HAPPY READING!!!
--------------------
"Chan, kapan kau akan mengajakku ke Aussie untuk bertemu dengan orang tuamu?" Yang ditanya hanya diam. Bukannya Dia tidak mendengar, hanya saja dia sedang berpikir jawaban apa sebaiknya yang tepat untuk pertanyaan itu.
"Chan, kau mendengarku kan?" Karena tak kunjung mendapat balasan akhirnya gadis itu kembali bertanya. Menyadarkan Chan dari lamunannya.
"Entahlah, Al. Pekerjaanku sedang menumpuk." Chan menjawab asal dan bukan jawaban itu yang diinginkan oleh Alice.
Mereka sudah 2 tahun menjalin hubungan dan Alice telah berada di ujung hasratnya. Ia ingin Chan serius padanya. Alice ingin hubungan mereka diperjelas. Kalau selama ini Ia hanya berkomunikasi dengan orang tua Chan melalui telepon atau media lainnya, kali ini Alice ingin bertemu langsung agar Chan secara resmi memperkenalkannya dengan orang tua Chan.
Namun ternyata respon Chan tak begitu antusias. Bukan karena perubahan sikap Chan yang tidak baik saat menanggapinya. Tapi Chan memang selalu seperti itu ketika ada seseorang yang membahas tentang negara kelahirannya.
Sudah hampir 6 tahun Chan tidak kembali ke negaranya itu. Ia telah menimba ilmu di Inggris hingga sekarang Ia telah bekerja di salah satu cabang perusahaan milik ayah Alice, kekasihnya dan menjabat sebagai seorang direktur di perusahaan tersebut. Hingga sampai saat ini pun Chan tidak ada niatan untuk kembali ke Australia meskipun seluruh keluarganya berada di sana.
Chan rindu dengan keluarganya, tentu saja. Namun ada beberapa hal yang membuatnya tidak ingin kembali ke negaranya sendiri dan tidak ada satu pun orang yang tau tentang alasan itu. Mengapa? Benar-benar tak ada yang tau.
"Alice." Panggil Chan pada kekasihnya.
"Hm?" Jawab Alice singkat.
Saat ini mereka sedang makan malam di restoran favorit mereka berdua. Berhubung hari ini adalah hari yang spesial bagi mereka.
"Aku akan segera membawamu bertemu dengan orang tuaku. Tapi untuk saat ini aku masih butuh waktu." Chan mengucapkannya sembari menatap mata kekasihnya itu dengan lekat. Mencoba meyakinkan gadisnya bahwa Ia sedang bersungguh-sungguh.
"Aku mengerti Chan. Ambillah waktumu sebanyak yang kau mau. Aku akan menunggu." Alice menggengam tangan Chan dan memberikan senyuman terbaiknya pada lelaki di hadapannya. Sebenarnya Alice sedikit kecewa karena Chan terus saja mengulur waktu. Tapi Ia harus mengerti dengan keadaan Chan. Ia memang tidak tau apa alasan Chan kenapa dia tidak ingin pulang. Alice memang tau ada sesuatu hal yang sejak dulu di sembunyikan oleh Chan tapi Alice memilih untuk tidak menanyakannya. Karena meskipun Alice adalah kekasihnya, masih ada beberapa batasan yang perlu Ia jaga antara dirinya dan Chan. Alice paham betul tentang hal itu.
"Terima kasih, Al." Chan tersenyum begitu tulus. Namun matanya menyiratkan luka. Alice selalu melihat itu di matanya. Segala sesuatu yang bersangkutan pada Chan pasti Alice akan tau. Apalagi ketika manik mata Chan kembali menyiratkan luka seperti ini. Alice mengenali sorot mata yang terluka itu, tapi Ia tak menemukan jawaban mengapa Chan bisa seterluka itu. Chan memang tak pernah cerita tentang masalahnya yang satu ini pada Alice. Tapi Alice tak mudah dibohongi begitu saja. Ia sudah mengenal Chan semenjak masa perkuliahan mereka dan hapal betul bagaimana gelagat Chan jika lelaki itu sedang tertimpa masalah.
Memang Chan akan cerita tentang masalahnya pada Alice, tapi Alice merasa bahwa masih ada hal besar di hati Chan yang belum sempat tersampaikan. Atau mungkin Chan memang tidak ingin menceritakannya pada Alice.
"Chan, aku sudah mengenalmu hampir 6 tahun. Yah, walaupun kita baru menjalin hubungan selama 2 tahun ini. Tapi Chan, aku mengenalmu." Ada jeda sedikit pada kalimat Alice. "Selama ini jika dirimu ada masalah, kau selalu cerita padaku. Kau selalu mengeluh padaku. Aku senang akan hal itu. Tapi, ada satu hal yang ingin aku pertanyakan padamu. Sejak dulu, ketika sorot matamu saat ini selalu muncul. Ketika kita membahas tentang Aussie, negara kelahiranmu. Apakah ada sesuatu yang tidak aku ketahui tentangmu?" Alice melanjutkan.
Chan tercekat. Dadanya bergemuruh. Ia hanya diam dan menatap Alicenya dengan lekat. Tak berani membuka suara.
"Sorot matamu tak bisa berbohong, Chan. Ada luka di sana." Alice mengelus punggung tangan kekasihnya dengan lembut. Menyalurkan ketenangan untuk Chan. Gadis itu tau bahwa Chan sedang gugup dan panik.
"Tak apa jika kau tak mau bercerita sekarang. Aku mengerti." Lanjut gadis itu.
"Maaf, Al. Aku tak bisa menceritakan hal itu sekarang. Aku masih butuh kepastian. Nanti kalau hatiku sudah benar-benar siap, aku akan menceritakannya padamu." Ujar Chan kemudian.
Alice tersenyum. Ia percaya pada Chan. Ia percaya pada semua perilaku Chan. Alice tau Chan adalah orang yang baik. Dia tidak akan menyakiti orang yang dia sayang. Alice percaya itu dan Dia mengerti bahwa permasalahan Chan kali ini butuh beberapa waktu untuk dibicarakan. Harus memiliki moment yang tepat. Alice sangat mengerti.
"Eum.. aku akan menunggu." Lagi. Alice hanya bisa menunggu.
--------------------
Happy 100 readers!!!!!
Makasih buat kalian yang sempetin baca story unfaedah ini :'V
Walaupun aku jarang banget update, but thank's guys for all your support
Meskipun kebanyakan sider yaa yg ga pernah ninggalin jejak :'V
Pokoknya terima kasih
Tanpa sider pun pasti cerita ini bakalan sepi ga ada pembaca awokwokwokwokwok :'VIni pendek iya aku tau :"))
Maaf :"
Sekali lagi terima kasih :"))Maaf juga kalo banyak typo
Tolong maklumin aja heheJangan lupa klik tanda bintang di bawah ini yaaa....
KLIK
👇👇👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Kids × Bang Chan [ONESHOT]
Teen FictionKumpulan FanFiction Stray Kids × Bang Chan ONESHOT [ Dark Side About Me ] 16 Februari 2019