Virlan POV
"Kenapa udah jam segini Ayah sama Ibu belum pulang?Apakah sepenting itu urusan mereka sampai selarut ini di Academy?"
"Hmm,kalo itu penting,apa itu masalahnya?Kenapa mereka tidak mengabariku terlebih dahulu?"
Pertanyaan demi pertanyaan menggelayut di otaknya.Karena tidak seperti biasanya orang tuanya tidak mengabari dia sebelum pergi ke Academy.
Virlan tidak mau ambil pusing dengan pertanyaan pertanyaan itu, dirinya sudah terlalu lelah untuk memikirkan hal itu.
Mungkin saja, orang tuanya mempuyai urusan yang sangat penting dan medesak,pikir Virlan.
Tak terasa kantuk pun datang.
02.00 AM
(It's you - Ali Gatie)
Virlan meraba nakas disampingnya untuk menemukan HP nya,Ia merasa terganggu dengan bunyi tersebut.
Dengan keadaan kantuk dan malas,Ia mengangkat telepon dari seseorang.
"Halo"
"...."
"Iya mah, tapi kenapa mendadak?"
"...."
"Iya iya, Virlan akan segera kesana."
"...."
"Love you too, Mah"
Tut Tut Tut
Sambungan telepon terputus.
Virlan segera bangkit dari kasurnya, walaupun jujur, Ia sangat ngantuk dan lelah,karena belakangan ini banyak tugas dari sekolah.
10 menit kemudian
Virlan sudah keluar dari kamar mandi. Ia terlihat segar dan rapih karena sudah berganti pakaian.
Pakaian yang Ia kenakan bukan pakaian macam selera anak muda zaman now. Pakaian ini bernama trong. (Tron -> Strong = kuat).
Trong lebih mirip baju bertarung berwarna hitam tapi lebih simpel, perlu digaris bawahi kalau trong bukan seperti baju zirah yang ada di sinetron tv zaman sekarang.
Di leher,bagian depan dan bagian lengan ada aksen kerajaan berwarna silver. Dilengkapi dengan jubah yang menujantai sampai mata kaki dengan warna senada.
Virlan melirik sebentar ke arah cermin, Ia tersenyum puas dengan dirinya yang sedang memakai trong, terakhir kali ia memakai trong dan pergi ke Academy ialah setahun yang lalu saat menerima tugas penting.
Virlan mengambil hp nya yang tergeletak tak berdaya di nakas. Ia mengirim pesan ke Rania,bahwa hari ini dia tidak bisa menjemput dan menghantar Rania ke sekolah.
Setelah menaruh hp nya di saku celana. Virlan bergegas ke arah dinding. Ia menutup mata dan dengan cepat, muncul lah sebuah portal hitam,mirip dengan blackhole tapi versi kecilnya.
Virlan segera melompat ke dalam portal tersebut. Tubuh sedikit terguncang efek dari blackhole.
String
Ada sebuah cahaya terang seukuran tubuh manusia. Virlan berjalan ke arah cahaya itu. Tubuhnya seperti tersedot ke dalam cahaya. Tak lama Ia muncul di sebuah tempat.
Tempat setahun lalu yang Ia pernah kunjungi.
***
"Virlan!!!"
Virlan menoleh mencari sumber suara. Di sana, berjarak 10 meter dari tempatnya berdiri, terdapat sosok wanita paruh baya berusia 40 tahun.
Wanita paruh baya itu adalah mamanya. Tirna, itulah namanya.
Virlan melangkah menuju mamanya dengan tergesa.
"Ada apa mah? Kenapa nyuruh Virlan kesini? Apa ada masalah rumit lagi?" Virlan bertanya dengan mengebu gebu dalam satu tarikan nafas.
"Nafas dulu dong Virlan, baru juga nyampe, jangan kek orang kesetanan gitu, sampe lupa nyapa mamamu ini loh." Ledek Tirna setelah melihat anak satu satunya datang ke sini dengan tergesa gesa.
"Oh iya,maaf mah." Virlan hanya cengengesan saat diledek oleh mamanya
"Oh iya,kenapa kamu pake trong? Kita gak mau berperang loh."
"Loh,lagian sih mama nyuruh Virlan buru buru,kan dikirain mau bertarung." Jawab Virlan canggung sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Dasar kamu ini." Tirna mencubit hidung Virlan,gemas dengan tingkah anaknya dan yang di cubit hanya membalas dengan cengengesan.
Tirna melangkah menuju sebuah ruangan, ruangan ini sangat luas, luasanya jika dibandingkan disini bisa sebesar sebuah aula sekolahan.
Tirna duduk di sebuah sofa di dekat jendela. Disusul oleh Virlan di samping nya.
"Mama kenapa nyuruh Virlan ke sini?"
Tirna tidak langsung menjawab. Ia mengambil sesuatu dari kantong pakaiannya.
Sebuah kotak, Tirna lantas memberikan kotak tersebut kepada Virlan.
Virlan menerima kotak tersebut,lalu membukanya. Terdapat sebuah kalung yang sangat indah dengan liontin berbentuk bunga berwarna hijau.
"Kalung itu mama terima dari Ratu, Dia menyuruh kamu untuk memberikan kalung tersebut kepada Rania."
"Kalung itu bukan kalung biasa, didalamnya terdapat kekuatan tersembunyi,hanya yang berhak yang bisa memakai kalung itu."
Virlan menatap mamanya. Dia mengerti kenapa dia disuruh datang ke Academy setelah setahun lamanya.
"Mama harap,kamu bisa menjaga kalung itu seperti kamu menjaga Rania. Beri kalung itu kepada Rania setelah kamu pergi dari sini. Kalung itu akan sangat berguna untuknya."
"Baik ma."
"Baiklah, segera kembali ke bumi agar kamu tidak telat ke sekolah. Maaf, mama dan ayahmu harus di sini untuk beberapa waktu kedepan. Masih ada tugas yang harus di selesaikan dengan Ratu."
Tirna menatap mata anaknya dengan tatapan bersalah.
"Iya mah, Virlan mengerti. Tugas dari Ratu lebih penting dari Virlan karena menyangkut kepentingan orang banyak."
"Terima kasih nak." Tirna memeluk anaknya. Virlan pun membalas pelukan dari mamanya itu.
Setelah itu, Virlan pamit. Ia memejamkan matanya kembali. Portal tersebut terbuka. Virlan melambaikan tangan ke mamanya sebelum dirinya masuk ke portal.
Tak butuh waktu lama,dirinya sudah kembali ke kamarnya.
Virlan melirik nakas, sudah jam setengah 6 pagi. Ia bergegas ke kamar mandi, berganti pakaian dan segera berangkat sekolah.
Tak butuh waktu banyak, 20 menit kemudian Virlan sudah rapih dengan seragam sekolahnya.
Sebelum berangkat,Ia kembali menatap kotak yang di beri oleh mamanya tadi.
Ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri akan menjaga Rania dari hal hal buruk di sekitarnya.
Virlan tersenyum sebentar sebelum menaiki motornya dan bergegas ke sekolah.
Gw akan menjaga Lo Rania, batin Virlan.
*******
I'm comeback
WKWKWK
Dah lah kebanyakan kecot.
*
*
*
*
*
*
*
See you next part
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GURIN GIRL
FantasyDunia adalah tempat dimana seluruh keseimbangan seharusnya terjaga.Ketika dunia seimbang maka itu akan berimbas kepada seluruh mahluk di dalamnya.Dan keseimbangan itu diperoleh dari setiap mahluk di dalamnya. Tumbuhan,tanah,api,dan air harus saling...