694 137 9
                                    

15 Januari 2019.

Malam ke lima belas di bulan Januari, sekaligus jadi malam ke 3 pertemuan para tetinggi Yakuza

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam ke lima belas di bulan Januari, sekaligus jadi malam ke 3 pertemuan para tetinggi Yakuza.

Pertama-tama jika kau bertanya,

Yakuza apaan, sih?

Well, akan kujelaskan dengan singkat.

Yakuza atau gokudō (極道) adalah nama dari sindikat terorganisir di Jepang. Organisasi ini sering juga disebut mafia Jepang karena ada kesamaan dengan bentuk organisasi yang asalnya dari Italia tersebut. Organisasi ini berdiri sudah cukup lama, setua kakek nenek buyutmu, mungkin? Entahlah.

Banyak hal yang mereka lakukan, tapi diantara banyak hal itu semuanya menentang norma dan aturan yang ada, jadi siapkan dirimu. Pemerasan? Perjudian ilegal? Kasino? Prostitusi, mungkin? Atau penyelundupan? Itu makanan sehari-hari mereka.

Yakuza berubah setelah Jepang menyerang Pearl Harbor. Para anggota Yakuza akhirnya harus memilih apakah bergabung dalam birokrasi pemerintah, menjadi tentara atau masuk penjara. Pamor Yakuza menjadi tenggelam.
Setelah Jepang menyerah, para anggota Yakuza kembali ke masyarakat.
Bertahun-tahun kemudian muncul satu orang yang berhasil mempersatukan seluruh organisasi Yakuza. Orang itu adalah Nakamoto Ken, seorang eks militer dengan pangkat terakhir Admiral Muda (yang dicapainya di usia 34 tahun).
Nakamoto Ken berhasil mempersatukan dua fraksi besar Yakuza, yaitu Musō-ka yang dipimpin oleh seorang pria, anak dari tetua Yakuza sebelumnya yang menikahi wanita korea, adalah Nakagawa Taeyong. Fraksi selanjutnya adalah Yasei yang dipimpin langsung oleh keturunan pendiri Yakuza, Watanabe Youngjae.

Yakuza pun bertambah besar keanggotaannya terutama di periode 1958-1963 saat organisasi Yakuza diperkirakan memiliki anggota 184.000 orang atau lebih banyak daripada anggota tentara angkatan darat Jepang saat itu. Nakamoto Ken dinobatkan sebagai godfather-nya Yakuza.

Tapi, tahan sampai disitu. Itu sudah cerita lama. Terjadi di zaman kakek dan nenek buyut mu masih menyusu pada kakek dan nenek buyut, buyut dan buyutmu yang lain.

Maksudmu apa? Yakuza mengalami evolusi dan menjadi modern, begitu? Hell, yeah, baby.

Cukup basa-basinya. Kukenalkan kau pada Yakuza versi modern, dengan sistem dan cara kerja baru. Kau takkan menemui wajah-wajah menyebalkan, menjijikkan, penuh bonyok, dan memiliki aura bagai seorang pedofil, tidak. Para penjahat abad 21 ini menawarkan kecerdasan dan kemampuan berkali-kali lipat dari para seniornya, bagai berkembang sendiri seiring zaman. Jangan lupakan wajah mereka yang juga tampan, begitu memesona, dan rupawan. Tapi jangan terbuai juga. Mereka-mereka ini adalah yang terkeji dan terliar di generasinya.

Pada masa kini, keanggotaan Yakuza diperkirakan telah menurun tajam, tetapi bukan berarti tidak berbahaya. Tulang punggung bisnis ilegal mereka adalah Hit Man, segala jenis narkoba, pembunuh bayaran, transaksi ilegal dan banyak hal-hal keji lainnya. Yang membuat semua berbeda adalah beberapa kerjaan tidak lagi mereka lakukan. Seperti prostitusi, dan bermain di kasino. Sudah cerita lama, katanya. Mereka ingin melindungi apa yang tersisa dari mereka, hingga mereka kembali berada di masa kejayaan. Mereka memilih fokus pada kerjaan yang mengharuskan mereka turun langsung ke lapangan.

Ku persembahkan, STREAM. Yakuza di masa modern, para pemimpin kejahatan terlicik, cerdik, keji, dan kejam di era milenial. Dalang dari hampir semua kejahatan kelas kakap di abad ke 21.

Sudah tidak sabar bertemu para monster ini? Sabar sedikit. Cerita mengenai rumah mereka belum selesai sampai disini. Akan kuceritakan sedikit lagi mengenai Yakuza. Tentang bagaimana Yakuza bisa menyentuh negara tercinta monster kecil ini.

Di era 1980-an, Yakuza mengembangkan sayap mereka hingga ke AS dan beberapa negara Asia lainnya, sebut saja Korea. Yakuza juga ikut masuk dalam bisnis legal untuk mencuci uang mereka. Dalam operasinya, Yakuza membeli aset di Korea dan salah satu yang pernah mencuat ke permukaan adalah keterlibatan Chun Doo-Hwan, Presiden Korea pada saat itu. Ia merupakan seorang diktator kejam pada masanya, yang paling terkenal adalah perannya dalam pembunuhan massal paling menggemparkan, Gwangju Massacre di tahun 1996.

Berdasarkan perkiraan kasar dari sumber majalah edisi 17 Januari 2002, Yakuza diperkirakan telah menanamkan uang hingga 500 miliar dolar dalam investasi saham dan perusahaan di Korea selatan.

Tahu merek ponsel terkenal dari Korea Selatan? Beberapa brand make up nya yang mendunia? Dan hal-hal menakjubkan dari Korea lainnya? Percayalah, para Yakuza ini menjadi penanam saham terbesar di perusahaan tersebut. Memupuk kekayaan hingga beranak pinak. Beberapa bahkan memiliki keturunan Yakuza sebagai direktur atau CEO nya. Licik? Memang. Ini mereka lakukan semata untuk melebarkan sayap di Korea selatan,

Yah, seperti membuat tanah untuk berpijak nantinya.

Perusahaan milik Yakuza ini diperkirakan memperoleh kredit antara 700-900 miliar dolar, dan sebagian dari jumlah itu dialirkan ke induk organisasi Yakuza. Menghadapi hal seperti ini, bank Jepang bahkan Korea Selatan sendiri jelas tidak bisa berkutik. Tidak bisa menuntut bank mereka yang rasanya kapan saja bisa meletus karena isinya yang terlalu banyak dan terisi terus tiap detiknya.

Di sisi lain, anggota Yakuza juga kerap membeli aset properti dengan harga miring dari perusahaan yang butuh uang tunai untuk dijual kembali dengan harga tinggi. Apapun itu mulai dari apartemen, perkantoran hingga rumah sakit. Bila sebuah bangunan telah dibeli oleh Yakuza, tidak ada yang berani jadi tetangga mereka dan alhasil harga properti langsung jatuh, dan segera naik segera setelah Yakuza menjualnya. Ini yang kau sebut teknik marketing level mafia.

Selain beroperasi di level bawah, Yakuza juga menggurita di kalangan politisi negara-negara yang mereka tempati, tak terkecuali Amerika Serikat dan yang terbanyak berada di Korea Selatan. Beberapa praktik suap telah terbongkar termasuk dalam program tender proyek umum senilai trilyunan won. Program rekapitalisasi perbankan Korea Selatan yang berlarut-larut tidak kunjung selesai diperparah oleh keterlibatan Yakuza yang sangat berkepentingan dalam bisnis properti dan kredit perbankan. Saat ini perbankan Jepang, Amerika Serikat dan yang terparah Korea Selatan, masih menanggung beban kredit macet sebesar kira-kira 1,2 triliun dolar dan membuat ekonomi tidak bertumbuh selama 10 tahun terakhir.

Bagaimana? Sudah mengantuk dengan sejarah paling buruk beberapa negara diatas?

Baiklah, kali ini kau akan kuajak untuk berpetualang bersama monster-monster kecil.

Kau ini siapa, sih? Daritadi sok tahu sekali!

Kuharap kau tidak benar-benar berfikir seperti itu, karena kalau iya... Pandanglah matahari sepuasnya hari ini, karena bagi kalian yang mengusik ku, esok adalah mitos untukmu. Kau sudah diperingatkan.

Yeah, pulanglah menangis di ketek ibu kalian.

Perkenalkan.
Aku, satu dari STREAM. Pemimpin kejahatan di seluruh benua Asia di abad 21 yang akan segera menguasai separuh dunia.

STREAM. (discontinued.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang