Purnama pertama

3 1 0
                                    

Aku sulit mengutarakan semuanya lewat kata-kata, kamu terlalu tinggi untuk aku gapai. Memahami dan mengerti kamu adalah pilihan yang pada akhirnya aku terima.

Aku selalu diam dalam segala sesak yang aku terima dan rasakan, ada perih yang tak hanya menggores hati tapi juga meninggalkan jejak menjadi sebuah luka.

Aku menangis dalam diam
Merasakan ada sembilu yang amat nyeri didada

Aku ingin bercerita pada malam, seperti pada purnama malam ini.

Aku ingin berbagi kisah padanya tetang hatiku dan hatinya yang terasa tapi tak tersentuh.

Aku mau bercerita pada purnama,
Tentang dia yang aku puja selama ini.
Tentang dia yang aku sayangi tanpa mengenal pamrih.
Tentang dia yang selama ini menyelimuti hati dengan hangat senyumnya
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Menjadi anak yang memiliki banyak mimpi membuatku memiliki hidup penuh warna.
Dan warnaku  hidupku bertambah dua, yaitu merah jambu serta abu-abu sejak pertama kali mataku bertemu dengan matanya.

Jakarta 2011

Hanum,
Sebut saja seperti itu, nama lengkapku Pramestiya Hanum. Melarikan diri ke ibu kota untuk mengajar mimpi menjadi seorang penulis. Nyatanya hidup tak semudah  khayalan aku akhirnya terdampar jadi salah satu staf di sebuah perusahaan travel di kota Jakarta sejak dua tahun silam.

Arkan, manusia paling menyebalkan dan menyenangkan yang aku sebut species laki-laki absurd di abad ini. Mengenalnya dua tahun ini membuatku tak merasa sendirian meski jauh dari keluarga, dia yang selalu disampingku.
Banyak orang bilang kami punya hubungan lebih dari sekedar teman,tapi yang aku rasakan selama ini hubungan kami tak lebih sebatas adik kaka.

Arkan selalu menganggap aku anak kecil,karena usia kami terpaut 5 tahun. Mecubit pipiku, mengacak-acak rambut dan membuatku jengkel sehingga meneriakan namanya dan membuatnya tertawa terbahak-bahak. Dia juga yang membawa ku mendarat ke sebuah agen travel milik pamannya, menjadikan ku salah satu kacung yang senatiasa menerima perintah dan bullyan.

Tapi kisah ku bukan berlabuh di Arkan...
Ada dia yang kemudian hadir...

Dawa, Pandawa Aji Putra

......


JALURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang