I Don't Miss You

297 12 0
                                    

-----------------------------------------------------------------
HAPPY READING
-----------------------------------------------------------------

































































































--------------------

Hari ini hari Minggu. Waktu yang tepat untuk pergi ke luar rumah. Berkumpul bersama teman-teman ke tempat-tempat menarik atau olahraga di sore hari sepertinya juga menarik. Cuacanya benar-benar sangat mendukung untuk melakukan aktifitas menyenangkan di luar rumah. Tapi tidak denganku. Di hari Minggu yang cerah ini aku lebih memilih untuk berdiam diri di rumah. Menghabiskan waktuku hanya untuk bersantai dan menjernihkan pikiran setelah seminggu ini bekerja dengan sangat ekstrim. Sungguh itu sangat membuatku stres dan kinerja otakku jadi semakin menurun.

Aku menyeduhkan teh hangat ke dalam sebuah cangkir. Daripada minum kopi aku lebih memilih untuk minum teh. Karena hal itu dapat membantu kinerja otakku menjadi baik dan bisa menenangkan pikiran. Aroma dari teh yang wangi seperti bunga melati, aku sangat menyukai itu.

Aku berjalan menuju jendela yang tak jauh dari tempatku berdiri. Memandang keluar, meskipun tak ada hal yang menarik untuk di lihat. Sembari menyeruput teh favoritku yang masih hangat.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu yang sebenarnya tak ingin ku ingat. Inilah yang aku takutkan jika aku sedang sendirian seperti ini. Pikiranku akan melayang jauh memikirkan hal itu. Sesuatu yang indah sekaligus menyakitkan yang pernah aku rasakan.

Seperti dejavu saja. Pikirku.

Sebuah tangan melingkar di perutku. Tanpa menoleh aku sudah tau siapa pemilik lengan itu. Dia kekasihku. Seorang gadis cantik yang begitu aku puja. Memiliki hati yang baik dan suara indahnya benar-benar membuatku ketergantungan. Aku mencoba menyentuh lengannya. Namun yang aku rasakan hanya bagian dari diriku sendiri. Aku menoleh ke belakang. Namun tak ada siapapun di sana.

"Tch! Sepertinya aku berhalusinasi lagi." aku tersenyum miris menanggapi kenyataan saat ini. Kenapa miris sekali?

Aku pun memutuskan untuk pergi ke ruang tengah rumahku. Duduk di sofa empuk yang berhadapan dengan sebuah televisi. Ku letakkan cangkir berisi teh di atas meja di hadapanku dan tanganku beralih meraih handphone yang tepat berada di sebelah cangkir itu.

Tau apa yang akan aku lihat setelah menggenggam handphone itu? Mungkin kalian akan menganggapku terlalu bucin. Tapi benar adanya. Aku membuka galeri di handphoneku dimana di sana terdapat ratusan foto kenanganku bersama gadis itu. Ya, setiap aku sendiri seperti ini aku selalu memikirkan gadis itu. Ini sudah setahun semenjak kita berpisah dan aku masih tidak bisa berhenti memikirkannya.

Aku tak merindukannya sungguh.

Kalimat itu selalu saja berusaha untuk meyakinkan diriku bahwa aku tak merindukannya. Otakku meresponnya. Tapi hatiku tidak. Semenjak kami berpisah aku mulai mabuk-mabukan dan merokok. Ya apa lagi kalau bukan karena dia. Sepertinya aku memang benar-benar tak bisa hidup tanpanya.

Aku baik-baik saja. Tapi sesungguhnya tidak.

Teman-temanku sungguh prihatin padaku sampai-sampai mereka pernah ingin mencomblangkanku dengan wanita lain. Tapi aku sama sekali tidak tertarik.

Aku hanya ingin sendiri.

Seperti itu aku bilang pada mereka. Hanya agar mereka tak bertindak semakin jauh. Agar mereka berhenti untuk mencampuri urusan hatiku. Aku yakin seiring berjalannya waktu, aku bisa bangkit dari keterpurukan ini. Aku bisa move on dan kembali memulai hidup yang baru. Tapi setahun telah berlalu dan tak ada perkembangan yang baik menghampiri diriku. Bahkan gadis yang sampai detik ini pun masih ku puja telah menemukan pasangan hidupnya dan telah memulai hidupnya yang baru.

Ya, jika kau menebak dengan benar. Aku masih memperhatikan gadis itu. Semua yang Ia perbuat. Semua yang Ia lakukan. Aku mengetahui semuanya. Ya, aku memang mengerikan. Tapi aku tak mencoba untuk menghalanginya seperti pria nekat lainnya. Aku hanya memperhatikannya saja dari kejauhan. Bagiku itu sudah cukup. Saat melihat senyumnya aku tak bisa menahan diriku untuk tidak tersenyum. Aku akan senang bila dia senang. Aku akan sedih bila dia sedang bersedih. Tapi aku tak bisa melakukan apa-apa lagi untuk membuatnya tersenyum karena posisi yang sebelumnya ada untukku kini telah terganti oleh orang lain.

Bukankah definisi cinta seperti itu? Mencintai tanpa harus memiliki. Aku sudah merasa cukup dengan hal itu.

Mungkin jika ada seseorang yang mengungkit tentang dia di hadapanku. Aku akan berpura-pura tidak tau dan dengan lantang aku akan bilang bahwa aku tak merindukannya. Sama sekali. Hanya ingin mengingatkan tubuh ini pada kenyataan.

Bahwa dia bukan milikku lagi.

Bahwa dia tak akan pernah kembali.

Bahwa ikatan di antara kita sudah tak ada lagi.

Ya,

Aku tidak merindukannya.

--------------------


































































































Sorry kalo banyak typo :'V
Pahami masing-masing ajalah ya :'V

Jangan lupa KLIK tanda bintang di bawah ini yaa 😊😊😊
KLIK
👇👇👇

Stray Kids × Bang Chan [ONESHOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang