin.

Dan dari ujung ruangan Desy menatap pada seorang gadis yang menunjuk kan expressi tak biasa,dan diam2 Desy mengabadikan itu dengan smartfone milik nya.

"Masalah ini harus cepat selsai."

TBC dulu ya,,

Gimana ceritanya masih menarik kah,atau konflik nya kurang seru?

Tinggal kan comment untuk part selanjutnya,Thanks.

Kisah kitaWhere stories live. Discover now