Hari Yang Tak Terduga

33 4 7
                                    

"Hola" sapa Qila ke gue, "gue udah nunggu lo dari tadi tapi lo nya ga nongol nongol😒"

"Hola dede Qila" balas Dita menggunakan panggilan kesayangannya itu dan langsung menuju kearah Qila sahabatnya itu berada, "kan gue mampir ke kantin dulu, ga sarapan soalnya dirumah tadi" balas Dita dengan tatapan memelas.

"Btw lo udah denger berita baru belom, kalo....." dan tiba2 bel bunyi, menandakan pembelajaran akan segera dimulai.
"Yahhh...nanti deh lo sambung" jawab Dita agak sedikit kesel. Dan mereka pun lari memasuki ruang kelas mereka yang masing2. Dita di kelas 10 ips 2 dan Qila di kelas 10 ips 1

Dikelas Dita*

Dita langsung duduk dikursinya yang dekat tembok pojokan belakang. Dan baru saja Dita duduk ditempatnya, masuklah guru yang paling killer yang ada disekolah SMA Swalayan City ini yaitu bu Marry guru matematika.

Pelajaran pun dibuka dengan...
"Siapa yg tidak mengerjakan tugas yg saya berikan kemarin silahkan tunjuk tangan sebelum saya periksa satu satu" pelajaran diawali dengan pemeriksaan tugas, ya asal bu Merry masuk selalu begini dan yang mengancungkan tangannya pun hanya seorang yaitu Dita. Yang lain mana berani tidak mengerjakan tugasnya bu Marry. Iya Dita, Anandita Rachel Pratama gadis yang tadi ngomong sama Qila.

"saya bu, saya tidak mengerjakan tugas yang ibu berikan karena saya sibuk" jawab Dita berani dan dengan mata yang menatap tajam kearah guru tersebut. Dita memang seorang cewe yang sangat berani dikelas itu, dia memang sudah sering melawan guru dan ngomong tidak sopan didepan guru. Makanya tidak diheran kan lagi, tidak ada satu pun siswa yang berkutik sekarang semuanya hanya diam.

"Kamu lagi kamu lagi ibu sudah bosen liat kamu terus yg ibu hukum dan kamu tidak ada berubah berubahnya kamu masih saja tidak sopan sama guru, sekarang KAMU KELUAR!" tegas bu Merry yang membalas tatapan Dita lebih tajam lagi. Tapi hal tersebut tidak menggoyahkan Dita.
"Ndee bu" setelah mengucapkan itu Dita pun langsung keluar kelas dengan senyum yang mengembang dibibirnya. Dita sangat senang di hukum karna dihukum itu baginya seperti dapat jamkos dan juga Dita memang malas masuk pelajaran bu Merry yang membosankan.

Saat hendak menuju kekantin, ya bu Merry tidak menyuruh murid yang dihukum nya terus berdiri didepan kelas tapi boleh pergi kemana pun asalkan tidak mengganggu, tak sengaja matanya menangkap momen yang tidak ingin dilihatnya. Dita melihat seorang cowo yang menampar cewenya dengan kasar dan menjambak rambut cewe nya, dasar cowo yang ga punya perasaan. Mata Dita tak bisa teralih dari kejadian itu.

Namun dengan bodohnya dan tidak berpikir panjang Dita menghampiri pasangan yang sedang bertengkar itu dan mencoba melerainya, tapi tindakannya malah memperburuk keadaan, "Heh ngapain lo ikut campur urusan gue?" Tanya cowo itu ke Dita.

"Gue ga bermaksud ikut campur urusan lo tapi gue cewe dan gue masih punya hati nurani ga kaya lo, dan apaan lo, tampang aja cowo, jadi cowo kok ga gentle? Beraninya nyakitin cewe jadi banci aja sono" setelah selesai kalimatnya tersebut, cowo itu langsung bungkam sesaat, tak lama kemudian mata cowo itu semakin memerah dan tiba2 melayangkan satu tamparan ke muka Dita. "Arghh" erang Dita

Dita yang tidak menerima itu langsung menggunakan jurus jitunya yaitu jurus pemecah kacang, Dita melayangkan satu kaki nya tepat di anu nya si cowo itu dan, "arggkkkhh" pekik cowo tersebut.

"Lo tunggu a....ja balasan dari gu...gue karena udah ikut cam..pur urusan gu..e" balas cowo itu terbata bata karena kesakitan di bagian anu nya disebabkan oleh tendangan Dita barusan.

Dan cowo itu langsung lari menuju halaman belakang sekolah.

Dita pun menghampiri cewe yang ditampar dan dijambak rambutnya sama cowo barusan.
"lo gapapa? Mau gue bantu berdiri?" Tanya Dita prihatin dan langsung menjulurkan tangannya kearah cewe itu.

"Thanks, gue gapapa kok, gue udah biasa diginiin sama dia" balas cewe itu dengan mata sembab saat sudah berdiri dihadapan Dita.
"Hah, apa lo bilang sering?" Tanya Dita semakin antusias.
"Iya, gue udah sering kok diginiin" balas cewe itu tidak berani menatap Dita.
"Lo ga pernah ngelawan gitu?"
"Ga" balas nya singkat dan lagi lagi dengan kepala menunduk kebawah.
"Kenapa lo ga ngelawan aja cowo bajing*n kaya gitu?"
"Gue ga balas karena bokapnya atasannya bokap gue jadi gue ga berani ngelawan" jelas cewe itu.
"Jadi lo ga berani ngelawan cuma karena status bokap lo. Gue ngerti tapi setidaknya lo jangan mau lagi di giniin" ucap Dita yang mengerti keadaan.
"Thanks karena lo udah perhatian sama gue, selama ini ga ada yang nanyain gue kenapa dan perhatian ke gue, cuma lo yang perhatian sama gue, mungkin ini kali terakhir kita jumpa"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut cewe itu langsung lari entah kemana arahnya. "Dasar cewe aneh" gumam Dita pelan.

Kringggg

Akhirnya bel keluar bunyi juga dan Dita pun langsung menuju kantin. Disaat dalam perjalanan nenuju kantin Dita mendengar suara yang memanggil nama Dita dengan sangat kencang, "DITAAAA" yah siapa lagi kalau bukan Qila sahabatnya itu.
"Jangan teriak teriak ah, sakit kan jadinya kuping gue denger suara cempreng lo" kesel Dita.

"Gue mau lanjut soal yang gue ngomong tadi soalnya tadi kan ga habis gue ngomong nya gara gara bel sialan-,-"

Deg deg..

Hii guys
jangan lupa di follow and comment yaps ;)
Biar gw semngt buat ceritanya!!!
Maaf guys kalo masih bnyak kata yg salah ( typo) atau munkin susah untuk di cerna. soalnya ini cerita pertama gue di wattpad:)

Tunggu bab selanjutnya bakal lebih seru lagi😁

This Is MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang