Bonus Chapter (Warning!🔞)

2.6K 187 54
                                    

Tidak biasanya Yifan terbangun di malam hari sejak memutuskan bekerja sama dengan Zitao dan membiarkan incubus itu tidur di ranjang yang sama dengannya setiap malam.

Setidaknya jika mereka tidak melakukan seks dan Yifan bisa tidur dengan tenang, kini dia jarang sekali terjaga atau terbangun karena hal-hal kecil. Tanpa sepengetahuan Yifan, Zitao sedikit memanfaatkan kekuatannya untuk sedikit membuat Yifan tak lagi mudah terbangun. Lalu dirinya sendiri akan ikut tidur di samping Yifan dan menggunakan dada pria itu sebagai bantal.

Aneh memang jika iblis bisa tidur di malam hari. Tapi itulah yang terjadi.

Namun malam ini Yifan terbangun pukul 2 dini hari, dengan tenggorokan kering ia terpaksa harus keluar dari kamar dengan bertelanjang dada dan celana training abu-abu gelap menuju dapur, karena tak menemukan air di dalam pitcher yang selalu tersedia di kamarnya.

Sesekali mengusap rambut yang jatuh di dahi, Yifan melangkah pelan, dan melihat jika lampu dapur masih menyala. Dahinya berkerut samar, biasanya dia tak pernah lupa mematikan semua lampu sebelum pergi tidur, tapi kenapa dapurnya masih sangat terang? Terlebih terdengar suara seperti seseorang yang menyantap makanan.

"Sedang apa kau malam-malam begini?" kerutan di dahinya menghilang setelah menemukan Zitao yang menjadi dalang dari lampu dapur yang menyala.

Incubus berambut hitam itu duduk di meja konter dapur dengan sibuk mengunyah, di depannya terdapat piring yang isinya nyaris tak tersisa, hanya tampak sisa-sisa makanan. Dari tempatnya berdiri, Yifan bisa melihat remah makanan di tepi bibir Zitao, hal itu membuatnya tak yakin jika sosok dihadapannya adalah iblis dan bukannya bocah berumur 15 tahun.

"Kau selalu makan ini jadi aku penasaran" Zitao melahap potongan terakhir ㅡyang Yifan yakini seratus persen adalah sepotong nugget ayam. "Makanan ini enak, jahat sekali kau tidak pernah menawariku sebelumnya" setengah menggerutu, Zitao melirik Yifan.

Kembali ke tujuan awalnya, Yifan membuka lemari pendingin untuk mengeluarkan sebotol besar air dingin dan ia teguk saat itu juga. Usai melepas dahaga, Yifan berniat untuk kembali ke kamarnya. Saat ia membalikkan badan, Zitao sudah berdiri di depan wastafel sibuk mencuci piring yang tadi digunakannya.

Kaki Yifan terhenti ketika menyadari pakaian yang dikenakan Zitao saat ini. Itu ada kaos lamanya yang beberapa hari ia cari-cari.

"Sudah berapa kali kukatakan, jangan memakai pakaianku tanpa izin. Bukankah kau punya pakaianmu sendiri?" Yifan berjalan mendekat dengan alis tebalnya yang berkerut. Zitao meletakkan piring yang sudah selesai dicucinya di rak, mengelap tangannya yang basah kemudian berbalik berhadapan dengan Yifan.

"Bajumu lebih nyaman dipakai, dan di sini masih tersisa baumu" ujarnya, sembari memperhatikan kaos berwarna putih yang sedikit panjang ia kenakan.

Satu alis Yifan berkedut. "Apa kau sedang terkena sindrom 'bertingkah menjijikan seperti manusia jatuh cinta'?"

Zitao mencibir, "Memang apa salahnya? Lagipula kau tidak lagi memakai kaos ini 'kan, jadi berikan padaku" kemudian tersenyum, ia menepuk bahu Yifan saat berjalan melewatinya.

Sebagai sosok pemimpin kelompok mafia terbesar dan berbahaya, terkadang Yifan tidak mengerti bagaimana dia bisa begitu 'tenang' menghadapi Zitao. Yah, dia tidak lupa tentang fakta jika pria yang selalu nyaris tak pernah memakai celana di dalam apartemen itu adalah iblis, tapi sikap dan tingkahnya yang 'normal' terkadang membuat Yifan bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

Perhatian Yifan tersita oleh ekor yang cukup panjang yang melambai di belakang tubuh Zitao ketika incubus itu berjalan melewatinya. Dia nyaris tak memperhatikan ekor yang identik dengan para iblis itu, dan tanpa sadar menangkap ekor itu untuk diamati.

S U M M O N E RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang