518 103 24
                                    

❝Mau ngopi? Kopi Vietnam, kan?❞

❝Mau ngopi? Kopi Vietnam, kan?❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lee Jeno.

Seorang pemuda yang dibesarkan dengan penuh kekerasan oleh Ayahnya sendiri, satu-satunya pria yang menjadi idolanya.

Tanpa berlama lama, ku bawa kau ke masa lalu seorang Lee Jeno.

Ia salah satu anak cerdas dikalangan sebayanya. Ia anak dari seorang Diplomat dan seorang Perawat. Kecintaan kedua orangtuanya terhadap pekerjaan membutakan mereka, membuat mereka tidak sadar akan kehadiran seorang Jeno yang membutuhkan lebih dari sekadar sapaan, lebih dari sekadar sarapan pagi yang bahkan sering Jeno lalui sendirian. Jeno kecil butuh kasih sayang dari orangtuanya.

Tidak jarang Jeno menyakiti dirinya sendiri agar dirawat oleh Ibunya. Tidak jarang Jeno merengek pada Ayahnya, sekadar ingin diperhatikan. Meskipun Jeno tahu, Ayahnya belum menginginkannya. Imbasnya? Jeno akan dihantam ketika Ayahnya sudah kelewat naik pitam.

Jeno ada karena kesalahan orangtuanya, tak perlu ku jelaskan detail pembuatannya bagaimana. Namun yang disayangkan adalah Jeno ada disaat Ia masih belum diinginkan kehadirannya. Orangtua nya masih gencar-gencarnya membangun karir mereka, mengejar jabatan setinggi mungkin. Jadilah Jeno sering tak dianggap ada oleh keduanya.

Ia sempat hampir bermalam di sekolahnya karena tak satupun Ayah atau Ibunya datang menjemput saat jam pulang sekolah. Beruntung tetangga Jeno yang tahu kelakuan Orangtua Jeno datang mencarinya ke sekolah, Jeno akhirnya bisa pulang. Meskipun dengan mata bengkak dan wajah memerah karena lelah menangis.

Pernah suatu ketika, saat itu Jeno dengan bangganya mengacungkan piala nya,
Juara 1 Olimpiade Kimia Nasional tertulis disana. Jeno dengan riang gembira dan sedikit tidak sabar berkeliaran seantero rumah mencari sang Ayah. Ia merasa begitu senang, ingin sesegera mungkin menunjukkan pialanya pada sang idola. Namun miris, Ayah Jeno tengah menelfon seseorang saat itu, Ia dengan kesadaran penuh membanting piala yang anaknya dapatkan dengan susah payah hingga menghantam lantai dan patah berhamburan. Ia kemudian mengusir Jeno pergi yang menangis dengan derai airmata tanpa henti.

Menyedihkan.

Lalu tentang Ibunya yang seorang perawat. Jeno sering berpikir,

"Mengapa Ibu bisa merawat banyak orang diluar sana tapi merawat ku saja tidak bisa?"

Bahkan saat Jeno terkena penyakit demam berdarah dan dirawat dirumah sakit tempat Ibunya bekerja pun bukan Ibunya yang merawatnya. Ibunya tidak akan mengakui Jeno sebagai putranya sampai Ia memegang jabatan sebagai direktur rumah sakit tempat Ia bekerja.

Mengapa? Karena saat ini Ia tengah merayu direktur yang menjabat sekarang untuk mewariskan jabatan itu padanya. Ibu Jeno tahu direktur sekarang menyukainya meskipun direktur itu sendiri sudah beristri, bahkan beranak cucu. Alhasil, ia mengaku sebagai wanita single dan tinggal bersama kakak laki-laki dan adik kecilnya yang sebenarnya adalah suaminya sendiri dan Jeno. Hanya untuk menjaga jabatan itu tetap ada di genggamannya.

STREAM. (discontinued.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang