TGG (3)

16 3 0
                                    

Kringggg....kringgg....kringgg

Bel pulang pun telah berbunyi yang menandakan waktu pulang telah tiba.

Virlan menunggu Rania di depan kelas Rania untuk mengajak Rania pulang.Karena seperti janji Virlan kepada tante Sarah (ibunya Rania) sebelum Virlan menjemput Rania.

Mereka berdua berjalan ke arah parkiran lebih tepatnya ke arah mobil Virlan untuk pulang bersama.

Dalam perjalanan pulang hanya keheningan yang menemani mereka.

Virlan merasa jenggah seharian di cuekin oleh Rania.Akhirnya Virlan angkat bicara untuk memulai percakapan mereka.

"Ran,lu kenapa sih diem aja kayak ayam mau bertelor."tanya Virlan.

Rania hanya mendengus kecil sambil menatap pemandangan di luar mobil.

Virlan berfikir sejenak lalu tiba tiba sebuah ide meluncur di otaknya.Virlan mengendarai mobilnya menuju ke arah danau yang ada di tepi kota.

Danau itu cukup luas dan pemandangannya juga cukup asri.

Virlan tau Rania suka dengan tumbuhan dan ketenangan.Maka dari itu Ia melajukan mobilnya ke tempat parkir tidak jauh dari danau itu.

Setelah sampai Virlan membukakan pintu mobil agar Rania keluar dari mobil itu.

Virlan langsung berjalan ke arah tepi danau dan disusul oleh Rania dibelakangnya.

Sekarang mereka sedang duduk di tepi danau menatap indahnya danau yang airnya cukup jernih.

Rania menatap danau dengan tatapan lembut sambil sesekali memainkan jarinya dan tumbuhan didekatnya muncul dari dalam tanah sehingga memunculkan tanaman baru sambil sesekali melirik ke segala arah untuk mengetahui tidak ada orang di sekitar situ selain mereka berdua.

Karena jika ada orang yang tahu kekuatan Rania,itu bisa berbahaya bagi dirinya karena identitasnya akan terbongkar.

Virlan menatap Rania senang karena Rania terlihat bahagia dengan menumbuhkan tumbuhan yang sangat indah.

Virlan tahu tentang kekuatan Rania karena mereka berdua juga mempunyai kekuatan.

Tapi kekuatan Virlan berbeda dengan kekuatan Rania.Virlan mempunyai kekuatan air yang sangat menyejukkan.

Ditepi danau mereka asik berbincang bincang ringan sambil sesekali mereka tertawa karena guyonan yang di buat oleh Virlan.

Mereka asik dengan percakapan mereka sampai matahari terbenam menandakan waktu menjelang sore.

Virlan menghantar Rania hanya sampai ke depan rumah karena hari sudah menjelang malam dan dirinya sudah cukup lelah.

Virlan mengetuk rumahnya namun tidak ada jawaban.Ia pun langsung masuk ke dalam rumah dan tidak mendapati keberadaan orang tuanya di dalam rumah.

Ia tahu kalau kedua orang tuanya tidak ada di rumah berarti orang tuanya sedang berada di Main Academy untuk menyelesaikan urusan mereka di sana.

"Huh,akhirnya gw bisa membuat Rania senang walaupun hanya sebentar,namun itu sudah cukup buat gw"kata Virlan sambil merebahkan tubuhnya yang seharian tidak beristirahat dan mencoba untuk menutup mata agar dirinya bisa hanyut dalam mimpi yang indah malam ini.

Tapi ada saja pertanyaan yang membuatnya tidak bisa tidur.

"Kenapa udah jam segini Ayah sama Ibu belum pulang?Apakah sepenting itu urusan mereka sampai selarut ini di Academy?Hmm,kalo itu penting apa itu masalahnya?Kenapa mereka tidak mengabariku terlebih dahulu?"

Pertanyaan demi pertanyaan menggelayut di otaknya.Karena tidak seperti biasanya orang tuanya tidak mengabari dia sebelum pergi ke Academy.

Virlan tidak mau ambil pusing dengan pertanyaan pertanyaan itu karena dirinya sudah terlalu lelah untuk memikirkan hal itu.

Mungkin saja orang tuanya mempuyai urusan yang sangat penting dan medesak,pikir Virlan.

*************************************************************************************

Hai...maaf baru update lagi heheh...

Cerita ini juga masih berantakan dan belum di revisi ulang,maklum masih pemula wkwk.....

Komen dan beri bintang bila yang suka sama cerita ini dan mungkin punya saran atau kritik untuk cerita ini

Karena author membutuhkan saran dan kritik agar cerita ini bisa membuat para readers senang dan bahagia





THE GURIN GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang