Chaos

1.5K 215 73
                                    

'Bagaimana aku bisa berada di kamar?'

Sebaris pertanyaan itu muncul di kepala Yifan begitu kedua matanya terbuka. Kesadaran belum sepenuhnya menghampiri, namun otak di dalam tempurung kepalanya tampaknya tak ingin bersantai terlalu lama.

Menutup matanya kembali, Yifan memijat pangkal hidungnya sembari berusaha mengabaikan hal-hal janggal yang mampir di dalam kepalanya. Dia baru saja terbangun dari tidur, Yifan tidak ingin waktu istirahatnya terganggu dengan memikirkan beberapa hal yang sebenarnya sungguh menganggu.

Seperti mimpi semalam yang sangat aneh.

Bayangkan saja, bertemu dengan makhluk neraka bersayap yang nyaris telanjang karena dia tak sengaja memanggil makhluk itu.

Sungguh konyol. Yifan tidak tahu apa yang kemarin dia lakukan hingga mendapat mimpi aneh seperti itu. Terlebih di mimpinya semalam, makhluk neraka itu berbicara tak masuk akal padanya, seperti dirinya harus memberi perintah/mengucapkan permintaan agar makhluk itu pergi, karena jika tidak, maka makhluk itu bisa saja akan terus mengikutinya.

Mimpi teraneh yang pernah Yifan dapatkan.

"Wú lǎobǎn, apakah anda sudah bangun?" suara segan di luar pintu kamar sampai di telinga Yifan yang masih enggan bangkit dari tempat tidurnya.

Yifan terlihat lebih muda dengan rambut berantakan yang terurai tanpa gel yang biasa ia gunakan untuk menata mahkotanya yang berwarna pirang pudar. Helai rambut menutupi dahinya, membuatnya tak tampak seperti ketua sebuah organisasi berbahaya.

"Ya, aku sudah bangun" Yifan menyahut dengan suara sedikit serak, kemudian tak lagi terdengar suara dari luar.

Yifan sedang tidak ingin melakukan apapun pagi ini, namun tetap saja dia harus bangkit dan beraktifitas. Merenggangkan otot tubuhnya, Yifan mengernyit ketika tak bisa menggerakkan tangan kirinya. Ada beban cukup berat yang menindih bahu dan tangannya, membuatnya menoleh cepat dan seketika membulatkan mata terkejut.

"Kau!" refleks mendorong sosok asing berambut hitam yang tidur di sampingnya, satu-satunya tersangka yang menindihi bahu dan tangan kirinya.

Sosok itu berkulit coklat keemasan yang terlihat lembut, dan sama sekali tidak terbangun karena suara Yifan yang menggelegar. Sosok itu bahkan hanya menggumam kemudian menggulung tubuhnya seperti seekor kucing yang enggan membuka mata.

Yifan menarik selimut yang masih menutupi tubuhnya sembari turun dari ranjang, wajah terkejutnya nampak jelas kali ini, serta dada bidangnya yang naik-turun karena 'kejutan' yang membuatnya agak shock.

Itu artinya peristiwa kemarin bukan mimpi?

Saat dia secara tidak sengaja meneteskan darah di halaman buku yang terbuka dan memanggil iblis berjenis incubus?

Incubus bersayap, bertanduk seperti domba dan memiliki ekor panjang di belakang tubuhnya. Incubus gila yang hanya bicara tentang tugas, seks dan seks.

Kenapa incubus itu berada di tempat tidurnya dalam keadaan telanjang!?

Benar-benar telanjang. Thong yang menutupi bagian pribadinya ㅡyang tidak sebanding dengan miliknya tentu sajaㅡ tidak lagi berada di'tempat'nya. Yifan juga baru menyadari jika dirinya sendiri hanya memakai bokser abu-abu, dan dia yakin seratus persen jika dirinya sama sekali tidak ingat melepas pakaiannya sendiri.

Yifan bahkan tidak mengingat apapun setelah peristiwa kemunculan incubus itu.

"Kenapa kau ada di sini? Kau yang melucuti pakaianku!?" suara Yifan menggelegar di kamar pribadinya yang luas. "Bangun! Aku sedang bicara padamu!"

S U M M O N E RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang